|
|
|
|
Tarian Tayub Warisan Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16918259_Irsyad Tohari. |
Kesenian Tayub yang berasal dari Nganjuk,Jawa Timur merupakan kesenian tari yang populer di Nganjuk. Kesenian ini sudah menjadi kesenian yang menjamur di kalangan warga Nganjuk. Tayub itu kesenian yang dasarnya tari diiringi dengan irama gending yang dari gamelan jawa. Penarinya terdiri biasanya lebih dari satu orang bisa juga lebih 1 orang penarinya disebut waranggono atau teledek atau tandak. Penari Tayub tidak sembarangan, hal ini dibuktikan dengan proses pengangkatan menjadi penari tayub resmi yang khusus diselenggarakan di air terjun Sedudo di Nganjuk.Proses wisuda tersebut diadakan saat bulan Sura setahun sekali tepat pada tanggal 15 bulan Muharram saat bulan purnama naik di air terjun sedudo siramannya dari air terjun sedudo. Proses Wisuda ini baru dilaksanakan di masa kini karena sudah menjadi suatu warisan. Tariannya disebut dalam bahasa halus(krama inggil) langen bekso wiromo artinya kesenian tari yang diiringi irama gamelan.
Acara tersebut dibuka dengan waranggono menari tarian gabyong yang menari hanya waranggono saja sesuai jumlahnya. Biasanya jumlah penari menunjukkan semacam strata sosial yang mengadakan acara. Tarian ini biasanya dilakukan saat orang punya hajat seperti nikahan,khitan,dll. Jumlah penari bisa lebih dari 10 orang sesuai kemampuan yang mempunyai hajat jika orang tersebut cukup dikenal akan dapat dibantu waranggono oleh orang lain karena sudah punya nama. Setelah gabyong akan dibuka oleh waranggono yang berparas cantik yang akan mengajak orang yang mempunyai hajat seperti mempelai pria atau yang dikhitan saat ada khitanan atau dengan tuan rumah saat syukuran dan tidak boleh diganggu sampai selesai. Setelah itu tamu akan dipersilahkan untuk menari. Waranggono akan melantunkan gending dan akan duduk berdekatan atau telah disediakan tempat duduk dan setelah itu akan memberikan selendang sesuai pangkat pada pejabat akan diberikan kesempatan menari terlebih dulu. Irama tersebut tidak boleh diikuti tarian sembarangan seperti acara dangdut atau konser. Sebelum gending berakhir, orang luar diperbolehkan untuk mengganti gending namun harus meminta izin kepada yang menerima gending. Setelah beberapa saat semua kembali ke tempat duduk masing masing. Sang waranggono akan duduk kembali dan akan melantunkan gending kembali dan memberikan kepada urutan setelahnya hingga selesai.
Ada kekurangan di masa sekarang pada tayub yaitu orang orang yang mulai menyalahi aturan karena sudah diberikan kesempatan terlebih dahulu dan yang merasa memiliki pangkat lebih tinggi melakukan hal yang tidak diperbolehkan kepada sang waranggono. Namun, sekarang sudah mulai ditertibkan melalui dinas pariwisata untuk menjadi warisan dari nenek moyang kita. Kesenian ini tidak hanya ada di Nganjuk namun juga ada di daerah sekitar seperti Kediri dan Trenggalek. Tayub sempat dijadikan metode adu domba saat zaman penjajahan Belanda dengan menunjukkan kejelekannya sehingga para petinggi ulama membencinya.#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |