×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Upacara Adat, Ritual

Provinsi

Jawa Timur

Asal Daerah

Banyuwangi

Kebo-keboan

Tanggal 23 Apr 2016 oleh Farrihnabhan .

KEBO - KEBOAN DAN KEBOAN adalah salah satu tradisi upacara adat yang masih terjaga dan terlaksana hingga saat ini. Kebo - keboan dan keboan adalah ritual adat Tradisi dari dua desa yang berbeda, yaitu Desa Alas Malang dan Desa Aliyan. Desa Aliyan menyebut ritual ini dengan nama "KEBOAN" dan desa Alas Malang Menyebutnya " KEBO - KEBOAN" . Ritual ini dilaksanakan berdasarkan kalender jawa kuno pada "Bulan assura". Keboan/Kebo-keboan (Kerbau) nama dari tradisi ini pada zaman dahulu adalah patner bagi para petani dalam mengolala sawah, meskipun tradisi yang dipakai dengan nama keboan namun di sini kerbau tidak dipakai dalam upacara adat tradisi tersebut, melainkan manusia yang didandani menyerupai kerbau. Berbagai aksesoris yang dipakai seperti lonceng, tandung dan pembajak dengan tubuh bernuansa hitam. Kebo - Keboan Alas Malang

Berawal dari musim pagebluk dan hama padi ini menyeran seluruh desa ( Alas Malang ) banyak warga yang erkena penyakit hingga meninggal, sehingga sesepuh Desa Mbah Karti melakukan Meditasi di sebuah bukit, ketika beliau melakukan meditasi mendapatkan wangsit / petunjuk bahwasanya warga harus melakukan selamatan dan ritual adat Kebo - keboan dan akhirnya setelah melakukan ritual kebo - keboan atas petunjuk mbah karti hamapun hilang dan warga yang sakit pun kunjung sembuh. Sejak saat itu seluruh masyarakat desa Alas Malang mengadakan ritual adat tersebut secara turun temurun hingga saat ini. Upacara adat Kebo - Keboan ini dilaksanakan pada hari minggu di bulan assura kalender jawa antara tanggal 1 - 10 , diambil pada hari minggu agar seluruh masyarakat dapat mengikuti kegiatan upacara adat tersebut dan pengambilan bulan assura ini diyakini adalah bulan keramat. Rangkaian upacara adat kebo - keboan dilaksankan sejak 1 minggu sebelum acara di mulai. Dengan melibatkan seluruh masyarakat untuk bergotong royon membersihkan lingkungan rumah,desa, dan tempat acara kemudian 1 hari sebelum acara para ibu - ibu menyiapkan tumpeng dan sesajien yang wajib di cantumkan seperti tumpeng,peras, kinang, air kendi, aneka jenang, ingkung ayam dan juga mempersiapakan berbagai para bungkil, singkal (pembajak), cangkul, beras, pisang, pitung tawar, beras, kelapa dan bibit tanaman pagi. Seluruh sesajen tersebut yang akan digunakan untuk selamatan juga beberapa akan ditempatkan di perempatan jalan di dusun krajan. Selain para ibu - ibu , seluruh pemuda desa juga iktu mempersiapkan tanaman palawija seperti ketela pohon, pisang, tebu, jagung, pala kesimpar , pala gemantung dan pala kependem yang akan di tanam di sepanjang jalan dusun Krajan. Acara di mulai sejak pagi dengan seremonial dari panitia yang dilanjutkan doa dengan kenduri/selamatan bersama - sama dengan 12 tumpeng, yang memilki filosofi perputaran roda kehidupan manusia 12 jam sehari dan 12 jam semalam. Yang kemudian acara puncak ider Bumi/arak - arakan kerbau keliling kampong yang berakhir di petahunan (persawahan). Di depan iring - iringan kerbau berdiri sosok dewi sri (Dewi Padi) yang membawa benih untuk disebarkan. Setelah penanaman / tersebar benih padi, seluruh penonton yang ikut berebut ini akan berhadapaan dengan kebo - keboan yan telah di buat trance / tidak sadarkan diri oleh sang pawing. Kerbau yang telah tidak sadarkan diri ini menganggap penonton yang ingin berebut benih ini sebagai pengganggu. Penonton yang akan merangsek masuk ini akan di seruduk, dan dilempar kekubangan sawah dengan lumuran lumpur di sekujur tubuhnya. Bagi penonton yang mendapatkan hasil padi yang berhasil mereka ambil, benih - benih padi ini di percaya akan mendapatkan berkah dan panen pani yang melimpang. Seluruh rangkaian akan di tutup dengan pagelaran wayang kulit di tempat yang sama dengan memrankan dewi Sri (Dewi Padi) pada malam harinya.

Sumber :http://www.banyuwangitourism.com/content/kebo-keboan-aliyan-dan-alas-malang#http://www.banyuwangitourism.com/images/gallery/resize/Kebokeboan015f6ea.jpg

DISKUSI


TERBARU


Pertunjukan Man...

Oleh Bukantokohpublik24 | 15 Sep 2024.
Seni Budaya

Debus merupakan salah satu kesenian tradisional yang terdapat di Provinsi Banten. Pada awalnya, debus berfungsi sebagai sarana untuk menyebarkan aj...

Budaya Begalan...

Oleh Aniasalsabila | 12 Sep 2024.
Budaya Begalan

Budaya Begalan merupakan salah satu tradisi adat yang masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat di wilayah Banyumas, termasuk di Kabupaten Cilaca...

Seni Pertunjuka...

Oleh Radhityamahdy | 02 Sep 2024.
budaya

Seni pertunjukan wayang kulit merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang kaya akan nilai budaya dan artistik. Berakar dari kebudayaan Jawa,...

Ting-Ting Tempe

Oleh Deni Andrian | 29 Aug 2024.
Camilan

Bahan-bahan : 250 gram Tempe 150 gram gula pasir 1 sdt margarin 1 sdt sprinkles untuk topping (optional) Cara Membuat: Potong2 tempe dgn ukur...

Bebantan laman

Oleh . | 24 Aug 2024.
Ritual adat

Bebantan Laman adalah upacara memberi sesajian untuk pelindung kampung yaitu Tuhan Sang Hyang Duwata beserta para manifestasinya. Upacara Bebantan da...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...