Peksimoi adalah kesenian dalam bentuk slawatan yang dipentaskan oleh para penari yang juga merangkap sebagai vokalis. Kata peksimoi sendiri diambil dari kata peksi yaitu burung dan moi yaitu baik, berarti peksiomi artinya adalah mempunyai cita-cita yang tinggi, yang mendambakan kebaikan atau keluhuran.
Sama seperti slawatan pada umumnya, Peksimoi ini sendiri mengisahkan riwayat nabi Muhammad S.A.W. Syair yang ada di dalamnya terdiri dari 2 macam yaitu yang berbahasa Arab dan berbahasa indonesia. Pada syair berbahasa Arab ini diambilkan dari buku Tlodo Barzanji dan berisikan dakwah dalam pendidikan Islam. Pada syair berbahasa Indonesia ini berisikan ucapan selamat datang, terima kasih dan lain-lainnya.
Fungsi dari pertunjukan Peksimoi ini adalah sebagai sarana hiburan atau tontonan bagi masyarakat. Jumlah para penari pada kesenian ini bebas, yaitu tergantung dari banyaknya anggota dan juga luasnya arena.
Jenis kesenian ini yaitu tidak memakai naskah, namun menggunakan pedoman Kitab Tlodo Barzanji. Kostum yang dikenakan para pemain adalah setangan leher berwarna hijau, pakaian putih, celana panjang berselempang, kaos kaki, dan topi atau pet. Dulu para penari ini memakai baret sebagai tutup kepalanya, namun dalam perkembangannya kemudian para penari memakai pet. Para pemain kesenian ini tidak menggunakan riasan muka.
Penari yang berada diujung dan juga pangkal barisan akan memakai topi pet, sedangkan para pemain instrumen musik memakai celana panjang dan berpeci. Gerak tarian disini adalah gerakan ungkapan kegembiraan yang dipadukan dengan gerakan pencak silat, dengan disetiap pergantian gerak akan ditandai sikap hormat.
Vokal yang disampaikan adalah dalam bentuk nyanyian yang berbahasa Arab dan juga Indonesia, dan dilantunkan oleh para penari dan pemain instrumen. Instrumen musik dalam kesenian ini menggunakan 3 buah terbang genjreng dan juga 1 jedor, dengan 2 atau 3 orang vokalis sebagai bowo.
Tempat pementasan yang digunakan adalah arena dan biasanya menggunakan tempat di halaman rumah. Pertunjukan ini diselenggarakan diwaktu malam hari, yaitu selama kurang lebih 4 jam, mulai jam 20.00 sampai jam 24.00. Pada zaman dahulu alat penerangan yang digunakan berupa obor atau lampu keceran, sedang saat ini orang menggunakan lampu petromak.
Sumber:
http://www.kamerabudaya.com/2016/10/kesenian-peksimoi.html
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...