Ka Parak Tingga merupakan lagu rakyat atau folk song yang berasal dari daerah Sumatera Barat. Tema dari lagu rakyat ini adalah perpisahan yang menyakitkan. Asal usul lagu rakyat ini dapat dikaitkan dengan budaya merantau orang Minangkabau, yang seringkali mengakibatkan perpisahan antara teman, sahabat, keluarga, maupun kekasih. Lagu ini menceritakan tentang perasaan hati dua orang yang harus berpisah, namun keduanya teringat akan waktu bersama dan menjadi bersedih karenanya.
Pada umumnya lagu ini dimainkan dengan nada dasar C, ketukan 4/4 dan tempo moderato atau sedang. Struktur dari lagu ini pun memiliki struktur seperti pantun, yaitu setiap bait terdapat 2 larik sampiran dan 2 larik isinya. Terdapat dua versi lirik dari lagu Ka Parak Tingga, versi pertama secara keseluruhan memiliki susunan pantun a-b-a-b pada tiap bait dan dengan larik yang berbeda tiap baitnya, sedangkan versi kedua memiliki susunan a-a-a-a dan a-b-a-b, namun memiliki pengulangan larik 3 dan 4 pada tiap baitnya.
Versi 1
Lirik
Ka parak tingga jalan babelok
Di parak tingga mambukak ladang
Nan pai hati tak elok
Nan tingga darah tak sanang
Ka parak tingga mambukak ladang
Kito karajo sampai lah sanjo
Kok dicubo nan bak urang
Nan buruak juo nan tasuo
Ka parak tingga mancari paku
Di parak tingga banyak batangnyo
Kok dikana maso dahulu
Jatuah badarai aia mato
Arti
Ke kebun tinggal jalan berbelok
Di kebun tinggal membuka ladang
Yang pergi hati tak indah
Yang tinggal darah tak senang
Ke kebun tinggal membuka ladang
Kita kerja sampai senja
Kalau dicoba yang seperti orang
Yang buruk juga yang tersua
Ke kebun tinggal mencari paku (tanaman)
Di kebun tinggal banyak batangnya
Kalau dikenang masa dahulu
Jatuh berderai air mata
Maksud dari lirik lagu pada bait pertama sampirannya menyebutkan dan menggambarkan kebun di kampung halaman yang ditinggalkan, sedangkan isinya menggambarkan suasana buruk pada hati kedua orang yang berpisah. Pada bait kedua menyebutkan kenangan pada kebun yang ditinggalkan dan perasaan buruk yang diterima jika mengingat kenangan tersebut. Bait terakhir pun tidak jauh berbeda dan lebih menggambarkan kesedihan dengan lirik berderainya air mata.
Versi 2
Lirik
Ka parak tingga jalan babelok
Ka parak tingga jalan babelok
Nan pai hati taibo
Nan tingga hati tak elok
Nan pai hati taibo
Nan tingga hati tak elok
Marilah kito mancari paku
Di parak tingga banyak batangnyo
Kok dikana nan dahulu
Lah badarai aia mato
Kok dikana nan dahulu
Lah badarai aia mato
Arti
Ke kebun tinggal jalan berbelok
Ke kebun tinggal jalan berbelok
Yang pergi hati teriba
Yang tinggal hati tak enak
Yang pergi hati teriba
Yang tinggal hati tak enak
Marilah kita mencari paku (tanaman)
Di kebun tinggal banyak batangnya
Kalau dikenang yang dahulu
Sudah berderai air mata
Kalau dikenang yang dahulu
Sudah berderai air mata
Lirik versi kedua tidak jauh berbeda, masih memiliki arti secara garis besar yang sama, hanya dengan kata kata yang diubah dan ada pengurangan bait dari 3 ke 2 namun dengan pengulangan dua larik untuk tiap baitnya.
Kini, lagu Ka Parak Tingga ini juga dijadikan bagian dari lagu yang anak-anak nyanyikan. Oleh karena masyarakat Minang yang dapat merelasikan keadaan nyata perantauan dengan cerita lagu ini, lagu Ka Parak Tingga memang sudah menjadi bagian inheren budaya Minang.
#OSKMITB2018
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang