Kambu Paria adalah makanan khas Sulawesi Selatan, berupa masakan buah Pare atau dalam Bahasa Bugis dan Makassar disebut dengan nama paria. Paria diisi dengan kambu, kambu dalam Bahasa Bugis berarti isi, isi yang dimaksud adalah isian campuran ikan yang telah dihaluskan dengan parutan kelapa yang telah disangrai yang diracik dengan bumbu halus, dikukus kemudian direbus dengan kuah santan.
Kambu paria diduga sudah ada sejak zaman kerajaan Wajo, dimana persebaran kambu paria ini meliputi daerah suku bugis yang mendiami daerah Sidenreng, Bone, Soppeng, Maros Camba, Pangkep, Pare-pare dan Barru. Sebelum dihidangkan menjadi lauk makanan sehari-hari bersama nasi dan menjadi salah satu menu rumah makan yang ada di Sulawesi Selatan. Kambu paria awalnya dihidangkan di acara tertentu khas suku bugis, seperti acara pernikahan (botting) atau acara massuro ma’baca atau suro baca (ritual doa dan tolak bala).
Cita rasa : Saat mencicipi kambu paria, pada suapan pertama maka akan merasakan sedikit rasa pahitnya buah paria atau pare, meski hadirnya rasa pahit yang berasal dari buah paria, uniknya rasa pahit itu seketika menghilang dan pada suapan berikutnya isian kambu serta kuah paria dalam masakan ini terasa lezat saat dikunyah.
Cara Pembuatan : Sediakan buah paria, potong menjadi beberapa bagian, kemudian kukus, setelah matang keluarkan isi biji paria. Siapkan kambu atau isi paria parutan kelapa sangrai yang diracik dengan bumbu halus berupa bawang merah, bawang putih, cabai, ketumbar, lengkuas, kunyit, garam, merica, dan jahe, tambahkan parutan kelapa sangrai. Masukkan bahan isi ke dalam paria dan kemudiam kukus dan tambahkan potongan tomat. Panaskan minyak di wajan, tumis bumbu halus, lengkuas dan serai. Kemudian masukkan santan dan paria yang telah diisi kambu kedalam wajan, masak hingga kuah mendidih dan bumbu meresap ke dalam masakan.
Penjual :
Kambu paria dapat dijumpai dan dicicipi di Rumah Makan Cobek-cobek Desa di Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar Km.11 Makassar. Rumah Makan Cobek-cobek Desa berdiri sejak tahun 2012. Cobek-cobek Desa juga menjual makanan khas Bugis lainnya dan makanan tradisional khas Daerah Maros seperti ikan bakar (kakap dan kerapu), kambu paria, lawara, dan palekko (palekko khas Daerah Pinrang), serta banyak menu lainnya.
Ciri Khas : menggunakan bahan pembakaran ikan dengan memanfaatkan kulit kemiri. Kulit kemiri yang berasal dari hutan dataran tinggi daerah Camba, Maros, Sulawesi Selatan. Aroma pembakarannya terasa khas dan wangi. Cobek-cobek Desa memiliki 4 variasi jenis sambal tomat dan cabe rawit atau dalam Bahasa Bugis dan Makassar disebut dengan nama cobe-cobe atau cobek-cobek, yaitu cobek-cobek terasi, cobek-cobek hijau, cobek-cobek tumis, dan cobek-cobek kacang.
Buka : Pukul 08.00 – Pukul 23.00 WITA
Harga : Rp10.000 / porsi.
Referensi
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...