Bentuknya Bulat Lonjong Rasanya Sedikit Kenyal Namun Gurih
Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Kalimantan yang wajib dikunjungi khususnya untuk Anda yang senang berburu kuliner khas daerah yang tradisional. Mengunjungi kota Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi Kerupuk Basah, kuliner khas daerah tersebut. Kuliner ini memang cukup asing ditelinga orang Indonesia namun di Kalimantan Barat sendiri merupakan cemilan yang menjadi primadona karena rasanya yang gurih dan nikmat.
Kerupuk tapi basah, yang mungkin Anda tau selama ini kerupuk adalah makanan khas yang digoreng garing, crispy dan harus ‘kriuk-kriuk’ jika dimakan. Berbeda dengan kerupuk pada umumnya, kerupuk yang satu ini tidak melalui proses dijemur dan digoreng sepertinya lazimnya pembuatan kerupuk lainnya. Kerupuk Basah atau ‘Temet’ dalam bahasa Kapuas Hulu merupakan makanan olahan dari Ikan khusus yaitu ikan ‘Belidak’ yang hanya ditemui di sungai Kalimantan Barat.
Kalau anda pernah menikmati empek empek dari Palembang atau siomay dari Bandung, Kerupuk Basah hampir mirip dengan keduanya. Ada beberapa hal yang membuatnya berbeda, yaitu bentuknya yang dibentuk lonjong memanjang dengan panjang berkisar 15 hingga 25 sentimeter dengan diameter sekitar 2-3 sentimeter. Ikan yang digunakan adalah ikan ‘Belidak’ karena ikan ini sedikit mempunyai tulang kecil, hanya tulang besar yang ada ditengah, belum lagi ikan ini cukup berlemak sehingga sangat cocok untuk diolah menjadi Kerupuk Basah.
Ada dua varian rasa unggulan dari Kerupuk Basah ini, yaitu ikan toman dan ikan belida. Pengolahannya tidak terlalu sulit, ikan dikeruk dagingnya dan dipisahkan dari tulang dan kulitnya, lalu kemudian dicampurkan dengan bumbu bawang putih, merica, penyedap rasa dan garam, lalu ditambahkan dengan tepung sagu atau kanji putih dengan perbandingan 2 bagian daging ikan dan 1 bagian tepung untuk menghasilkan rasa yang mantap. Masukkan tepung perlahan lahan sambil terus diuleni hingga kenyal.
Setelah itu dibentuk bulat memanjang dan dikukus hingga matang. Makanan ini terbilang unik dan sederhana, sedikit kenyal namun gurih dengan cita rasa ikan air tawar yang kental terasa. Umumnya makanan yang satu ini disajikan bersama dengan sambal pedas yang akan menambah sensasi kelezatan rasanya. Di kalangan masyarakat Kapuas Hulu terutama yang berada di kawasan Danau Sentarum, Kerupuk Basah sudah sangat populer dan menjadi salah satu sajian utama di saat ada tamu yang datang berkunjung.
Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau. Untuk satu batang atau seporsi kerupuk basah berkisar Rp 10.000 hingga Rp 15.000 tergantung rasa dan ukuran. Untuk bisa mendapatkan makanan tersebut Anda dapat mengunjungi Kabupaten Kapuas Hulu yang bisa ditempuh melalui Sungai Kapuas dengan jarak sekitar 846 km dari Pontianak. Di sinilah asal muasal dari makanan yang khas dan unik tersebut. Meski berasal dari wilayah Kapuas Hulu, kuliner ini juga bisa ditemui di sejumlah kabupaten lain seperti Sintang, Sekadau, Sanggau, termasuk Kota Pontianak yang posisinya persis berada di sepanjang aliran Sungai Kapuas.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja