Keripik tike merupakan makanan khas Indramayu yang terbuat dari umbi rumput teki. Proses pembuatan keripik tike mirip dengan pembuatan emping melinjo. Pertama, umbi tike disangrai terlebih dulu, lalu dipukul-pukul sampai pipih, dijemur, kemudian digoreng. Warna keripik tike putih bercampur coklat kehitaman. Rasa keripik renyah, gurih, dengan level pahit rendah, disertai dengan aroma khas teki. Harga keripik tike relatif lebih tinggi dibandingkan emping melinjo karena bahan baku rumput teki yang mulai susah didapat.
Teki si gulma sering dijumpai di lahan-lahan terbuka dan sulit dikendalikan karena mampu bertahan dengan kondisi cuaca yang kering dan tahan terhadap genangan air. Rumput teki biasanya tumbuh secara liar dan banyak dianggap sebagai gulma oleh petani. Rumput teki (Cyperus Rotundus) yang memiliki nama lain mota, kohera, kahera, rukut, teki, atau rukut wuta ini tergolong bandel dan susah diberantas. Banyak orang jengkel dengan rumput teki karena mengganggu keindahan taman dan menjadi gulma di sawah.
Teki merupakan tanaman yang memiliki umbi atau tuber, yakni cadangan makanannya disimpan didalam akar. Umbi dari rumput teki itulah yang kemudian diolah menjadi keripik tike. Secara tradisional, masyarakat di banyak negara memanfaatkan ubi rumput teki untuk menurunkan demam, mengobati disentri, melancarkan buang air kecil, sebagai obat cacing, juga obat borok. Di Indonesia, rumput teki banyak digunakan untuk mengobati nyeri haid dan ketidakteraturan siklus haid, kejang perut dan pelancar air seni. Pemakaian umbi teki sebanyak 6-8 gram, baik secara tunggal maupun dikombinasikan dengan herbal lain dapat mengatasi ketidakteraturan haid dan meringankan gejala yang timbul karena sindroma haid seperti rasa nyeri, pusing dan mual. Rebusan umbi teki sangat baik untuk penawar racun berbagai bahan beracun. Selain itu, teki juga dapat mengatasi gangguan pencernaan, mengurangi kembung dan mual. Karena manfaat kesehatan yang dimilikinya, umbi teki dianggap memiliki khasiat yang hampir menyerupai ginseng dari Korea. Oleh karena itu, umbi teki sering disebut sebagai ginsengnya orang Jawa.
Sumber:
http://biodiversitywarriors.org/m/article.php?idj=6105
https://www.oleh2indramayu.com/keripik-tike/
https://www.bukalapak.com/p/food/cemilan-snack/7dk40a-jual-keripik-tike-asli-indramayu-enak-dan-lezat
http://buahkeripik.blogspot.co.id/2013/06/Manfaat-Rumput-Teki-dan-Olahan-Lain-dari-Rumput-Teki.html
http://kuswointan.blogspot.co.id/2015/09/teka-teki-tike.html
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja