|
|
|
|
Kesenian Emprak Tanggal 31 Oct 2017 oleh Novan . |
Emprak merupakan sendra tari yang diiringi dengan musik slawatan yang bercerita tentang kisah kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Emprak dapat dibilang merupakan suatu peragaan dari isi cerita yang terdapat di dalam Kitab Barzanji. Fungsi kesenian ini hanyalah sebuah hiburan atau tontonan biasa.
esenian ini terlahir pada sekitar tahun 1927 di desa Pleret atau Mejing, Gamping, Sleman. Pencipta dari Emprak ini adalah Kyai Derpo, beliau merupakan putra dan seorang abdi dalem dari kraton yang bernama Dipowedono. Jumlah pemain dalam kesenian ini berkisar antara 30 orang yang terdiri dari 20 orang sebagai penari dan 10 orang sebagai pemain alat musik atau pengiring.
Awal mulanya para penari Emprak terdiri dari seorang pria semua, tetapi ditahun 1950 mulai ada penari seorang wanita. Para penari ini berusia antara 15 tahun sampai 35 tahun. Kostum yang dipakai para pemain Emprak bersifat realistis dan juga berorientasi ke Arab. Kostum para pemain yaitu terdiri dari serban, kupluk atau peci yang berwarna merah atau juga hitam, sampur, kain, kemeja lengan panjang, blangkon, jubah dan lain-lainnya.
Warna kostum dan rias muka para pemain kesenian ini juga memiliki arti simbolis sebagai berikut:
1. Warna merah, menggambarkan watak angkara murka
2. Warna putih, menggambarkan watak suci
3. Warna hitam, menggambarkan watak jujur
4. Warna lorek, yaitu menggambarkan watak yang meliputi ketiga dari watak sebelumnya yaitu, angkara murka, suci dan juga jujur.
Pertunjukan emprak berpedoman kepada Kitab Barzanji. Isi ceritanya juga diambil dari Kitab Barzanji ini. Tempat pementasan yang digunakan adalah berupa arena, contohnya dirumah-rumah para penduduk atau pendopo, balai desa atau kelurahan. Desain pada lantai melingkar, akan tetapi disaat tertentu juga menggunakan garis lurus.
Alat musik yang dipakai di dalam kesenian ini adalah terbang yang jumlahnya 6 buah, dan alat musik yang digunakan pada Slawatan Maulud, yang terdiri dari alat musik kendang (dodog dan beb), kenting, kempul, ketuk dan juga gong. Terkadang masih ditambah lagi dengan alat musik kentongan.
Pertunjukan ini umumnya diselenggarakan dimalam hari, yaitu selama kurang lebih dari 8 jam, yaitu dari jam 21.00 sampai dengan jam 05.00. Pada dahulu kala, alat penerangan yang dipakai dalam emprak adalah lampu triom (gantung), namun dalam kesenian emprek disaat ini telah mempergunakan lampu petromak.
Sumber:
http://www.kamerabudaya.com/2016/10/kesenian-emprak.html
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |