×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Alat Musik

Provinsi

Jawa Timur

Kisah Banyusangka; Petaka Keramat di Madura Barat

Tanggal 10 Jul 2018 oleh Deni Andrian.

Sebuah papan tulisan huruf latin terpampang di sebuah kawasan pesisir, di Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan. Tulisan itu berbunyi “Selamat Datang Di Makam Zimat Banyu Sangka”. Menurut warga sekitar, di makam itu bersemayam jasad seorang ulama sekaligus waliyullah besar Madura Barat di masanya. Sayyid Husain atau Syarif Husain namanya. Dari nama depan sang Wali, jelas kalau beliau bukan merupakan orang asli Madura. Gelar itu umum dimiliki kalangan saadah. Yaitu kata jamak bagi para keturunan Rasulullah SAW melalui Sayyidah Fathimah az-Zahra.

MataMaduraNews.comBANGKALAN-Ya, Sayyid Husain memang pendatang. Beliau dikisahkan berlabuh ke Madura demi kepentingan da’wah. Yaitu sebagaimana kebiasaan para ‘Aalawi (keturunan Sayyidina Husain bin Fathimah), yang melanglang buana, hijrah dan berda’wah.

Informasi kedatangan sang Sayyid ke Madura masih simpang-siur mengenai masanya. Begitu juga mengenai asal-usul beliau. Di pasarean tertulis beliau bernama lengkap Sayyid Husain as-Segaf. As-Segaf merupakan sebuah marga pecahan bani Alawi, dari jalur Sayyid Muhammad al-Faqih al-Muqaddam di Hadhramawt, Yaman. Namun, warga sekitar dan para pengunjung hanya tahu beliau itu Sayyid Husain alias Buju’ Sangka.

”Ya, warga sekitar hanya tahu beliau sebagai Buju’ Banyusangka atau Buju’ Sangka,” kata KH Muhammad Ali, salah satu peziarah yang kebetulan berjumpa dengan Mata Madura, beberapa waktu lalu.

Keterangan di papan kompleks makam Sayyid Husain. (Foto/Istimewa)

Salah satu sumber yang agak detail menyingkap sosok Sayyid Husain ialah catatan berupa buku Manaqib Buju’ Batuampar, di kawasan Kecamatan Proppo, Pamekasan. Di buku yang bersumber dari KH Ja’far Shodiq, yang merupakan dzurriyah Sayyid Husain via Buju’ Batuampar itu disebut jika Sayyid Husain adalah putra Sunan Bonang (Sayyid Ibrahim) bin Sunan Ampel (Sayyid Ahmad Rahmatullah).

Dalam banyak literatur yang sifatnya masyhur, Sunan Ampel memang berasal dari kalangan saadah. Namun beliau bukan bermarga as-Segaf. Leluhur Sunan Ampel ialah Sayyid Alwi Ammil Faqih, yang menurunkan Sayyid Abdul Malik di India. Dari sana keturunan Abdul Malik menyebar hingga Indonesia, melalui Wali Sanga.

”Meski begitu, info mengenai Sayyid Husain itu putra Sunan Bonang masih perlu dikaji lagi, dengan banyak alasan,” kata salah satu pakar silsilah Wali Sanga di Madura, Bindara Yahya.

Alasan Yahya, ada keterangan bahwa Sunan Bonang tidak memiliki keturunan. Di keterangan lain, Sunan Bonang membujang atau tidak beristeri. ”Meski kemudian juga ada keterangan bahwa Sunan Bonang di usianya yang sudah agak lanjut, beristeri,” kata Yahya, beberapa waktu lalu.

Di samping itu, memang ada catatan di Jawa, bahwa Sunan Bonang memiliki seorang putri saja, yaitu Dewi Ruhil. ”Dewi Ruhil ini ibunya Sunan Kudus, menurut catatan di Jawa,” kata pakar silsilah Wali Sanga lainnya, Bindara H. Ilzam, di Pamekasan.

Sumber: http://matamaduranews.com/kisah-banyusangka-petaka-keramat-di-madura-barat/

Alasan lain yang dikemukakan Bindara Ilzam dan Yahya, ialah mengenai masa. Memang tidak ada keterangan pasti baik lisan maupun tulisan mengenai tahun masa hidup Sayyid Husain di Madura Barat. Namun, jika diukur dari masa hidup keturunannya di Pamekasan, yaitu Kiai Abu Syamsuddin (Buju’ Latthong) bin Kiai Batsaniyah (Buju’ Tompeng) bin Kiai Abdul Mannan (Buju’ Kosambi) bin Sayyid Husain (Banyusangka), kurang bisa diterima. Pasalnya, Buju’ Latthong diperkirakan hidup di masa pemerintahan Panembahan Mangkuadiningrat di Pamekasan.

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Joko Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...