Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur Flores Timur
Kisah Hidup Kopong dan Barek

Pada zaman dahulu kala, hiduplah sebuah keluarga kecil, yang terdiri dari pasangan suami istri dan dikaruniai dua orang anak. Karunia anak pertama di beri nama Kopong,dan yang bungsu diberi nama Barek. Kehidupan dari keluarga ini sangatlah berkekurangan. Ayah dari Kopong dan Barek bernama Demon yang bekerja sebagai pemungut kayu bakar dan hasil pungutan dijual untuk menghasilkan uang,sedangkan ibu mereka bernama Benga, yang bekerja sebagai pengurus rumah tangga.

Disuatu ketika tepatnya malam hari,duduklah suami istri beserta dua orang anaknya untuk makan malam bersama. Disela makan malam,terlintas dipikiran Demo yang ingin mengatakan sesuatu kepada sang istri. Dan seusai makan malam, Demon memerintah Kopong dan Barek untuk segera tidur, karena ada sesuatu yang ingin dibicarakan kepada sang istri, yang mana tidak boleh diketahui oleh Kopong dan Barek. Sesuai perintah, akhirnya keduanya pun beranjak bangun dari tempat duduk dan tidur. Disela perbincangan sang suami dan istrinya, sang suami menceritakan bahwa ia tak sanggup lagi untuk menghidupi keluarga, terutama Kopong dan Barek yang dianggap bisanya cuma menambah beban keluarga. Mendengar keluhan sang suami,ternyata sang istri juga memendam perasaan yang sama,yakni sama-sama tertekan dengan keberadaan Kopong dan Barek dalam keluarga. Diakhir perbincangan, keduanya mengambil suatu keputusan, yakni membuang Kopong dan Barek sejauh mungkin dari keluarga. Ditengah perbincangan tadi,ternyata dengan tanpa sengaja didengar oleh si Kopong yang masih belum mengantuk karena banyaknya nyamuk yang mengganggu suasana tidurnya.

Keesokan harinya disaat fajar menyingsing, Demon memerintahkan kedua anaknya untuk bersiap-siap mengikuti sang ayah dan ibu menuju hutan, dengan alasan mencari kayu. Mendengar perintah itu si Kopong mulai membaca pikiran ayahnya tentang perlakuan terhadap mereka sesampai di hutan nanti. Dengan bayangan yang ada, Kopong mengumpulkan kerikil sebanyak mungkin sebagai persiapan menuju hutan. Dalam perjalanan, diambilnya satu-persatu kerikil yang ada dan diletakan sepanjang perjalanan menuju hutan, dengan maksud agar ia bersama adiknya Barek dapat mengetahui jalan pulang melalui bantuan kerikil yang tersimpan sepanjang jalan.

"Tibalah mereka di tengah hutan". Sang ayah membagi arah pencarian kayu. Diperintahkannya Kopong dan Barek ke arah lain untuk mencari kayu. Dan yang terjadi setelah itu adalah, sang suami bersama istri berbelok untuk pulang ke rumah tanpa pengetahuaan kedua anaknya. Selang beberapa jam kemudian, Kopong menyuruh adiknya untuk pulang ke rumah dengan mengikuti arah kelikir yang sudah diletakan sepanjang perjalanan tadi. Dan akhirnya,sampailah juga mereka dirumah dengan selamat. Sesampai didepan pintu, kedua orang tua mereka terkejut akan kehadiran anak mereka, yang sebenarnya sudah dipastikan tersesat. Namun kehadiran mereka diterima dengan tangisan sandiwara.

Menjelang malam tersusun kembali rencana yang sama dari kedua orangtua Kopong dan Benga. Dan yang sama pula pembicaraannya didengar oleh si sulung. Keesokan harinya, si Kopong menyiapkan sepotong roti dengan maksud yang sama,seperti halnya dilakukan dengan kerikil. Sang ayah kembali mengajak mereka ke hutan yang lebih jauh dari yang kemarin. Dalam perjalanan, si Kopong melakukan hal yang sama dengan roti yang ada,sebagai penunjuk jalan sepulang nanti. Sesampai di hutan, pembagian arah yang sama pula dilakukan oleh sang ayah, dan sang suami beserta istri pulang meninggalkan kedua anaknya. Melihat sandiwara yang ada, si Kopong dan Barek kembali pulang mengikuti arah roti yang sudah diletakan sepanjang perjalanan tadi. Namun yang terjadi adalah,roti yang ada habis dimakan semut,sehingga tidak ada petunjuk yang jelas yang harus diikuti menuju jalan pulang. Ditengah kebingungan yang ada,terlihat sebuah pohon yang amat tinggi,dan si Kopong berusaha untuk naik keatas pohon itu, agar ia bisa memantau jalan pulang. Terlihatlah sebuah rumah yang sangat terang dan besar. Kopong mengajak adiknya untuk berjalan menuju arah rumah tersebut.

"Sampailah juga mereka di rumah itu". Namun tak disangka,rumah itu dihuni oleh raksasa yang sangat besar yang biasanya memangsa manusia. Dan pada akhirnya kedua anak itu ditangkap dan dikurung dalam rumah itu. Melihat postur tubuh yang amat kecil, akhirnya raksasa memutuskan untuk memelihara terlebih dahulu kedua anak itu, kelak besar nanti dan disitulah saatnya raksasa menyantap mereka. Suatu ketika, raksasa keluar dari rumah untuk mencari makanan. Kesempatan itu diambil oleh Kopong dan Barek untuk kabur dari rumah. Raksasa terasa mencium bau kedua anak yang telah kabur. Raksasa berusaha mengejar kedua anak itu, namun usahanya hanyalah sia-sia belaka karena disela ketakutan kedua anak itu ,terlihat dari langit seekor elang sembari menggenggam seekor anak ayam terbang menghampiri kedua anak itu dan menyuruh Kopong dan Barek naik keatas punggungnya. Elang itu mengepakkan sayapnya dan terus terbang hingga mengantar Kopong dan Barek ke isebuah kerajaan.

Setelah mengantarkan kedua anak itu, dengan bahasa isyarat, elang memberikan anak ayam tadi kepada Kopong untuk dipelihara dan setelah itu elang itu kembali terbang tak tahu kemana. Dalam kerajaan itu,dipimpin oleh seorang raja yang bijak dan baik hati. Raja itu menyuruh Kopong dan Benga untuk tinggal di kerajaan. Kedua anak itu pun mengikuti ajakan raja. Waktu terus berganti seiring pertambahan umur kedua anak itu dan kini mereka telah dewasa, serta ayam yang dipelihara juga kini menjandi seekor ayam jantan yang sangat tangguh.

Suatu ketika karena umur raja yang sudah terlalu jauh masuk ke masa tua, ia akhirnya melakukan suatu sayembara yaitu sabung ayam. Yang menang dalam sayembara itu, berhak menjadi raja baru dalam kerajaan itu. Mendengar itu, Kopong meminta izin kepada raja untuk turut mengikuti sayembara tersebut. Izin pun dilimpahkan raja kepada Kopong. Keesokan harinya sayembara pun dibuat. Dan entah ada angin apa, sayembara itu akhirnya dimenangkan oleh Kopong.Raja sangat bangga dengan kemenangan yang dicapai Kopong.Disaat itu juga pelimpahan kekuasaan diberikan kepada Kopong untuk menjadi pemimpin di kerajaan itu. Setahun kepemimpinan telah dijalani, terlintas dipikirannya tentang orangtua. Kopong dan Barek berniat untuk menjumpai orang tua mereka. Akhirnya Kopong memerintah pengawalnya untuk mengantar mereka di tempat orangtua mereka tinggal. Sesampainya disana, kebingungan orangtua mereka mulai nampak. Demon dan Benga tidak mengenal dengan jelas wajah dari Kopong dan Barek. Akhirnya Kopong menjelaskan semua tentang apa yang terjadi selama ini. Suasana haru kembali nampak. Air mata pun turut hadir dalam suasana itu. Penyesalan demi penyesalan terus diungkapkan dari sang ayah atas tindakannya menelantarkan mereka. Seusai tangisan itu,Kopong dan Barek mengajak orangtua mereka untuk pindah dan tinggal di istana. Akhirnya suasana kemiskinan kini sudah hilang. Keluarga kecil itu kini hidup dengan suasana kasih dan dilimpahi kebahagiaan yang luar biasa.

SUMBER : https://nusantaralogin.blogspot.com/2013/07/kumpulan-cerita-daerah-nusa-tenggara.html?m= 

OSKM2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya