Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Riau Riau
KISAH MAHLIGAI KELOYANG
- 20 Juli 2018
Kelayang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Indonesia. Dulu, Kelayang adalah nama sebuah desa yang dikenal dengan Keloyang, sedangkan Keloyang berasal dari Kolam Loyang. Konon, pada zaman dahulu kala, Kolam Loyang ini merupakan tempat sekumpulan bidadari dari kayangan yang bisa terbang melayang. Setiap malam bulan purnama, para bidadari tersebut datang ke Kolam Loyang itu untuk mandi. Suatu ketika, seorang Datuk dari Kerajaan Indragiri bernama Datuk Sakti menghiliri Sungai Keruh (sekarang Sungai Indragiri) untuk melihat keadaan rakyatnya. Karena kelelahan, ia pun beristirahat di bawah sebuah pohon di tepi Kolam Loyang. Tiba-tiba, sekumpulan bidadari yang hendak mandi di Kolam Loyang turun dari kayangan. Datuk Sakti terpana melihat kecantikan para bidadari itu. Ia kemudian berpikir untuk memperistri salah satu di antara bidadari itu. Dengan berbagai usaha, Datuk Sakti berhasil menikahi bidadari itu. Namun, akhirnya mereka berpisah.
***
 


 

Pada suatu masa, Kerajaan Indragiri mengalami zaman keemasannya. Ibukota kerajaan yang menjadi pusat pemerintahan berada di Japura. Semula Japura bernama Rajapura. Rakyat Indragiri hidup dengan sejahtera, tenteram, dan damai. Para datuk memimpin dengan baik dan menjadi teladan bagi seluruh penduduk negeri. 
 
Suatu hari, salah seorang datuk yang bernama Datuk Sakti, pergi menghiliri Sungai Indragiri. Saat itu Sungai Indragiri masih bernama Sungai Keruh. Datuk Sakti ingin melihat kehidupan rakyatnya yang hidup di sepanjang sungai tersebut. Menjelang sore, Datuk Sakti menaiki sebuah tebing untuk mencari tempat beristirahat. 
Datuk Sakti kemudian memasuki hutan di dekat sungai. Sampailah dia di tepi sebuah kolam. Air kolam itu sangat jernih, tenang, dan cemerlang bak loyang. Ketika Datuk Sakti sedang duduk beristirahat di bawah sebuah pohon besar, tiba-tiba ia dikejutkan oleh sekumpulan wanita cantik yang terbang turun dari angkasa. 
 
Datuk Sakti terperanjat bukan alang kepalang. 
  • “Amboi, elok sangat gadis-gadis itu. Apakah saya ini mimpi?” gumam Datuk Sakti sambil mengusap-usap matanya. 
  • “Ah, ini bukan mimpi,” ia gumam lagi untuk meyakinkan dirinya kalau yang dilihatnya itu benar-benar nyata.
Ternyata benar, apa yang dilihatnya sungguhlah nyata. Dari balik pohon Datuk Sakti menyaksikan para bidadari itu melepas pakaian mereka yang indah, dan meletakkannya di pinggir kolam. 
“Aduhai, sungguh mempesona tubuh para bidadari itu,” ucap Datuk Sakti kagum. 
Para bidadari itu kemudian mandi dengan riang gembira, sambil bercanda dan bernyanyi. Suara mereka merdu bak buluh perindu, menghanyutkan hati bagi siapa saja yang mendengar. Air kolam berkecipak berkilauan, memantulkan sinar matahari sore yang berwarna kuning keemasan. Menjelang senja tiba, usailah para bidadari mandi. 
Mereka mengenakan pakaiannya kembali, dan secepat kilat terbang ke angkasa. Datuk Sakti yang terpukau segera tersadar. 
“Alangkah bahagianya kalau aku memiliki istri salah satu bidadari itu,” pikir Datuk Sakti. Datuk Sakti termenung, memikirkan cara menangkap salah satu bidadari tersebut. 
Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Senja itu adalah malam bulan purnama penuh, tentulah pada purnama berikutnya para bidadari akan datang lagi. Sepurnama itu Datuk Sakti terus berdoa. 
“Doa akan merubah retak tangan yang telah digariskan Tuhan,” pikir Datuk Sakti. 
Dia puasa tujuh hari, mandi limau tujuh pagi tujuh petang, untuk membersihkan dirinya lahir batin. Pada purnama berikutnya, Datuk Sakti bergegas pergi kembali ke Kolam Loyang tempat para bidadari mandi. Dia bersembunyi di balik semak yang rapat. 
Dia sangat berhati-hati sekali jangan sampai ketahuan oleh bidadari tersebut. 
“Wah, aku harus berhati-hati. Jangan sampai ketahuan oleh mereka. Kalau mereka tahu, hancurlah harapanku selama ini,” katanya bertekad dalam hati. 
Benarlah! Menjelang sore, langit kemilau oleh cahaya terang yang mengiringi kedatangan para bidadari. Sebagaimana biasa, mereka menanggalkan pakaian dan mencebur ke dalam kolam, bersuka ria. Tengah para bidadari berkecipak-kecipung di air, Datuk Sakti diam-diam mengambil salah satu selendang yang ada di dekatnya. 
 
Setelah senja, para bidadari tersebut mengenakan kembali pakaiannya. Tetapi, ada satu bidadari yang tidak menemukan selendangnya. Bidadari-bidadari lain tidak dapat menolongnya. Mereka harus kembali sebelum malam turun. Bidadari yang kehilangan selendang itu terpaksa mereka tinggalkan. 
 
Bidadari itu pun menangis tersedu-sedu dengan sedihnya. Tangisannya menusuk kalbu siapa saja yang mendengarnya. Datuk Sakti keluar dari persembunyiannya, dan mendekati bidadari malang tersebut. 
  • “Wahai Bidadari cantik, ada apa gerangan kamu menangis?” sapa Datuk Sakti. 
  • “Tuan, apabila Tuan mengetahui selendang saya, hamba mohon kembalikanlah selendang itu,” pinta Bidadari itu.
Datuk Sakti mengeluarkan selendang itu dari balik punggungnya, lalu berkata, 
“Aku akan mengembalikan selendang kamu tetapi dengan syarat, kamu bersedia menjadi istriku.” 
Dengan senyum yang tulus, sang Bidadari menjawab, 
“Ya, saya berjanji bersedia menikah dengan Tuan, asalkan Tuan sanggup berjanji pula untuk tidak menceritakan asal-asulku dan peristiwa ini kepada orang lain. Jika Tuan melanggar janji, berarti kita akan bercerai”.
Syarat yang diajukan sang Bidadari sangatlah ringan bagi Datuk Sakti. 
“Baiklah, saya bersedia mengingat janji itu,” jawab Datuk Sakti. 
Lalu, Datuk Sakti membawa Bidadari itu ke rumahnya. 
Masa berlalu. Mereka menikah dan hidup berbahagia. Tiada berapa lama, bidadari itu melahirkan anak laki-laki, disusul anak perempuan. Anak-anak itu tumbuh sehat, cerdas, dan rupawan. Datuk Sakti melatih anak laki-lakinya hingga tangkas bersilat, berburu, berniaga, dan berlayar. 
Sang Bidadari mengajari anak perempuannya menenun, memasak, merawat rumah, dan bertanam padi. Keluarga Datuk Sakti terlihat sempurna. Semua orang kagum dan memuji kecantikan paras, keelokan perilaku, serta kepandaian sang Bidadari. 
 
Datuk Sakti sangat bangga akan istrinya, hingga lupa dengan janjinya pada sang Bidadari. Tanpa sadar, dia bercerita pada sahabat dan kerabatnya bahwa istrinya adalah bidadari dari kahyangan. Dia menangkapnya saat mandi di Kolam Loyang. 
 
Setelah mendengar cerita Datuk Sakti, pada setiap malam purnama orang-orang berduyun-duyun ke Kolam Loyang untuk berburu bidadari. Mereka bersaing, berebut, bahkan saling bertikai untuk mendapatkan semak lebat yang terdekat dengan kolam. Tetapi mereka pulang dengan tangan hampa, karena semenjak ada salah satu bidadari kehilangan selendang, para bidadari yang lain tidak berani lagi mandi di Kolam Loyang. 
 
Mengetahui Datuk Sakti telah melanggar janjinya, sang Bidadari sangat sedih dan marah. Sambil menangis dia mengambil selendangnya. 
“Karena rahasia kita telah Kakanda bongkar, aku akan kembali ke langit. Tolong pelihara putra-putri kita, agar menjadi orang yang berguna. Selamat tinggal,” sang Bidadari pamit, lalu terbang ke angkasa. 
Sejak saat itu, sang Bidadari tidak pernah lagi kembali ke Kolam Loyang mand-mandi. Datuk Sakti sangat sedih dan menyesal, tetapi nasi telah menjadi bubur. Akhirnya dia menerima takdirnya dan membesarkan anak-anaknya dengan baik. 
Kedua anak itu tumbuh menjadi jejaka dan gadis yang rupawan, pandai, dan baik budi. Semua orang menyukai mereka. Pada setiap malam purnama, Dauk Sakti dan putra-putrinya pergi ke Kolam Loyang untuk mengenang ibundanya. Mereka juga berdoa agar sang Bidadari bahagia di kahyangan. 
 
Sejak peristiwa tersebut, desa tempat mereka hidup itu kemudian mereka beri nama Keloyang, yaitu diambil dari kata Kolam Loyang. 
 
Saat ini, desa tersebut telah berkembang dan dikenal dengan nama Kelayang, salah satu nama kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, Indonesia. Kelayang dibentuk menjadi kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 tahun 1995. 
 

Di samping itu, juga terdapat sebuah desa yang bernama Kelayang di wilayah Kecamatan Kelayang. Hingga kini, pemerintah daerah Indragiri Hulu telah mengeluarkan kebijakan sebagai upaya untuk menghargai dan melestarikan Kolam Loyang di Kecamatan Kelayang, karena Kolam Loyang ini merupakan icon kebudayaan masyarakat di daerah itu.

 

Sumber: http://agathanicole.blogspot.com/2017/08/kisah-mahligai-keloyang.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya