|
|
|
|
Kesenian Kucingan yang Asing di Telinga Masyarakat Tanggal 11 Aug 2018 oleh OSKM18_16318122_Septian Hafidz Arya Yudha. |
Ponorogo, sebuah kabupaten yang berada di Pulau Jawa bagian timur yang dikenal dengan Kesenian Tari Reognya. Tak banyak orang yang mengetahui bahwa Kabupaten Ponorogo memiliki kesenian tradisional selain Tari Reog, salah satu kesenian tersebut adalah Kesenian Kucingan. Mungkin kesenian ini terdengar awam di telinga banyak orang, namun sebenarnya Kesenian Kucingan ini telah ada sejak zaman Kolonial Belanda.
Kucingan adalah salah satu seni pertunjukan khas Ponorogo yang masih berhubungan dengan Tari Reog. Seperti yang kita ketahui, pemeran utama dari Kesenian Tari Reog adalah Singo Barong yang digambarkan oleh topeng kepala singa dengan dadak merak diatasnya. Berbeda dengan Tari Reog, pemeran utama dalam Kesenian Kucingan menggunakan topeng singa tanpa dadak merak di atasnya. Kesenian Kucingan ini menyajikan atraksi akrobatik yang menggunakan 2 buah bambu dan tali tambang sebagai pendukungnya. Seorang pemain Kucingan harus menguasai kemampuan akrobatik dan pada umumnya untuk menguasai kemampuan akrobatik ini dibutuhkan waktu yang cukup lama.
Pertunjukan Kucingan ini diiringi oleh musik gamelan, dimana dalam pertunjukan ini terdapat 2 tokoh utama yaitu seekor kucing yang diperankan Singo Barong dan seekor tikus yang biasanya dikenal dengan nama Patih Pujangga atau Bujang Ganong. Kesenian Kucingan menceritakan tentang seekor kucing yang sedang mengejar tikus karena telah mengganggu tidurnya. Atraksi Penari Singo Barong yang diiringi Bujang Ganong yaitu salah satu tokoh enerjik dengan kemampuan beladiri dan kekocakannya menjadi pertunjukan apik yang senantiasa di tunggu - tunggu oleh penonton terutama anak-anak. Selain 2 tokoh penari tersebut, terkadang pertunjukan ini juga diiringi penari prajurit berkuda atau Jathil.
Walaupun Kucingan yang dalam pertunjukannya selalu menampilkan humor, komedi, dan kelucuan penari, sebelum pementasan Kucingan dimulai biasanya para pemain Kucingan melakukan sebuah ritual dengan memanfaatkan dupa dan kemenyan.
Pada perkembangannya, Kesenian Kucingan juga sudah mulai meninggalkan tradisi-tradisi mereka tergantung permintaan penanggap (orang yang mengadakan pertunjukan Kucingan). Pada umumnya karena permintaan penanggap, Kesenian Kucingan juga tidak harus menggunakan bambu dan tali, melainkan menggantinya dengan menggunakan pohon setempat sehingga memunculkan kesan natural, karena pemain melakukan gerakan hewan kucing dan tikus. Kesenian Kucingan juga dapat ditemukan di beberapa pulau di luar jawa dan bahkan Kesenian Kucingan sudah dapat di temukan di Hongkong. Di Kabupaten Wonogiri pun dapat ditemukan Kesenian Kucingan karena letaknya yang berdekatan dengan Kabupaten Ponorogo.
Sumber :
Wawancara serta dilengkapi dengan data dari Website WIKIPEDIA (https://id.wikipedia.org/wiki/Kucingan).
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |