|
|
|
|
Kayu Susu Tanggal 12 Jul 2018 oleh Arum Tunjung. |
Deskripsi
Merupakan pohon besar yang hijau sepanjang tahun, tinggi lebih kurang 15-50 m, bergetah putih seperti susu. Kulit batang tebal, warna coklat keabu-abuan, permukaan batang mempunyai lentisel dan banyak bergalur. Daun memanjang tersusun melingkar 4-7 daun, permukaan halus, umumnya bergerombol pada ujung cabang. Bunga kecil, berwarna putih kehijauan, mempunyai aroma yang kuat. Kalik bergerigi, mahkota bunga berbentuk tabung panjang 8-10 mm, bagian luarnya berambut halus. Mempunyai kantung kelenjar yang panjang dan sempit. Biji berwarna coklat berambut pada kedua ujungnya. Musim berbunga pada bulan April.
Habitat dan penyebarannya
Pada umumnya merupakan tumbuhan dataran rendah di hutan primer atau sekunder dan di pegunungan rendah hutan hujan tropis. Terdapat juga di daerah yang tertutup pohon, sawana dan hutan hujan sedang. Tumbuhan ini banyak dijumpai hampir di seluruh kabupaten di Papua (Jayapura, Meraeke, Keerom, Timika), terutama di daerah dataran rendah.
Penggunaan secara tradisional
Menurut kearifan lokal masyarakat Papua pada umumnya infus rendaman dari kulit batang atau kulit kayu yang sudah dikeringkan diminum terutama digunakan untuk mengobati demam dan malaria, 1 gelas setiap hari sampai sembuh. Ada yang memanfaatkan langsung dari kulit batang yang segar dikunyah dan cairannya ditelan juga digunakan untuk mengobati demam sakit malaria. Sebagian lagi digunakan untuk mengobati diare, disentri dan sakit kepala. Kulit batang yang diparut dicampur air, diaduk-aduk kemudian disaring dan airnya diminum untuk mengobati sakit perut atau diare. Kulit batang juga digunakan untuk mengobati sakit batuk dengan cara ditumbuk kemudian dicampur air disaring lalu diminum. Daun tumbuhan ini juga digunakan sebagai konraseptif oral dengan cara kulit batang kayu susu dikunyah dan cairannya ditelan. Kulit batang kering ditumbuk atau diserbuk kemudian dicampur air diminum 3 X sehari digunakan untuk aborsi.
Informasi kandungan senyawa kimia dan aktivitas farmakologi. Akuammicine, akuammidine, alschomine, isoalschomine, alstonine, tetra hydoalstonine, scholaricine, pseudoakuammigine, angustilobine-B, angustiboline-B acid, ditamine, echiditamine, echitinine, echitenine, lagunamine, leuconolan, losbanine, lochneridine, narceline, picraline, picrine, rhazimanine, scholaricine, scholarine, strictamine, tubotaiwine, vallesamine, triterpernes, amyrin, lupeol, alanine, cysteine, glutamic acid, methionine, proline, threonine, tryptophan, vanillic acid, aspartic acid, asparagine, astragalin, betulin, betulinic acid, ferulic acid, kaempferol. Mempunyai aktivitas antibakteri, antifungi, antiragi, antihelmintik, atimalaria, antitumor, hipotensif, antitusif, antitumor, antileishmaniasis.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |