|
|
|
|
Kah Tanggal 15 Aug 2018 oleh OSKM18_16818170_valentine . |
Kah
Sekarang ini anak muda seringkali menjawab 'hah' atau hanya 'hmmm' ketika dipanggil oleh orang lain. Sebenarnya, tidak perlu dijelaskan lagi bahwa itu merupakan sikap yang kurang sopan dan pantas apalagi jika yang memanggil adalah orang yang umurnya lebih tua atau bahkan orang tua. Sejak dahulu kala, anak-anak Sunda sudah diajarkan dan diedukasi tata krama dan sopan santun terutama kepada orang dewasa apa lagi orang tua mereka. Mereka diajarkan untuk menggunakan nada yang sesuai dan pilihan kata yang digunakan saat berbicara.
Dalam tatakrama bahasa Sunda terdapat 3 jenis bahasa, yaitu bahasa lemes, loma, dan kasar. Bahasa halus diperuntukan kepada orang yang dihormati, orang yang lebih tua usianya, dan orang dewasa. Anak kecil diharuskan menggunakan pilihan bahasa berikut karena jika tidak akan langsung dimarahi, tapi berbeda dengan zaman sekarang anak-anak sudah mulai berani kepada orang yang lebih tua dan sudah sulit ditemukan mereka menggunakan bahasa lemes karena mayoritas sudah mengenal bahasa kasar yang mana sebenarnya digunakan saat marah dan untuk hewan. Contoh bahasa lemes : lebet , mulih , pangesto.
Bahasa loma digunakan saat berbicara kepada teman sepermainan atau yang seumuran. Bahasa loma berada di antara bahasa lemes dan kasar. Kadang ketika seorang teman menggunakan bahasa lemes kepada temannya, keadaan akan menjadi sedikit canggung dan menegangkan. Maka dari itu bahasa loma pun ada untuk digunakan. Contohnya seperti : lebet , wangsul , damang.
Bahasa kasar seharusnya hanya digunakan untuk hewan dan tidak digunakan dalam percakapan karena dianggap tidak menghormati lawan bicara dan bisa saja menciptakan pertengkaran. Tapi seiring perkembangannya zaman, bahasa kasar mulai digunakan saat kita marah dan kesal dan dilontarkan kepada orang lain dengan nada bicara yang cepat dan banyak tekanan. Walau bahasa kasar ada, sebaiknya kita harus mengerti kapan harus menggunakan bahasa kasar terutama saat berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dan dalam situasi formal. Contoh bahasa kasar : abus , balik , cageur.
Nah, 'kah' sebaiknya digunakan karena merupakan tata cara menjawab panggilan dan sapaan yang lebih sopan. Mungkin hanya sedikit orang yang tahu, bahkan orang Sunda sendiri tidak banyak yang tahu kata berikut. Demi melestarikan budaya, kebiasaan, dan membangun rasa saling menghormati juga sopan santun di generasi muda saat ini kata-kata sopan dan tata cara yang sopan sungguh butuh kembali digunakan, selain itu juga dapat meningkatkan nilai moral bangsa kita sendiri, Indonesia.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |