Kesenian Genye
Kesenian Genye merupakan seni pertunjukan khas dari Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Genye sendiri merupakan singkatan dari ‘gerakan nyere’ sehingga pertunjukan ini memiliki ciri khas yaitu tarian dengan menggunakan nyere (bahasa Sunda) yang berarti sapu lidi. Selain tarian, dalam pertunjukan ini juga mempunyai unsur lain, yaitu seni musik dan seni rupa.
Jenis alat musik yang biasa digunakan untuk mengiringi kesenian ini yaitu perkusi. Contohnya seperti bedug, dog dog dan goong. Namun penggunaan alat musik tersebut tidak menjadi hal yang wajib karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan pertunjukan. Untuk tariannya, kesenian ini menggunakan tarian kontemporer sehingga gerakan dan pola yang dibuat dapat disesuaikan dengan kebutuhan pertunjukan. Jumlah penari genye sendiri dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satu hal yang mencolok dari kesenian ini adalah tampak anak-anak yang seluruh tubuhnya bermandikan lumpur. Hal ini bukannya tanpa tujuan, melainkan untuk menggambarkan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Purwakarta, yaitu Kecamatan Plered yang terkenal sebagai sentra keramik.
Ornamen sapu lidi yang digunakan dalam kesenian tersebut mengandung filosofi yang sarat akan pesan positif. Misalnya, sapu lidi biasa digunakan untuk membersihkan kotoran. Diharapkan kita dapat menjadi manusia yang bersih secara lahir maupun batin sehingga dapat terbentuk bangsa yang bersih. Pada masa lalu, sapu lidi juga sering digunakan oleh para orang tua untuk menghukum anaknya yang malas mengaji. Selain itu, terdapat kepercayaan pada masa lalu yaitu dengan memukulkan sapu lidi ke berbagai penjuru rumah untuk mengusir hal negatif. Jadi dapat disimpulkan bahwa filosofi sapu lidi yaitu untuk menjadikan kita pribadi yang bersih, menghapus kemalasan, serta menjauhkan diri dari gangguan hal yang buruk. Selain itu, barisan anak-anak yang bermandikan lumpur juga memiliki filosofi bahwa kita berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah.
Kesenian ini pertama kali digagas oleh seniman Deden Guntari Hidayat pada tahun 2009. Sebelumnya konsep kesenian ini mendapat penolakan. Namun akhirnya pada tahun 2010, kesenian ini dipertontonkan di depan Pemerintah Kabupaten Purwakarta dan bupati yang menjabat saat itu, Kang Dedi Mulyadi, mengangkat kesenian ini menjadi kesenian khas Purwakarta. Deden mengatakan, kesenian yang dirintisnya ini sudah kerap tampil. Dia juga berhasil meraih berbagai penghargaan tingkat regional. Seperti dua kali juara lomba Pawai Taaruf MTQ Jabar. Sementara pada tingkat nasional tampil pada Festival Kemilau Nusantara.
Meskipun terhitung baru, kesenian ini sangat diminati oleh warga Purwakarta. Terbukti dengan selalu ditampilkannya kesenian ini di jalan-jalan protokol Kabupaten Purwakarta pada saat perayaan HUT Kabupaten Purwakarta setiap tahunnya. “Kesenian ini sudah diakui sebagai khasnya Purwakarta. Jadi kalau ada acara-acara kesenian di luar Purwakarta, Pemerintah Kabupaten Purwakarta akan membawakan kesenian ini agar lebih dikenal di luar daerah. Hal ini ditujukan untuk mempromosikan budaya khas Purwakarta,” ujar Vania Desiwilona, staf Pemuda Pariwisata Purwakarta.
Sumber :
Wawancara Penulis
https://www.kompasiana.com/bayubp/56c60251e222bde40baf7eb0/kesenian-genye-purwakarta-jawa-barat
#OSKMITB2018
            Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
                    
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
                    
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
                    
            aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
                    
            Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang