Makanan Minuman
Makanan Minuman
Makanan Tradisional Papua Barat Papua Barat
Kima
- 10 Mei 2017

Kima adalah sejenis kerang besar yang banyak ditemukan di wilayah perairan Asia Tenggara. Untuk wilayah Papua, Kima banyak sekali tersebar di lautan Raja Ampat. Besarnya Kima dapat mencapai ukuran 1,5 meter dengan berat 250 kilogram, bahkan konon pernah ditemukan Kima dengan ukuran hampir mencapai 2,5 meter. Kima sendiri berperan luar biasa di struktur ekosistem laut, kerang raksasa ini mampu menyaring air laut hingga puluhan ton liter. Hewan ini mempunyai sistem filter yang luar biasa hebat dan menjadi penolong bagi makhluk hidup lain yang bergantung dalam ekosistem laut.

Kebaikan dan manfaat keberadaan Kima tidak hanya untuk warga ekosistem laut. Kima yang kaya akan kandungan protein ini pun sudah sejak jaman purba menjadi sumber makanan sehat bagi manusia di muka bumi. Bahkan, daging Kima dipercaya mampu menambah kejantanan kaum pria yang menyantapnya. Karena hal inilah, maka tidak heran bila Kima menjadi bahan makanan yang sangat mahal dan seringkali dijadikan menu khusus di restoran-restoran mewah.

Untuk memasak Kima, sebenarnya dapat dilakukan dengan cara tradisional yang sederhana. Setelah Kima dipisahkan dari cangkangnya yang keras, daging Kima dapat langsung dimasukkan ke dalam panci dan direbus selama kurang lebih 30 menit. Proses ini perlu dilakukan untuk membuat racun-racun yang terdapat di Kima mati sehingga Kima aman untuk dimakan. Setelah matang, maka daging Kima siap untuk dimasak dengan berbagai cara layaknya makanan laut lainnya.

Salah satu jenis makanan yang mudah untuk dimasak misalnya adalah menu Kima tumis. Kima yang sudah direbus dapat ditiriskan kemudian dipotong kecil-kecil. Sembari memotong, bumbu masak seperti daun sereh, merica, garam dan beberapa rempah lain dapat disiapkan. Setelah semua siap, maka bumbu dapat dihaluskan dan ditumis lebih dulu di penggorengan. Setelah wangi masakan mulai terhirup, maka daging kima yang sudah dipotong kecil dapat dimasukkan ke dalam penggorengan. Tumis sekitar 5 menit dan menu Kima tumis pun siap disajikan.

Rasa daging kima sebenarnya tidak jauh berbeda dengan daging siput atau yang biasa kita kenal sebagai tutut. Tekstur padat dan kenyal begitu terasa dan menambah selera untuk mengunyahnya. Apalagi setelah bercampur dengan bumbu masak yang diracik, rasa gurih daging Kima akan semakin meyakinkan kita bahwa makanan ini benar-benar nikmat. Kima tumis ini sangat cocok dinikmati saat beristirahat siang di pinggir pantai.

Sebenarnya, Kima adalah hewan yang sangat dilindungi karena jumlahnya di lautan yang semakin jarang. Namun, masyarakat Papua khususnya Raja Ampat, secara tradisional memang sudah menjadikan Kima sebagai salah satu menu khas mereka. Secara tradisional, masyarakat lokal masih meburu Kima dan memakannya. Namun mereka melakukannya dengan bijak dan tidak berlebihan. Yang tidak boleh dilakukan adalah mengeksploitasi Kima secara berlebihan sebagai komoditas yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu.

Kima adalah adalah bagian dari alam yang patut dihargai dengan sangat bijak. Bila kita menyadari manfaat Kima yang begitu besar, harusnya kita juga ikut ambil bagian dalam upaya konservasi hewan ini dengan tidak memburunya secara masal. Selain itu, bila kita sudah mengambil Kima untuk dijadikan bahan makanan, maka kita juga harus ikut andil mengembangbiakkan Kima agar jumlahnya tetap aman di ekosistem laut. 

 

 

Sumber: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/kebaikan-kima-sang-kerang-raksasa

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU