Di suatu daerah di Kalimantan Tengah hiduplah dua orang bersaudara yang tertua bernama TARANTANG SAWANG dan adiknya bernama TARANTANG TALALI – mereka berdua ini anak yatim piatu. Suatu ketika mereka berdua hendak pergi berladang di sawah yang berada jauh di belakang kampung dan bisa membutuh waktu seharian perjalanan kaki.
Pagi-pagi hari mereka berdua berangkatlah ke Sawah itu. Sore hari mereka tibalah di pondok sawah mereka itu. Lalu mereka berdua naik ke pondok dan melatakan segala perbekalan dan membersihkan pondok itu. Ketika mereka berdua hendak memasak nasi dan sayuran, mereka berdua mencoba mencari korek api yang ternyata tertinggal di rumah dikampung sehingga mereka tidak bisa memasak dan menyalakan pelita.
Sang kakak Tarantang Sawang berkata kepada adiknya Tarantang Talali “Oi.. Adikku Tarantang Talali, sepertinya aku harus kembali pulang ke kampung untuk mengambil korek api kita, sebab kita tidak bisa memasak seperti ini kalau aku tidak pulang. Sebaiknya kamu tinggal saja di pondok ini dan jangan kemana-mana” lalau Tarantang Talali menjawab “Ya kakak”. Maka pergilah Tarantang Sawang pulang kekampung dan meninggalkan Tarantang Talali sendirian di pondok sawah mereka.
Hari semakin gelap, sedangkan Tarantang Talali sendirian didalam pondok maka muculah perasaan takut Tarantang Talali, apalagi semakin larut malam sang kakak belum juga datang. Karena sangking takutnya, Tarantang Talali mencoba memanggil kakanya Tarantang Sawang “Oii.. kakaku Tarantang Sawang.. Busuk juga burung ini nanti dan mengembang juga beras kita ini karena belum dimasak gara-gara mengambil korek api!” tiba-tiba terdengar suara orang menyahut :”Baaa…Kuuuumm”
“Suara apa itu??” kata hati Tarantang Talali, sekali lagi ia mencoba memanggil kakaknya “Oii.. kakaku Tarantang Sawang.. Busuk juga burung ini nanti dan mengembang juga beras kita ini karena belum dimasak gara-gara mengambil korek api!” tiba-tiba terdengar suara sahutan lagi :”Baaa…Kuuuumm” yang ternyata adalah suara hantu jin besar.
Maka terdengarlah derakan kayu yang patah karena hantu jin besar yang mendatangi pondok Tarantang Talali, sambil berkata “Dimana orang yang memanggil itu tadi?”
Maka semakin ketakutanlah Tarantang Talali mendengar suara hantu jin besar yang mendatangi pondoknya. Lalu Tarantang Talali menggulung badannya menggunakan tikar mencoba bersembunyi dari hantu jin besar itu.
“Mana dia? Ada rasa baunya disini?” kata jin ini. Maka semakin Tarantang Talali meringkuk didalam gulungan tikarnya. “Ini dia!! Ada baunya” kata jin itu lagi. Maka ditemukan jin hantu besar itulah Tarantang Talali yang bersembunyi dibalik tikarnya.
Maka tidak menunggu lama.. si jin hantu besar itu langsung merobek-robek tubuh Tarantang Talali dan memangsanya hingga habis, ia mati oleh Jin Hantu Besar itu. Lalu Jin Hantu besar itu pergi kembali kehutan setelah kenyang memangsa Tarantang Talali.
Kemudian datanglah Tarantang Sawang dari kampung tadi. “Oii.. adikku.. Aku Tarantang Sawang sudah datang” tetapi tidak ada suara yang menyahutnya. Kemudian Tarantang Sawang masuk kedalam pondok mereka, mencari adiknya tetapi tidak ada, kemudian terkejutlah Tarantang Sawang ketika ia melihat sekeliling pondoknya dipenuhi darah.
“Aduh..! Mati juga adikku Tarantang Talali, pasti ini akibat Jin Hantu Besar” Kata Tarantang Sawang dengan perasaan yang marah. Tarantang Sawang kemudian mencoba mencari disekeliling pondok mereka, barangkali masih tersisa bekas tubuh adiknya, memang benar juga Tarantang Sawang menemukan satu jari telunjuk Tarantang Talili dibawah pondok yang terjatuh melalui sela-sela lantai tanpa diketahui Jin Hantu Besar itu.
Kemudian Tarantang Sawang membawa telunjuk adiknya itu, dan pergilah ia mencoba mencari seorang dukun yang ada menyimpan “Danum Kaharingan – Air Kehidupan”, sampai akhirnya ia menemukan juga dukun itu.
Maka kemudian Tarantang Sawang meneteskan Danum Kaharingan menurut pesan sang Dukun, sambil berkata : ”Kipas..kipas.. hiduplah lengan adikku Tarantang Talali”. Sekonyong-konyong tumbuhlah lengan Tarantang Talali. Kemudian Tarantang Sawang meneteskan kembali Danum Kaharingan sambil berkata : “Kipas.. kipas hiduplah tubuh adiku Tarantang Talali”. Sekonyong-konyong tumbuhlah tubuh Tarantang Talali lengkap kaki – tangan – kepalanya.
Kemudian Tarantang Sawang kembali meneteskan Danum Kaharingan ke mulut Tarantang Talali sehingga munculah nafas Tarantang Talali. Kemudian ia terkejut seperti baru bangun dari tidurnya dan ia berkata “Lho!!.. kenapa aku tertidur sangat lama?” lalu kata kakaknya “Apanya yang tidur! Kamu ini mati oleh Jin Hantu Besar, dan hanya tersisa telunjukmu saja, oleh karena itu aku mencari Danum Kaharingan supaya bisa menghidupkan kamu kembali.” “Oh ya.. baru aku ingat.. sebab waktu itu aku memanggil kakak.. kataku Oii kakaku Tarantang Sawang.. Busuk juga burung ini nanti dan mengembang juga beras kita ini karena belum dimasak gara-gara mengambil korek api!” tiba-tiba terdengar suara orang menyahut :”Baaa…Kuuuumm” yang menyahut aku itu Jin Hantu Besar dan ia mendatangi aku lalu membunuh aku.
“Tidak apa-apa adikku, kali ini kita akan membalas membunuh Jin Hantu Besar itu, ayo.. asa segala Mandau.. tombak dan segala senjata yang ada di pondok kita.. sampai benar-benar tajam” Kata Tarantang Sawang kepada adiknya.
Lalu mereka berdua mengasa semua senjata mereka. Lalu Tarantang Sawang berkata kepada adiknya “Ayo adik.. coba kamu panggil lagi aku seperti sebelumnya, supaya Jin Hantu Besar itu datang ke pondok kita, kalau dia sudah masuk ke pondok kita, baru kita dua bunuh dia”
Maka mulailah Tarantang Talali memanggil kakaknya “Oii.. kakaku Tarantang Sawang.. Busuk juga burung ini nanti dan mengembang juga beras kita ini karena belum dimasak gara-gara mengambil korek api!” tiba-tiba terdengar suara sahutan lagi :”Baaa…Kuuuumm” . Lalu kata kakaknya “Ya itu adikku suara hantu jin besar, terus coba panggil lagi”. Memang benar datanglah Jin Hantu Besar itu kedalam pondok mereka, ketika masuk jin itu lalu mereka berdua langsung menyerang jin itu dan membunuhnya.
“Itu dia..! mati sudah jin yang memangsamu itu, ayo adikku kita potong-potong dan merebus daging jin ini” kata kakaknya. “Karena jin ini tidak hanya sendiri, ini adalah bapak Jin Hantu Besar pasti ia memiliki istri dan anaknya”. Maka mereka berdua merebus daging Jin Hantu Besar itu dalam sebuah penggorengan yang sangat besar.
Tidak berapa lama, datang juga Jin yang perempuan bersama anaknya melewati pondok mereka. Jin itu bertanya “Oii.. kalian manusia, adakah kalian melihat suamiku, ayah anakku ini..?” lalu kata mereka berdua “Ya memang ada.. ayo masuk dulu ke pondok kami… makan minum dulu ada makanan enak ini”. Maka ibu jin dan anaknya masuk kedalam pondok mereka berdua, lalu mereka menyajikan rebusan daging Jin Hantu Besar tadi, tanpa diketahui oleh Ibu Jin dan anaknya.
Dengan lahap sekali ibu jin dan anaknya ini menikmati makanan itu “Enak sakali makanan kalian ini” kata ibu jin kepada mereka berdua. “Ya.. baru kami dapat berburu tadi” Kata Tarantang Sawang dengan Tarantang Talali.
Ketika anak jin itu makan, tanpa sengaja tergigitlah telunjuk Jin Hantu Besar itu.. “Boh.. kenapa ini ibu mirip seperti telunjuk ayah?” kata anak jin itu. “Jangan ribut anak..! Makan-makan saja enak sekali rasanya makanan ini.. makanlah sampai habis”
Memang benar habislah daging rebusan Jin Hantu Besar itu oleh Ibu jin dan anaknya sampai mereka kekenyangan dan tertidur karena sangking kenyangnya. Lalu melihat kesempatan itu kemudian Tarantang Sawang dan Tarantang Talali membunuh ibu jin dengan anaknya itu.
Ketika sudah mati Jin Hantu Besar yang laki-laki, yang perempuan dan anaknya, kemudian tenanglah hati Tarantang Sawang dan Tarangtang Talali. Akhirnya mereka berdua hidup bahagia karena semangat bekerja, lagi pula tidak ada lagi jin yang berani mengganggu kampung mereka itu.
Sumber:
Pdt. Sergius Tigoi
https://folksofdayak.wordpress.com/2014/03/18/kisah-tarantang-sawang-tarantang-talali-membunuh-jin-hantu-besar/
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...