Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sulawesi Utara Talaud
KISAH MANUSIA KETAM DAN BIDADARI
- 20 Juli 2018

Kepulauan Talaud adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat setempat, manusia pertama yang menghuni daerah tersebut berasal dari seekor ketam, yaitu jenis kepiting yang berkaki enam dan bercapit.


Alkisah, di sebelah utara Pulau Sulawesi terdapat sebuah daerah yang bernama Kepulauan Talaud. Dahulu, saat belum dihuni oleh manusia, kabupaten yang terletak di kawasan paling utara Indonesia timur ini masih dipenuhi tetumbuhan dan hanya dihuni oleh seekor ketam yang tinggal di puncak Gunung Karakelang. Menurut cerita masyarakat setempat, binatang amfibi tersebut kemudian berubah menjadi seorang manusia laki-laki. Oleh karena tidak memiliki nama, maka manusia laki-laki itu dipanggil Manusia Ketam. Agar dapat bertahan hidup, ia setiap hari berkeliling pulau mencari dedaunan dan buah-buahan untuk dimakan. Ke mana pun pergi, ia juga selalu membawa saputta atau sumpit yang terbuat dari bilah bambu.

 
Suatu hari, ketika sedang berkeliling di pulau itu, Manusia Ketam tiba-tiba mencium bau harum yang sangat menyengat.
  • “Mmm… bau apa nih?” gumam Manusia Ketam, 
  • “Rasanya aku belum pernah mencium bau harum seperti ini?”
Manusia Ketam sangat penasaran dengan bau harum itu. Ia pun segera mencari sumber bau itu sambil mengembang-kempiskan hidungnya. Semakin lama bau harum itu semakin menyengat hidungnya.
“Sumber bau harum itu pasti ada di sekitar sini,” gumamnya.
Beberapa saat kemudian, Manusia Ketam sampai di tepi sebuah telaga. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat beberapa wanita cantik sedang mandi di tengah telaga. Mereka adalah para bidadari yang berasal dari Negeri Kahyangan. Manusia Ketam sangat heran karena selama berada di pulau itu ia belum pernah melihat wanita cantik, apalagi bidadari yang secantik itu. Sebelum para bidadari tersebut mengetahui kedatangannya, Manusia Ketam segera bersembunyi di balik sebuah pohon besar. Dari balik pohon itu, ia kemudian mengamati gerak-gerik para bidadari yang sedang asyik mandi.
“Wow, ini pemandangan yang sangat mengagumkan. Sungguh cantik wanita-wanita itu,” gumam Manusia Ketam dengan kagum.
Rupanya, salah satu dari bidadari tersebut tiba-tiba mencium bau manusia.
“Sepertinya ada bau manusia,” kata salah bidadari itu.
Namun, perkataan bidadari itu tidak dihiraukan oleh bidadari lainnya karena mereka sedang asyik bercanda dan bersuka-ria. Sementara itu, Manusia Ketam yang sedang bersembunyi di balik pohon tiba-tiba pandangannya tertuju pada sejumlah kain berwarna-warni yang teronggok di atas batu, tidak jauh dari tempat para bidadari itu mandi. Rupanya, onggokan kain berwarna-warni itu adalah baju dan sayap milik para bidadari tersebut.
 
Manusia Ketam kemudian berpikir bahwa para bidadari pasti tidak akan bisa terbang tanpa sayap itu. Oleh karena itu, ia bermaksud untuk mengambil salah satu dari onggokan sayap tersebut. Dengan melangkah perlahan-lahan, ia mendekati onggokan kain itu lalu menghisap sayap yang berwarna ungu dengan saputta-nya. Setelah itu, ia segera bersumbunyi di balik pohon.
 
Hari sudah siang. Saatnya para bidadari tersebut kembali ke Kahyangan. Mereka pun segera naik ke darat. Alangkah terkejutnya salah seorang dari mereka ketika hendak mengenakan pakaiannya.
“Kakak! Apakah kalian melihat sayapku?” tanya bidadari itu.
Rupanya, bidadari yang kehilangan sayapnya itu adalah bidadari bungsu.
  • “Memang kamu letakkan di mana, Adikku?” tanya bidadari sulung.
  • “Adik meletakkannya di atas batu ini bersama sayap kalian,” jawab si bungsu mulai cemas.
  • “Wah, jangan-jangan sayapmu diterbangkan angin,” imbuh bidadari yang nomor dua.
  • “Kalau begitu, ayo kita cari-cari bersama-sama di sekitar tempat ini!” seru bidadari sulung.
Beberapa bidadari tersebut sudah mencari di sekitar telaga, namun sayap si bungsu belum juga mereka temukan. Karena hari sudah semakin siang, akhirnya enam bidadari yang lain harus segera kembali ke Kahyangan.
  • “Maafkan kami, Adikku! Kami terpaksa meninggalkanmu sendirian di sini,” ujar bidadari yang sulung.
  • “Jangan tinggalkan Adik, Kakak! Adik takut tinggal di sini seorang diri,” kata bidadari bungsu mengiba.
  • “Maafkan kami, Bungsu! Kami tidak bisa berlama-lama di tempat ini, nanti ayahanda marah,” imbuh bidadari lainnya.
Akhirnya, bidadari- bidadari tersebut terpaksa meninggalkan si bungsu di bumi. Bidadari bungsu pun tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menangis dan meratapi nasibnya yang malang. Manusia Ketam yang tidak tega melihat bidadari bungsu itu terus menangis, terpaksa keluar dari persembunyiannya. Ia lalu menghampiri bidadari bungsu dan menyapanya.
  • “Hai, gadis cantik! Kenapa kamu menangis?” tanya Manusia Ketam seolah-olah tidak mengetahui penyebab kesedihan bidadari cantik itu.
  • “Sayapku hilang, Tuan,” jawab putri bungsu sambil menangis tersedu-sedu, “Apakah Tuan melihat sayap saya?”
Manusia Ketam tersenyum dan kemudian mengatakan bahwa sayap itu ada pada dirnya.
  • “Maaf, putri cantik! Akulah yang mengambil sayapmu. Aku akan mengembalikannya kepadamu tapi dengan satu syarat,” ujar Manusia Ketam.
  • “Apakah syaratmu itu, Tuan?” tanya Bidadari Bungsu.
  • “Kamu sungguh cantik dan mempesona. Maukah kamu menjadi istriku?” ungkap Manusia Ketam.
Bidadari Bungsu terdiam. Ia merasa bahwa syarat itu sungguhlah berat baginya karena ia tidak akan mungkin tinggal di bumi. Kedua orang tuanya pasti akan murka kepadanya. Namun karena Manusia Ketam terus menekan dan mengancam tidak akan menyerahkan sayap itu kepadanya, akhirnya ia terpaksa memenuhi syarat tersebut.
  • “Baiklah, Tuan. Aku terima syaratmu, tapi kamu juga harus memenuhi satu syarat dariku,” ujar Bidadari Bungsu.
  • “Apakah syaratmu itu, Putri? Katakanlah!” desak Manusia Ketam.
  • “Setelah kita menikah nanti, kamu harus ikut bersamaku kembali ke Kahyangan,” jawab Bidadari Bungsu.
  • “Ha, hanya itukah syaratmu Tuan Putri?” tanya Manusia Ketam, 
  • “Dengan senang hati, aku bersedia tinggal bersamamu di Negeri Kahyangan”.
Akhirnya, Manusia Ketam dan Bidadari Bungsu menikah. Setelah itu, keduanya terbang bersama menuju ke Negeri Kahyangan. Mereka tiba di sana saat malam sudah larut. Manusia Ketam terheran-heran melihat sebuah pemandangan yang sangat mengagumkan. Tampak sebuah kota yang terang benderang oleh lampu berkelap-kelip dengan sangat indah. Di tengah kota itu berdiri sebuah istana yang amat megah dan luas. Di depan istana terdapat jalan raya yang luas dan bersih. Jalan raya itu terlihat ramai oleh lalu-lalang orang yang lewat. Mereka pun kemudian beristirahat di sebuah kamar yang luas dan indah di dalam istana.
 
Keesokan hari, Manusia Ketam sangat heran karena kota yang semalam dilihatnya telah berubah menjadi sebuah pohon yang amat besar. Orang-orang yang lalu-lalang pun berubah menjadi burung, termasuk istrinya. Manusia Ketam bersama burung-burung tersebut tinggal di atas pohon. 
 
Pagi itu, bidadari bungsu yang telah menjelma menjadi burung terbang mencari makan, sedangkan Manusia Ketam tetap berada di pohon itu menunggu istrinya pulang. Begitu malam tiba, pohon besar itu kembali berubah menjadi kota. Keadaan seperti itu terus berlangsung setiap hari sehingga lama-kelamaan Manusia Ketam menjadi terbiasa.
 
Suatu hari, bidadari bungsu mengandung. Ia pun segera menyampaikan berita gembira itu kepada suaminya.
  • “Kanda, kini Dinda telah mengandung,” ungkap bidadari bungsu, 
  • “Tapi, setelah anak kita lahir nanti, Dinda meminta Kanda untuk berjanji.”
  • “Berjanji untuk apa Dinda?” tanya Manusia ketan dengan penasaran.
  • “Kanda harus berjanji untuk tidak melihat anak kita setelah lahir nanti,” jawab bidadari bungsu.
  • “Kenapa Dinda? Bukankah dia itu anak Kanda juga?” tanya Manusia Ketam dengan heran.
  • “Ketahuilah, Kanda! Tidak seorang pun manusia yang boleh tinggal di negeri ini. Oleh karenanya, Kanda harus memenuhi janji itu. Jika tidak, Kanda dan anak kita akan diusir dari negeri ini,” jelas Bidadari Bungsu.
Akhirnya, Manusia Ketam pun berjanji untuk memenuhi permintaan istrinya. Beberapa bulan kemudian, Bidadari Bungsu pun melahirkan. Meski demikian, Manusia Ketam tidak bisa meluapkan perasaan bahagianya karena ia tidak boleh melihat darah dagingnya sendiri. Hatinya pun diselimuti oleh rasa penasaran yang amat dalam.
 
Suatu hari, ketika istrinya sedang pergi mencari makan, Manusia Ketam secara diam-diam menengok ke tempat anaknya diletakkan. Tanpa diduga, ternyata ia hanya mendapati sebutir telur besar di tempat itu. Ia pun semakin penasaran. Telur itu kemudian diambil lalu diamatinya secara seksama. Setelah itu, telur tersebut ia kembalikan ke tempatnya karena takut ketahuan istrinya. Namun, saat ia meletakkan telur itu tidak lagi seperti posisinya semula.
 
Tak berapa lama kemudian, bidadari bungsu telah kembali. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat posisi telur itu telah berubah.
“Wah, suamiku pasti telah menyentuh telur ini,” gumamnya.
Bidadari Bungsu sangat marah karena mengetahui suaminya telah melanggar janji. Tanpa bertanya-tanya lagi, ia kemudian melemparkan suami dan anaknya yang berwujud telur itu ke bumi. Keduanya pun jatuh di atas tanah Kepulauan Talaud, tempat asal Manusia Ketam semula. Tak ayal, telur itu pun pecah. Sungguh sebuah peristiwa yang ajaib. Dari dalam telur itu keluar seorang bayi perempuan mungil yang amat cantik. Akhirnya, Manusia Ketam pun merawat bayi itu dengan penuh kasih sayang hingga dewasa. Menurut keyakinan masyarakat setempat, perempuan itulah yang kemudian menurunkan orang-orang di Kepulauan Talaud.
 
Sumber: http://agathanicole.blogspot.com/2017/10/kisah-manusia-ketam-dan-bidadari.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya