Satu lagi makanan khas dari Muna, yaitu Kambose. Kambose atau lebih sering disebut nasi jagung ini sangat cocok disantap bersama sayur kelor atau ikan.
Bagi penduduk asli kepulauan Muna, menu kambose tidak hanya dihidangkan dalam menu makan sehari-hari tetapi juga dalam acara adat, menu kambose sudah menjadi makanan yang wajib dihidangkan. Apapun suasananya, jika tanpa kambose jadi kurang lengkap.
Kabupaten Muna yang dikenal sebagai daerah penghasil jagung di Sultra, sejak dahulu sudah terbiasa mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokok..
Makanan kambose ini dapat dihidangkan bersama sayur dan aneka olahan berbahan ikan. Khusus di Kabupaten Muna, jenis sayur yang populer dikonsumsi dengan kambose adalah daun kelor. Sedangkan lauk yang paling pas adalah ikan kering yang dibakar.
Sekilas, kambose nampak seperti jagung rebus pada umumnya padahal tidak. Yang membedakan adalah kulit biji jagung, kalau jagung rebus umumnya biji jagung masih diselimuti kulit bening tipis tapi kambose, kulit tipis pada biji jagung itu sudah tidak ada sama sekali sehingga saat memakannya, jagung terasa lembut demikian pula saat mengunyahnya, tidak “secapek” mengunyah jagung rebus yang bijinya masih berkulit.
Untuk melepaskan kulit tipis pada biji jagung, bagi masyarakat asli Muna adalah hal mudah tetapi bagi yang belum terbiasa, cara ini tidak bisa dikategorikan mudah karena “melibatkan” serbuk kapur saat merebus jagung, dibutuhkan keahlian khusus untuk memberikan takaran serbuk kapus yang pas pada setiap porsi jagung yang direbus. Jika tidak pas, tentu jagung tidak bisa dinikmati.
Kambose sudah pasti sehat. Kambose sudah pasti salah watu kuliner warisan leluhur yang pantas dikonsumsi oleh generasi masa kini. Walaupun sederhana tapi gizi yang terkandung didalamnya sudah bisa dipastikan jauh lebih tinggi dibandingkan makanan siap saji.
Cara Membuat:
Cara lainnya:
Bisa dicari di desa-desa di Kab. Muna, Sulawesi Tenggara
Sumber
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang