Kesenian Tayub yang berasal dari Nganjuk,Jawa Timur merupakan kesenian tari yang populer di Nganjuk. Kesenian ini sudah menjadi kesenian yang menjamur di kalangan warga Nganjuk. Tayub itu kesenian yang dasarnya tari diiringi dengan irama gending yang dari gamelan jawa. Penarinya terdiri biasanya lebih dari satu orang bisa juga lebih 1 orang penarinya disebut waranggono atau teledek atau tandak. Penari Tayub tidak sembarangan, hal ini dibuktikan dengan proses pengangkatan menjadi penari tayub resmi yang khusus diselenggarakan di air terjun Sedudo di Nganjuk.Proses wisuda tersebut diadakan saat bulan Sura setahun sekali tepat pada tanggal 15 bulan Muharram saat bulan purnama naik di air terjun sedudo siramannya dari air terjun sedudo. Proses Wisuda ini baru dilaksanakan di masa kini karena sudah menjadi suatu warisan. Tariannya disebut dalam bahasa halus(krama inggil) langen bekso wiromo artinya kesenian tari yang diiringi irama gamelan.
Acara tersebut dibuka dengan waranggono menari tarian gabyong yang menari hanya waranggono saja sesuai jumlahnya. Biasanya jumlah penari menunjukkan semacam strata sosial yang mengadakan acara. Tarian ini biasanya dilakukan saat orang punya hajat seperti nikahan,khitan,dll. Jumlah penari bisa lebih dari 10 orang sesuai kemampuan yang mempunyai hajat jika orang tersebut cukup dikenal akan dapat dibantu waranggono oleh orang lain karena sudah punya nama. Setelah gabyong akan dibuka oleh waranggono yang berparas cantik yang akan mengajak orang yang mempunyai hajat seperti mempelai pria atau yang dikhitan saat ada khitanan atau dengan tuan rumah saat syukuran dan tidak boleh diganggu sampai selesai. Setelah itu tamu akan dipersilahkan untuk menari. Waranggono akan melantunkan gending dan akan duduk berdekatan atau telah disediakan tempat duduk dan setelah itu akan memberikan selendang sesuai pangkat pada pejabat akan diberikan kesempatan menari terlebih dulu. Irama tersebut tidak boleh diikuti tarian sembarangan seperti acara dangdut atau konser. Sebelum gending berakhir, orang luar diperbolehkan untuk mengganti gending namun harus meminta izin kepada yang menerima gending. Setelah beberapa saat semua kembali ke tempat duduk masing masing. Sang waranggono akan duduk kembali dan akan melantunkan gending kembali dan memberikan kepada urutan setelahnya hingga selesai.
Ada kekurangan di masa sekarang pada tayub yaitu orang orang yang mulai menyalahi aturan karena sudah diberikan kesempatan terlebih dahulu dan yang merasa memiliki pangkat lebih tinggi melakukan hal yang tidak diperbolehkan kepada sang waranggono. Namun, sekarang sudah mulai ditertibkan melalui dinas pariwisata untuk menjadi warisan dari nenek moyang kita. Kesenian ini tidak hanya ada di Nganjuk namun juga ada di daerah sekitar seperti Kediri dan Trenggalek. Tayub sempat dijadikan metode adu domba saat zaman penjajahan Belanda dengan menunjukkan kejelekannya sehingga para petinggi ulama membencinya.#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja