Kepulauan Talaud adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat setempat, manusia pertama yang menghuni daerah tersebut berasal dari seekor ketam, yaitu jenis kepiting yang berkaki enam dan bercapit.
- “Mmm… bau apa nih?” gumam Manusia Ketam,
- “Rasanya aku belum pernah mencium bau harum seperti ini?”
“Sumber bau harum itu pasti ada di sekitar sini,” gumamnya.
“Wow, ini pemandangan yang sangat mengagumkan. Sungguh cantik wanita-wanita itu,” gumam Manusia Ketam dengan kagum.
“Sepertinya ada bau manusia,” kata salah bidadari itu.
“Kakak! Apakah kalian melihat sayapku?” tanya bidadari itu.
- “Memang kamu letakkan di mana, Adikku?” tanya bidadari sulung.
- “Adik meletakkannya di atas batu ini bersama sayap kalian,” jawab si bungsu mulai cemas.
- “Wah, jangan-jangan sayapmu diterbangkan angin,” imbuh bidadari yang nomor dua.
- “Kalau begitu, ayo kita cari-cari bersama-sama di sekitar tempat ini!” seru bidadari sulung.
- “Maafkan kami, Adikku! Kami terpaksa meninggalkanmu sendirian di sini,” ujar bidadari yang sulung.
- “Jangan tinggalkan Adik, Kakak! Adik takut tinggal di sini seorang diri,” kata bidadari bungsu mengiba.
- “Maafkan kami, Bungsu! Kami tidak bisa berlama-lama di tempat ini, nanti ayahanda marah,” imbuh bidadari lainnya.
- “Hai, gadis cantik! Kenapa kamu menangis?” tanya Manusia Ketam seolah-olah tidak mengetahui penyebab kesedihan bidadari cantik itu.
- “Sayapku hilang, Tuan,” jawab putri bungsu sambil menangis tersedu-sedu, “Apakah Tuan melihat sayap saya?”
- “Maaf, putri cantik! Akulah yang mengambil sayapmu. Aku akan mengembalikannya kepadamu tapi dengan satu syarat,” ujar Manusia Ketam.
- “Apakah syaratmu itu, Tuan?” tanya Bidadari Bungsu.
- “Kamu sungguh cantik dan mempesona. Maukah kamu menjadi istriku?” ungkap Manusia Ketam.
- “Baiklah, Tuan. Aku terima syaratmu, tapi kamu juga harus memenuhi satu syarat dariku,” ujar Bidadari Bungsu.
- “Apakah syaratmu itu, Putri? Katakanlah!” desak Manusia Ketam.
- “Setelah kita menikah nanti, kamu harus ikut bersamaku kembali ke Kahyangan,” jawab Bidadari Bungsu.
- “Ha, hanya itukah syaratmu Tuan Putri?” tanya Manusia Ketam,
- “Dengan senang hati, aku bersedia tinggal bersamamu di Negeri Kahyangan”.
- “Kanda, kini Dinda telah mengandung,” ungkap bidadari bungsu,
- “Tapi, setelah anak kita lahir nanti, Dinda meminta Kanda untuk berjanji.”
- “Berjanji untuk apa Dinda?” tanya Manusia ketan dengan penasaran.
- “Kanda harus berjanji untuk tidak melihat anak kita setelah lahir nanti,” jawab bidadari bungsu.
- “Kenapa Dinda? Bukankah dia itu anak Kanda juga?” tanya Manusia Ketam dengan heran.
- “Ketahuilah, Kanda! Tidak seorang pun manusia yang boleh tinggal di negeri ini. Oleh karenanya, Kanda harus memenuhi janji itu. Jika tidak, Kanda dan anak kita akan diusir dari negeri ini,” jelas Bidadari Bungsu.
“Wah, suamiku pasti telah menyentuh telur ini,” gumamnya.
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.