Keris Si Ginjai merupakan pusaka Kesultanan Jambi yang ada sejak masa Orang Kayo Hitam berkuasa di negeri ini, 400 tahun silam.
Konon berdasarkan cerita orang-orang tua, keris sakti ini ditempa Orang Kayo Hitam di tanah Jawa kepada seorang empu dengan menggunakan bahan dan peralatan dari besi yang seluruh katanya berawalan "pa". Misalnya alat bernama "parang", "pacul", "pasak besi", "palu", dan sebagainya. Namun dalam kenyataannya, Keris Si Ginjai dibuat dari bahan besi, emas, kayu dan nikel dengan kualitas baik.
Dalam cerita rakyat Jambi, dengan keris ini pula Orang Kayo Hitam dahulunya mengamuk di Mataram, menolak dengan tegas upeti (pajak) bagi Mataram, sebagai tanda penolakan kekuasaan kerajaan Jawa itu atas negeri Jambi.
Sultan terakhir yang memegang benda kerajaan ini adalah Sultan Achmad Zainuddin yang hidup pada awal abad ke 20. Pada tahun 1903 Masehi Pangeran Ratu Martaningrat keturunan Sultan Thaha yang terakhir menyerahkan keris Singa Marjaya kepada Residen Palembang sebagai tanda penyerahan.
Pemerintah Hindia Belanda kemudian menyimpan Keris Si Ginjai dan Singa Marjaya di Museum Nasional (Gedung Gajah) di Batavia (Jakarta).
Sayangnya, tidak sedikit warga Jambi yang mengetahui bentuk Keris Si Ginjai, meski nama benda ini sangat akrab di telinga warga Jambi.
Di Museum Negeri Jambi (Museum Siginjai), keris lambang pemersatu rakyat Jambi di bawah kekuasaan Kesultanan Jambi ini, hanya dapat dilihat fotonya saja.
Sementara Keris Si Ginjai asli saat ini berada di Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta, tepatnya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Dari gambar yang diperoleh, diketahui hulu Keris Si Ginjai dibuat menyerupai kepala seekor ular (naga) atau mungkin juga burung dengan ujung yang runcing menyerupai paruh. Bagian hulu keris inilah yang menggunakan unsur kayu, dengan ukiran kecil-kecil yang mempercantik perwujudan keris.
Di bagian gagang tengah yang berhubungan langsung dengan badan keris, terdapat ukiran berbalur emas dan bermatakan berlian.
Pada badan keris yang sepertinya dibuat dari besi juga terlihat penuh ukiran dan berbalur emas.
sebagai kebanggan masyarakat Jambi akan keris siginjai, pemerintah membangun tugu di pusat pemerintahan Kota Jambi tepat nya di Kawasan kota baru Jambi
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dala...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang