Kima adalah sejenis kerang besar yang banyak ditemukan di wilayah perairan Asia Tenggara. Untuk wilayah Papua, Kima banyak sekali tersebar di lautan Raja Ampat. Besarnya Kima dapat mencapai ukuran 1,5 meter dengan berat 250 kilogram, bahkan konon pernah ditemukan Kima dengan ukuran hampir mencapai 2,5 meter. Kima sendiri berperan luar biasa di struktur ekosistem laut, kerang raksasa ini mampu menyaring air laut hingga puluhan ton liter. Hewan ini mempunyai sistem filter yang luar biasa hebat dan menjadi penolong bagi makhluk hidup lain yang bergantung dalam ekosistem laut.
Kebaikan dan manfaat keberadaan Kima tidak hanya untuk warga ekosistem laut. Kima yang kaya akan kandungan protein ini pun sudah sejak jaman purba menjadi sumber makanan sehat bagi manusia di muka bumi. Bahkan, daging Kima dipercaya mampu menambah kejantanan kaum pria yang menyantapnya. Karena hal inilah, maka tidak heran bila Kima menjadi bahan makanan yang sangat mahal dan seringkali dijadikan menu khusus di restoran-restoran mewah.
Untuk memasak Kima, sebenarnya dapat dilakukan dengan cara tradisional yang sederhana. Setelah Kima dipisahkan dari cangkangnya yang keras, daging Kima dapat langsung dimasukkan ke dalam panci dan direbus selama kurang lebih 30 menit. Proses ini perlu dilakukan untuk membuat racun-racun yang terdapat di Kima mati sehingga Kima aman untuk dimakan. Setelah matang, maka daging Kima siap untuk dimasak dengan berbagai cara layaknya makanan laut lainnya.
Salah satu jenis makanan yang mudah untuk dimasak misalnya adalah menu Kima tumis. Kima yang sudah direbus dapat ditiriskan kemudian dipotong kecil-kecil. Sembari memotong, bumbu masak seperti daun sereh, merica, garam dan beberapa rempah lain dapat disiapkan. Setelah semua siap, maka bumbu dapat dihaluskan dan ditumis lebih dulu di penggorengan. Setelah wangi masakan mulai terhirup, maka daging kima yang sudah dipotong kecil dapat dimasukkan ke dalam penggorengan. Tumis sekitar 5 menit dan menu Kima tumis pun siap disajikan.
Rasa daging kima sebenarnya tidak jauh berbeda dengan daging siput atau yang biasa kita kenal sebagai tutut. Tekstur padat dan kenyal begitu terasa dan menambah selera untuk mengunyahnya. Apalagi setelah bercampur dengan bumbu masak yang diracik, rasa gurih daging Kima akan semakin meyakinkan kita bahwa makanan ini benar-benar nikmat. Kima tumis ini sangat cocok dinikmati saat beristirahat siang di pinggir pantai.
Sebenarnya, Kima adalah hewan yang sangat dilindungi karena jumlahnya di lautan yang semakin jarang. Namun, masyarakat Papua khususnya Raja Ampat, secara tradisional memang sudah menjadikan Kima sebagai salah satu menu khas mereka. Secara tradisional, masyarakat lokal masih meburu Kima dan memakannya. Namun mereka melakukannya dengan bijak dan tidak berlebihan. Yang tidak boleh dilakukan adalah mengeksploitasi Kima secara berlebihan sebagai komoditas yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Kima adalah adalah bagian dari alam yang patut dihargai dengan sangat bijak. Bila kita menyadari manfaat Kima yang begitu besar, harusnya kita juga ikut ambil bagian dalam upaya konservasi hewan ini dengan tidak memburunya secara masal. Selain itu, bila kita sudah mengambil Kima untuk dijadikan bahan makanan, maka kita juga harus ikut andil mengembangbiakkan Kima agar jumlahnya tetap aman di ekosistem laut.
Sumber: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/kebaikan-kima-sang-kerang-raksasa
2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.