Ketupat atau di beberapa tempat disebut dengan "kupat" adalah penganan berbahan dasar beras atau beras ketan khas Indonesia. Sesuai dengan bahan dasarnya, ketupat menjadi makanan pokok pengganti nasi atau sagu yang kemudian disantap dengan sayur atau lauk pauk lainnya. Di Indonesia, tradisi menyantap ketupat dilakukan sebagai simbol untuk merayakan ritual keagamaan tertentu atau menjadi menu kuliner tersendiri. Namun, tradisi menyantap ketupat secara masal bisa ditemui pada saat perayaan Hari Lebaran, yang bagi sebagian orang, belum lengkap rasanya merayakan lebaran tanpa menyantap ketupat.
Pada hari yang dalam sistem penanggalan Qomariyah jatuh pada tanggal 1 Syawal ini umat muslim se-Indonesia, bersama-sama dengan umat muslim sedunia, merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Hari Lebaran. Tradisi ini memiliki akar religius sekaligus budaya. Lebaran dimaknai sebagai simbol kemenangan manusia dalam mengontrol hawa nafsu yang direpresentasikan melalui ibadah puasa selama 1 bulan penuh di bulan Ramadhan, bulan sebelum Syawal dalam sistem penanggalan Qomariyah.
Ketupat lekat dengan aktivitas silaturahmi atau kegiatan kunjung mengunjungi dan bermaaf-maafan selama perayaan lebaran. Menariknya, pengunjung lebaran tidak terbatas pada mereka yang merayakannya atau kaum muslim namun juga para tetangga, keluarga, dan sanak saudara yang nonmuslim. Itulah sebabnya setiap keluarga yang merayakan lebaran di Indonesia biasanya menyiapkan ketupat dalam jumlah yang melebihi porsi anggota keluarga inti, tujuannya agar mereka dapat menjamu tamu yang berkunjung atau didedikasikan kepada siapapun yang mereka inginkan. Selain itu, ekspresi budaya lain terkait ketupat adalah perayaan Lebaran Ketupat. Lebaran Ketupat diselenggarakan kurang lebih 1 bulan setelah hari lebaran. Tradisi ini berkembang di daerah-daerah di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur. Dari sini kita melihat bahwa ketupat memiliki peran yang melebihi kapasitas awalnya sebagai penganan namun juga memiliki fungsi sosial dan budaya.
Setidaknya terdapat dua elemen yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah ketupat : ''Pertama'' adalah bahan pembungkus berupa janur kelapa dan ''kedua'' adalah bahan pengisi yaitu beras atau beras ketan. Dibutuhkan keterampilan tersendiri untuk memilih dan menjalin janur kelapa menjadi bahan pembungkus ketupat. Janur yang dipilih adalah janur berwarna krem atau hijau dengan ukuran panjang antara 1,5 - 1,75 meter untuk janur krem dan 0,5 - 0,75 centimeter untuk janur hijau. Perbedaan panjang ini menyebabkan bungkus ketupat krem digunakan untuk menghasilkan ketupat dalam ukuran yang lebih besar daripada yang hijau, disamping perbedaan warna ketupat yang dihasilkan.
Menjalin janur adalah pekerjaan yang gampang-gampang susah. Untuk seorang profesional hanya dibutuhkan waktu kurang dari 30 detik untuk menghasilkan sebuah bungkus dengan kerapatan janur sedemikian sehingga kokoh menampung bahan isian, sementara seorang pemula bisa menghabiskan waktu lebih dari 3 menit. Bungkus yang sudah siap kemudian diisi dengan beras atau beras ketan. Sebuah ketupat berbahan dasar beras diisi dengan beras sampai 2/3 volume totalnya sementara ketupat ketan diisi dengan beras ketan hanya 1/2 dari volume totalnya. Tujuannya adalah mengalokasian ruang untuk beras/beras ketan untuk mengembang selama pengukusan agar di akhir proses diperoleh ketupat-ketupat dengan bentuk yang menarik. Perbedaan selanjutnya adalah pada bahan pengukus ketupat, di mana ketupat beras dikukus dalam rebusan air, sementara ketupat ketan menggunakan air santan kelapa. Setelah 1-2 jam kemudian ketupat-ketupat ini telah dapat ditiriskan dan siap disantap bersama lauk pauk pendampingnya. Di tengah banyaknya pilihan menu pendamping ketupat, menu favorit yang biasanya hadir di setiap rumah selama Hari Lebaran adalah opor ayam dan sambal goreng.
Banyaknya jumlah ketupat yang dihasilkan menyebabkan kebutuhan menjaga ketupat tetap segar menjadi penting. Secara intuitif kita bisa mengetahui bahwa faktor yang bertanggung jawab pada kesegaran ketupat adalah suhu ruangan dan kuantitas air atau santan pada tubuh ketupat. Terkait akan hal ini masyarakat di Indonesia biasanya memiliki teknik tersendiri untuk memastikan ketupat-ketupatnya tetap segar selama 3-4 hari ke depan, yaitu dengan menggantungnya. Memang kualitas yang dihasilkan tidak sebaik lemari es dan microwave namun setidaknya cara ini cukup efektif, terutama bagi mereka yang tidak memiliki keduanya (fd).
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati
Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.