|
|
|
|
Kepercayaan Telur Berdiri Tanggal 06 Aug 2018 oleh OSKM18_16318015_Charles Zonaphan. |
Kepercayaan mendirikan telur merupakan salah satu ritual yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa pada perayaan pehcun, yang juga identik dengan tradisi perahu naga dan hari raya Twan Yang. Perayaan pehcun ini diperingati setiap tanggal 5 bulan 5 menurut penanggalan Khongcu Lek atau yang akrab disebut dengan kalender imlek/cina.
Â
Dahulu, pada setiap hari raya Twan Yang, selain melakukan ritual sembahyang, masyarakat peranakan Tionghoa dari perkumpulan Boen Tek Bio yang berada di seputaran Pasar Lama, Sungai Cisadane, juga memiliki ritual lain yang tidak kalah unik. Tradisi ini merupakan tradisi untuk mendirikan telur pada bagian ujungnya. Konon, pada hari raya Twan Yang tepatnya sekitar jam 11.00 - 13.00 (Twan Ngo), terdapat gaya tarik-menarik antara bumi dan matahari sehingga dapat menyebabkan telur dapat berdiri pada bagian ujungnya. Perayaan untuk mendirikan telur ini juga mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat sekitar pada waktu itu, banyak masyarakat dari berbagai kalangan datang untuk menyaksikan kebenaran telur bisa berdiri pada bagian ujungnya. Selain itu, masyarakat juga diberi kebebasan untuk mencoba melakukan ritual mendirikan telur tersebut.
Â
Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, seseorang yang berhasil dalam mendirikan telur ini dipercaya akan mendapatkan berkah dari langit. Hal ini karena menurut Cing Eng, salah seorang dari perkumpulan Boen Tek Bio, waktu Twan Ngo pada hari raya Twan Yang merupakan sebuah hari yang baik bagi kehidupan. Tidak hanya itu, pada hari ini juga banyak masyarakat yang memetik tanaman obat karena kepercayaannya terhadapat kebaikan di waktu Twan Ngo pada hari raya Twan Yang.
Â
Semenjak ritual itu dilakukan, perkumpulan Boen Tek Bio selalu mengadakan perayaan pehcun ini setiap tahunnya dengan ritual yang sama. Perayaan ini dilakukan dengan harapan bisa menjadi wadah bagi peranakan Tionghoa, khususnya di seputaran Pasar Lama, Sungai Cisadane, untuk tetap melestarikan tradisi leluhurnya. Sekarang, hal ini juga menjadi daya tarik tersendiri untuk wilayah Sungai Cisadane yang sekaligus menjadikan tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata unggulan di Indonesia.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |