Musik dan Lagu
Musik dan Lagu
Jenis Musik DKI Jakarta Jakarta
Keroncong
- 5 Agustus 2018

Musik tradisional dengan tata nada diatonik, berbentuk nyanyian vokal dengan iringan oleh beberapa alat musik berdawai, yang merupakan bentuk baku dari sebuah orkestra yang disebut keroncong. Dari mana asal kata keroncong, banyak dugaan yang timbul. Ada yang mengatakan bahwa keroncong berasal dari nama "jukelele" yang dipergunakan dan dalam bahasa Portugis disebut croucho (kecil). Kata keroncong berasal dari dua pemahaman, yaitu: sampai saat ini, apabila rakyat menamakan golongan kecil yang cuma jadi pion-pion saja, disebut golongan kroco-kroco. Pihak lain mengatakan bahwa kata keroncong merupakan ajuk bunyi atau unamotopee dari efek bunyi alat-alat berdawai yang saling meningkah itu, dalam interpretasi rakyat Indonesia, yakni krong-crong..krong-crong. Suara keroncong sendiri dikeluarkan oleh sebuah alat musik petik yang berbentuk gitar dengan ukuran kecil. Alat musik ini pertama kali masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Portugis pada abad ke-17. Musik ini terdiri dari gitar melodi (memainkan suatu jalur melodi secara sinambung dari awal hingga akhir permainan), gitar pengiring, jukelele, dan gitar bas (dimainkan untuk menimbulkan nada-nada staccato yang disebut menurut istilah keroncong, kendangan, atau meniru efek bunyi gendang).

Dari kombinasi alat-alat baku tersebut, orkes dapat diperluas dengan alat-alat lainnya yang memperkaya melodi maupun ritme dan warna musik keroncong, misalnya, biola atau violin, suling atau seruling, cello (tidak digesek tetapi dipetik seperti bas gitar), alat-alat tiup lainnya. Bahkan sebuah orkes simfoni, atau orkes harmoni dapat pula bermain keroncong, asal saja tidak melupakan ciri khas main keroncong, asal saja tidak melupakan ciri khas dari musik keroncong, yaitu ritme atau irama iringannya yang tingkah-meningkah, yang disebut "kendangan" tersebut (polyritmik, kontrapunk, atau menonjolkan interlocking iguration dalam beatnya).

Apabila sebuah lagu keroncong yang sudah terkenal, dimainkan tanpa ciri khas berupa beatdan iringan tadi, biasanya masyarakat pendengar keroncong masih tetap menamakannya lagu keroncong. Hal yang berbeda sama sekali dengan musik klasik Barat, di mana umpamanya, lagu sebuah simfoni Mozart, "Eine Kleine Nachtmusik," apabila dimainkan dengan piano saja, tidak lagi disebut bentuk simfoni-nya, melainkan hanyalah nama lagunya saja. Tetapi, lagu Moresko atau Swadesi, meskipun yang dinyanyikan hanya lagunya saja tanpa iringan apa-apa, orang-orang akan tetap menyebutnya keroncong moresko dan keroncong swadesi.

Musik keroncong atau biasa disebut keroncong saja, sebenarnya digemari oleh rnasyarakat di seluruh kepulauan Indonesia, karena unsur-unsurnya yang kebetulan dapat mempersatukan berbagai kebutuhan akan estetika auditip masyarakat dari berbagai macam latar belakang kebudayaan di Indonesia. Di antara judul-judul lagu keroncong yang terkenal dalam zaman penjajahan Belanda dahulu, ialah: Keroncong Moresko, Swadesi, Jangan Curang, Halimun, Bandan (Pandan), Mata Setan, Bintang Surabaya, Telomoyo, Tugu, Di antara penyanyi-penyanyi keroncong pada zaman itu yang terkenal ialah: Nyi Surip, Eulis Zuraida, Jacoba Regar, Anny Landow, Rukiah, Sulami, Netty, Lee dan yang lelaki: Kusbini, Ismail Marzuki, Dimin, Said Abdullah, Bram Aceh, dll.

 

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline