Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
Seni Musik Jawa Barat Kota Bandung
Kacapi Manunggal: Persiapan dan Contoh Pelaksanaannya

KACAPI MANUNGGAL: PERSIAPAN DAN PELAKSANAANNYA

 

Narasumber: Bapak Holid H.R. – Seniman Karawitan Sunda
Berpengalaman tampil di TVRI Jawa Barat bersama Mang Koko

 

Kacapi Manunggal adalah salah satu bagian dari seni Karawitan Sunda. Permainan Kacapi Manunggal bisa dikelompokkan sebagai jenis karawitan musik ataupun karawitan instrumental. Sesuai namanya, pertunjukkan Kacapi Manunggal dimainkan secara tunggal atau hanya satu orang saja. Cara memainkan ini berbeda dengan permainan kecapi di daerah lain yang memerlukan lebih dari satu orang.

 

Menurut narasumber, dasar dari memainkan kecapi secara tunggal ini adalah dengan mengerti dan memahami empat jenis tangga nada atau disebut sebagai laras dalam Bahasa Sunda. Setiap jenis tangga nada tersebut memiliki warna suara yang menciptakan suasana musik yang berbeda. Keempat jenis laras tersebut adalah pélog, saléndro, madénda, dan – yang khas dan hanya ada dalam budaya Sunda – degung. Keempat jenis tangga nada tersebut hanya terdiri dari 5 nada setiap oktafnya atau disebut juga pentatonis, yaitu da-mi-na-ti-la.

 

Dalam persiapan penampilan panggung dimana Kacapi Manunggal dikombinasikan dengan nyanyian/tembang, maka perlu sinkronisasi antara jenis nada yang akan dinyanyikan dengan jenis tangga nada yang dimainkan dengan kecapi. Jika terjadi kesalahan, maka suasana lagu akan berubah dan penampilan akan menjadi kacau.

 

Menurut Bapak Holid, hanya untuk mengubah jenis tangga nada pada kecapi saja memerlukan waktu persiapan dengan prosedur yang tidak mudah. “Cara untuk mengubah jenis tangga nada dari satu ke yang lainnya tidak mudah. Kita harus mengubah aturan kunci kecapi dengan memutarnya, dan itu tidak sembarangan. Perlu keahlian khusus untuk melakukan pekerjaan yang bersifat teknikal ini. MIsalnya, untuk mengubah jenis tangga nada dari pélog ke saléndro, 9 dari 20 kunci senar kecapi ini harus diubah.” ucap beliau.

 

Sama halnya dengan mengatur kunci gitar, diperlukan alat kalibrasi yang dapat menjadi patokan. Bagi seseorang yang ahli, nyanyian sudah cukup sebagai patokan. Namun, suling lebih dianjurkan karena alat musik ini dapat memainkan berbagai jenis tangga nada.

 

Beliau mengakui bahwa untuk bisa memainkan kecapi secara tunggal dengan baik, tidak serta-merta bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Beliau ingat pesan dari salah seorang teman beliau saat tampil bersama di TVRI Jawa Barat, Mang Koko, yang merupakan seorang maestro sekaligus pembaharu karawitan yang telah diakui pemerintah RI. “Kata Mang Koko, memainkan alat musik seperti ini bukan hanya dilakukan seminggu sekali atau hanya satu hari terus sudah. Namun, perlu dimainkan setiap hari agar terampil. Tidak perlu lama-lama, cukup 5 menit setiap hari tetapi konsisten.”

 

Dalam wawancara ini, Bapak Holid mendemonstrasikan permainan Kacapi Manunggal dengan memainkan sekaligus menyanyikan sebuah lagu Sunda berjudul Bedug jeung Layung. “Lagu ini menjelaskan tentang bagaimana sekumpulan anak yang sebaiknya langsung melaksanakan Shalat Maghrib jika terdengar azan disertai lembayung di ufuk Barat.” demikian penjelasan beliau tentang lagu ini. Berikut adalah lirik lagu ini beserta terjemahannya.

 

BEDUG JEUNG LAYUNG (Ciptaan: Alm. Tatang Suryana, Sarjana Karawitan)

Laras Pélog, Dimainkan dengan kecapi akustik standar internasional (20 senar)

 

Tah sora bedug, batur

Tanda geus Magrib

Geus reureuh ulin, ngajak ka masjid

Beulah kulon hibar layung

Ngajak muji ka Yang Agung

 

Yuk batur-batur, geuwat

Urang tarobat

Bisi tinggaleun solat nu lima waktu

Tong talobéh, tong campoléh

Sumerah ka Gusti Alloh

 

Terjemahan:

 

Itu suara bedug, kawan

Tanda sudah Maghrib

Setelah istirahat main, mengajak ke mesjid

Sebelah Barat ada lembayung

Mengajak kita memuja ke Yang Agung

 

Ayo kawan-kawan, cepat

Kita semua bertaubat

Takut tertinggal salat yang lima waktu

Jangan gegabah dan jangan lengah

Pasrahkan ke Gusti Allah

 

#OSKMITB2018

#IndonesiakuSatu

#NirmalaPembangunBangsa

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline