Sebuah warisan masakan nenek moyang asal sunda yang berbahan dasar dari kulit singkong ini, tampaknya masih juga diminati dikalangan masyarakat utamanya di Bumi Pasundan.
Masakan yang sempat eksis sejak jaman penjajahan khususnya dikaum pribumi ini dikenal begitu ekonomis dikantong para ibu rumah tangga.
Berbahan dasar dari lapisan dalam kulit singkong yang telah dipisahkan sebelumnya dengan kulit luar arinya. Kemudian rebus sebanyak 2 kali (masing-masing selama @10menit) dengan kriteria perebusan yang pertama adalah dibuang airnya untuk membuang getahnya, angkat dan tiriskan. Lalu rebus kembali dengan air rebusan yang baru hingga benar-benar empuk (hipu dalam bahasa sunda).
Setelahnya potong lembaran kulit singkong tsb. hingga membentuk segi panjang berukuran 3cmx1cm, dan siapkan bumbu diantaranya:
Setelah semua bumbu terkumpul, haluskan bumbu tsb. dengan menggunakan cobek (ulekan bumbu). Kemudian tumis bumbu tsb. dalam minyak panas, lalu masukkan potongan kulit singkongnya masak hingga menyatu dengan bumbunya. Angkat dan Sajikan..
(sumber: pict from intrnt&resep keluarga)
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang