Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Legenda Jawa Barat Tasikmalaya
Ki Rangga Gading
- 13 November 2018

Dahulu kala, ketika Tasik masih merupakan “dayeuh” (kota) Su­ka­pura, ada seorang bernama Ki Rangga Gading. Ia sangat sakti. Tapi ke­saktia­nnya disalahgunakan untuk me­ram­pok dan mencuri. Ki Rangga Gading tidak pernah tertangkap, karena ia bisa meng­ubah badannya menjadi binatang, pohon, batu, atau air.
Suatu ketika, Ki Rangga Gading men­curi kerbau lima ekor. Pencurian itu senga­­­ja di­la­­kukan di siang hari untuk pamer ke­­­saktian. Warga sekampung pun beramai-ramai memburunya. Karena ketinggian ilmu Ki Rangga Gading, ia mengubah kaki-kaki kerbau menjadi terbalik, sehing­ga je­­jak telapak kaki kerbau berlawanan a­rah. War­ga yang mengikuti jejak itu tertipu. Me­re­ka semakin menjauh dari kerbau-kerbau itu.
Warga memutuskan mengejar ke pa­sar. Sebab Ki Rangga Gading pasti akan menjual kerbau itu ke pasar. Tetapi dasar Ki Rangga Gading, ia mengubah tanduk ker­­­bau yang tadinya melengkung ke atas menjadi ke bawah. Kulit kerbaunya yang tadi­nya hitam diubah menjadi putih. Maka, se­lamat­lah ia dari kejaran massa dan polisi negara yang akan menangkapnya.
Tersiar kabar, di Karangmunggal ter­­dapat tanah keramat. Tanah itu me­ngan­­dung emas. Lahan itu dijaga oleh polisi ne­gara dan para tua-tua kampung agar tidak diganggu. Mendengar kabar itu, Ki Rangga Gading jadi tergiur ingin memilikinya. Ia segera naik ke atas pohon kelapa. Setelah sampai di atas, dibacoknya pelepah kela­pa yang diinjaknya. Dengan ilmunya, pe­le­pah itu terbang melayang menuju Ka­rangmunggal.
Sampai di Karangmunggal, Ki Rangga Gading mengubah dirinya menjadi seekor kucing agar tidak diketahui oleh polisi ne­gara dan tua-tua kampung. Tentu saja para penjaga tertipu. Kucing jelmaan Ki Rangga Gading itu tenang-tenang saja me­ngeruki tanah yang mengandung emas itu. Kemudian dimasukkan ke dalam karung yang dibawanya. Setelah karungnya ter­isi penuh, Ki Rangga Gading segera ter­bang menggunakan pelepah yang tadi ditungganginya menuju ke kampung tem­pat persembunyiannya.
Sebelum tiba di kampungnya, ia tu­run ingin berjalan kaki. Di tempat yang sepi, ia istirahat sambil membuka hasil curi­an­nya. Lalu ia mengambil segenggam dan ditaburkan supaya tempat itu menjadi keramat. Sampai saat ini tempat itu dikenal dengan nama Salawu, berasal dari kata sarawu (segenggam).
Kemudian Ki Rangga Gading melanjut­kan perjalanan. Saat merasa lelah, ia ber­istirahat. Karung yang berisi tanah emas digantungkan pada dahan pohon. Sampai sekarang tempat itu terkenal dengan nama Kampung Karanggantungan terletak di Kecamatan Salawu. Nama itu berasal dari kata tanah Karangmunggal digantungkan.
Ki Rangga Gading melanjutkan per­jalanan lagi. Setelah lama berjalan, ia mu­lai banyak berkeringat. Ia berhenti untuk mandi dulu di suatu mata air. Karung yang dibawa­nya digantungkan lagi. Tapi karung itu berayun-ayun terus (guntal-gantel) tak mau diam. Sampai sekarang kampung itu dikenal dengan nama Kampung Guntal Gantel.
Ketika Ki Rangga Gading sedang asyik mandi, tiba-tiba di hadapannya telah ber­diri seorang tua. Wajahnya bercahaya dan menggunakan sorban serta jubah pu­tih, ia seorang ulama yang tinggi ilmunya. Sambil tersenyum orang tua itu berkata, “Sedang apa Rangga Gading, tiduran di atas tanah sambil telanjang, seperti anak ke­cil saja?” Ki Rangga Gading terkejut, Ia sa­ngat malu dan mendadak badannya merasa lemas tak berdaya. Ia memelas, “Duh Eyang ampun, tolonglah saya Eyang, saya lemas, tidak tahan Eyang, saya tobat, saya ingin jadi murid Eyang.” Sejak saat itu Ki Rangga Gading menjadi santri di Pesantren Guntal Gantel.
Pada suatu ketika, Pesantren Guntal-Gantel tertimbun tanah longsor akibat gempa bumi. Waktu itu, ulama dan santri-san­trinya sedang tilem (tidur). Konon, me­­­re­ka men­jadi kodok. Sebab itu tempat ter­­se­­but sa­ngat angker, dan dinamakan “Bang­­kong­rarang” berasal dari kata ta­nah yang di­­bawa dari karang dan loba bangkong (banyak katak).
Sampai saat ini “Bangkongrarang” dan “Guntal Gantel” masih ada, tetapi hanya berupa tumpukan pasir di tengah sawah yang luas. Barang siapa berani masuk dan menginjak lahan itu akan merasakan akibatnya. Bila ada burung terbang melin­tasi lahan itu, ia akan jatuh dan mati se­ke­tika. Bila bulan puasa tiba, di tengah mal­am saatnya sahur, sering terdengar sayup-sayup dari tempat itu bunyi beduk. Jangan heran sebab itu adalah suara beduk santri-santri dari Pesantren Guntal-Gantel yang tilem dan dipimpin oleh Ki Rangga Gading.

Sumber:

http://kuceral.blogspot.com/2013/04/cerita-rakyat-jawa-barat-ki-rangga.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya