Deskripsi
Merupakan pohon besar yang hijau sepanjang tahun, tinggi lebih kurang 15-50 m, bergetah putih seperti susu. Kulit batang tebal, warna coklat keabu-abuan, permukaan batang mempunyai lentisel dan banyak bergalur. Daun memanjang tersusun melingkar 4-7 daun, permukaan halus, umumnya bergerombol pada ujung cabang. Bunga kecil, berwarna putih kehijauan, mempunyai aroma yang kuat. Kalik bergerigi, mahkota bunga berbentuk tabung panjang 8-10 mm, bagian luarnya berambut halus. Mempunyai kantung kelenjar yang panjang dan sempit. Biji berwarna coklat berambut pada kedua ujungnya. Musim berbunga pada bulan April.
Habitat dan penyebarannya
Pada umumnya merupakan tumbuhan dataran rendah di hutan primer atau sekunder dan di pegunungan rendah hutan hujan tropis. Terdapat juga di daerah yang tertutup pohon, sawana dan hutan hujan sedang. Tumbuhan ini banyak dijumpai hampir di seluruh kabupaten di Papua (Jayapura, Meraeke, Keerom, Timika), terutama di daerah dataran rendah.
Penggunaan secara tradisional
Menurut kearifan lokal masyarakat Papua pada umumnya infus rendaman dari kulit batang atau kulit kayu yang sudah dikeringkan diminum terutama digunakan untuk mengobati demam dan malaria, 1 gelas setiap hari sampai sembuh. Ada yang memanfaatkan langsung dari kulit batang yang segar dikunyah dan cairannya ditelan juga digunakan untuk mengobati demam sakit malaria. Sebagian lagi digunakan untuk mengobati diare, disentri dan sakit kepala. Kulit batang yang diparut dicampur air, diaduk-aduk kemudian disaring dan airnya diminum untuk mengobati sakit perut atau diare. Kulit batang juga digunakan untuk mengobati sakit batuk dengan cara ditumbuk kemudian dicampur air disaring lalu diminum. Daun tumbuhan ini juga digunakan sebagai konraseptif oral dengan cara kulit batang kayu susu dikunyah dan cairannya ditelan. Kulit batang kering ditumbuk atau diserbuk kemudian dicampur air diminum 3 X sehari digunakan untuk aborsi.
Informasi kandungan senyawa kimia dan aktivitas farmakologi. Akuammicine, akuammidine, alschomine, isoalschomine, alstonine, tetra hydoalstonine, scholaricine, pseudoakuammigine, angustilobine-B, angustiboline-B acid, ditamine, echiditamine, echitinine, echitenine, lagunamine, leuconolan, losbanine, lochneridine, narceline, picraline, picrine, rhazimanine, scholaricine, scholarine, strictamine, tubotaiwine, vallesamine, triterpernes, amyrin, lupeol, alanine, cysteine, glutamic acid, methionine, proline, threonine, tryptophan, vanillic acid, aspartic acid, asparagine, astragalin, betulin, betulinic acid, ferulic acid, kaempferol. Mempunyai aktivitas antibakteri, antifungi, antiragi, antihelmintik, atimalaria, antitumor, hipotensif, antitusif, antitumor, antileishmaniasis.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja