Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jambi Jambi
KISAH LEGENDA PUTRI AYU NYIMAS RAHIMA
- 18 Juli 2018

Putri Ayu adalah gelar yang diberikan kepada seorang pejuang wanita dari Jambi bernama Nyi Mas Rahima. Ia mendapat gelar Putri Ayu karena memiliki paras yang cantik jelita. Tidak hanya cantik, Putri Ayu juga disebut-sebut sebagai pejuang wanita melawan penjajah Belanda.

 

Dahulu, di Tanah Pulih atau tepatnya di daerah Tanjung Pasir, Jambi, ada seorang gadis cantik bernama Putri Rahima. Ia adalah putri semata wayang Kemas Mahmud, seorang tokoh yang dihormati di kampung itu. Kecantikan Putri Rahima bagai bidadari dari kahyangan. Selain cantik, ia juga pandai mengaji dengan suara yang merdu. Sopan-santun dan budi-bahasanya pun amat elok. Kemahirannya memasak, menjahit, menenun, dan merenda membuat putri Kemas Mahmud itu semakin sempurna sebagai gadis idaman bagi setiap pemuda.
 
Kabar tentang kecantikan Putri Rahima tersebar hingga ke seluruh pelosok wilayah Jambi, meskipun pada saat itu sedang berkecamuk perang melawan Belanda. Para pemuda pejuang Jambi yang banyak bergerilya ke tengah-tengah hutan pun mendengar kabar tersebut. 
 
Berita itu juga sampai ke telinga Sultan Muhammad yang memerintah di daerah Kampung Lereng. Ia adalah sultan yang masih muda, tampan, dan berwibawa. Ia juga terkenal saleh dan taat beribadah. Suatu hari, Sultan Muhammad diam-diam meninggalkan istana untuk membuktikan berita tentang kecantikan Putri Rahima. Ternyata benar, saat melihat kecantikan putri Kemas Mahmud itu, Sultan Muhammad berdecak kagum. 
“Oh, Putri Rahima benar-benar gadis yang sempurna. Kecantikannya sungguh luar biasa dan tiada tandingannya di negeri ini,” gumam Sultan Muhammad dengan kagum. 
Kecantikan Putri Rahima telah memikat hati Sultan Muhammad. Ia pun tak sabar lagi ingin segera meminangnya. Setelah kembali ke istana, sultan muda itu segera mengumpulkan beberapa pembesar kerajaan dan kemudian mengutus mereka untuk meminang Putri Rahima. 
  • “Maaf, Pak Kemas. Kedatangan kami kemari untuk menyampaikan pinangan Tuan kami Sultah Muhammad untuk putri Pak Kemas,” kata salah seorang utusan. 
  • “Kami menyambut baik atas niat baik raja kalian. Tapi, berilah kami waktu satu hari untuk merundingkan masalah ini bersama keluarga kami,” pinta Pak Kemas, 
  • “Tuan-tuan boleh kembali ke mari besok untuk mengetahui keputusan dari keluarga kami.” 
Para utusan Sultan Muhammad pun berpamitan pulang ke istana dan pada esok harinya mereka kembali ke rumah Kemas Mahmud. 
  • “Bagaimana hasil perundingan keluarga, Pak Kemas?” tanya seorang utusan Sultan Muhammad. 
  • Kemas Mahmud pun menyampaikan hasil musyawarah bersama keluarga besarnya melalui ungkapan seperti berikut: 
  • “Dari buat ke Batang Asai, singgah bermalam di Dusun Kerak; Urusan adat sudah selesai, tinggal lagi urusan sarak.” Ungkapan di atas menunjukkan bahwa Kemas Mahmud dan keluarga besarnya menerima pinangan Sultan Muhammad. 
Kini, tinggal pelaksanaan pesta pernikahan Putri Rahima dan Sultan Muhammad. Namun karena saat itu dalam keadaan perang, maka kedua belah pihak bersepakat untuk meniadakan pesta pernikahan agar tidak mengundang perhatian penjajah Belanda. 
 
Namun, pesta tersebut diganti dengan acara sedekah hari pengantin. Setelah sah menjadi permaisurinya, Sultan Muhammad pun memboyong Putri Rahima ke istana. Sejak itulah, putri semata wayang Kemas Mahmud itu tinggal di istana dengan gelar Putri Ayu Nyimas Rahima. Ia pun hidup berbahagia dan saling mengasihi dengan suaminya. 
Dua tahun kemudian, Nyi Mas Rahima melahirkan seorang putra dan diberi nama Pangeran Adipati. Kehadiran sang pangeran kecil di tengah-tengah keluarga menambah kebahagian Sultan Muhammad dan permaisurinya. Kasih sayang sang Sultan kepada Nyi Mas Rahima pun semakin dalam. 
 
Namun, di tengah-tengah kebahagiaan mereka tersebut, peperangan semakin berkecamuk. Sebagai warga negara yang baik, Sultan Muhammad pun merasa terpanggil untuk membela tanah air. Sultan Muhammad kerap meninggalkan istana karena harus bertempur melawan penjajah Belanda. Hal itu membuat perhatian terhadap keluarganya semakin berkurang. Untung Putri Ayu Nyimas Rahima seorang ibu yang bijaksana. Ia selalu memberi pengertian kepada putranya yang sudah mulai tumbuh menjadi kanak-kanak yang cerdas tentang perjuangan sang Ayah. 
“Putraku, Adipati. Ayahmu adalah seorang pejuang. Itulah sebabnya ia selalu pergi meninggalkan kita demi membela tanah air yang tercinta ini,” ujar Nyi Mas Rahima. 
Nasehat tersebut selalu Putri Ayu Nyimas Rahima sampaikan kepada putranya setiap kali sang Ayah pergi berperang. Maka, jadilah Pangeran Adipati sebagai anak yang berjiwa kesatria. Ia bahkan seringkali berceloteh ingin membantu ayahnya mengusir penjajah Belanda. 
  • “Bunda..., kenapa Ayah tidak pernah mengajak Pati ikut berperang? Padahal, Pati ingin sekali membantu Ayah mengusir penjajah itu,” kata Pangeran Adipati. 
  • “Pati, Putraku. Engkau masih kecil. Kelak jika kamu sudah besar, Ayah pasti akan mengajakmu. Saat ini, kita hanya bisa mendukung perjuangan Ayah dengan doa agar selamat dari peperangan,” ujar Putri Ayu Nyimas Rahima. 
Putri Ayu Nyimas Rahima terus melantunkan doa demi keselamatan sang Suami dan pasukannya. Namun, tak jarang ia merasa cemas menunggu kepulangan suaminya dari medan perang. Sementara itu, sikap permusuhan penjajah Belanda semakin hari semakin merajalela. Mereka terus memperluas wilayah kekuasaannya di hampir wilayah Jambi. Bahkan, mereka telah membangun benteng pertahanan di sekitar istana. Keaadan itu membuat Putri Ayu Nyimas Rahima bertambah cemas. Apalagi saat itu dia sedang mengandung anak keduanya. 
 
Ketika suaminya sedang meninggalkan istana, serdadu Belanda kerap berkeliaran di sekitar istana. Ia merasa bahwa tanah airnya semakin terancam. Di samping itu, ia juga selalu mencemaskan keselamatan suaminya yang sudah beberapa hari belum kembali dari medan perang. Perasaan-perasaan itu terus membebani batinnya. 
Di saat kandungannya semakin besar, ia menjadi lemah dan sering sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal dunia sebelum melahirkan anak keduanya. 
Kepergian sang Bunda memberi duka yang sangat dalam bagi Pangeran Adipati. Ditambah pula kabar tentang keberadaan sang Ayah belum juga diketahui rimbanya. Untuk mengenang Putri Ayu Nyimas Rahima yang ramah, penyayang, dan selalu mendukung perjuangan suaminya, para keluarga istana kemudian membuatkan makam yang dikelilingi tembok untuk Putri Ayu Nyimas Rahima. 
 
Mereka pun terus menjaga dan merawat makam itu. Sementara itu, kehadiran serdadu Belanda membuat benteng di sekitar istana semakin terancam. Akhirnya, keluarga istana memutuskan untuk mengungsi ke hulu Batang Hari Jambi dengan memboyong Pangeran Adipati. Suatu malam, mereka pun meninggalkan istana secara diam-diam. Keesokan hari, para serdadu Belanda pun segera menempati istana yang telah kosong. Betapa terkejutnya mereka saat melihat sebuah makam yang bersih dan indah. 
  • “Hai, makam siapakah yang indah ini?” tanya salah seorang serdadu Belanda. 
  • “Entahlah. Tapi, saya yakin penghuni makam ini pasti bukanlah orang sembarangan,” jawab serdadu Belanda lainnya. 
Penasaran ingin mengetahui perihal makam itu, salah seorang serdadu Belanda mencari keterangan kepada warga di sekitar istana. 
  • “Makam siapakah yang ada di dekat istana itu?” tanya serdadu itu kepada salah seorang warga. 
  • “Makam itu adalah milik Putri Ayu Nyimas Rahima, permaisuri Sultan Muhammad. Ayu fisiknya, juga ayu batinnya. Ia selalu mendukung perjuangan suaminya dengan tulus ikhlas dan rela mengorbankan kebahagiaannya berkumpul bersama keluarganya,” jelas warga itu. 
Sejak itulah, para serdadu Belanda menyebut makam itu dengan sebutan Makam Putri Ayu. Makam Putri Ayu Nyimas Rahima itu dikelilingi tembok berwarna kuning dan beratapkan seng. Batu nisannya terbuat dari kayu bulian berwarna merah tua dan makamnya sendiri terbuat dari marmer berwarna biru. 
 
Makam Putri Ayu Nyimas Rahima berada di kawasan Benteng atau berdekatan dengan Masjid Al Falah Kota Jambi, sayangnya karena perluasan kota, pada tahun 1980 makam Putri Ayu Nyimas Rahima dipindahkan ke Jalan Kemboja, RT 07, Kelurahan Sungaiputri, Telanaipura, Kota Jambi. 
 
Sumber: http://agathanicole.blogspot.com/2017/09/kisah-legenda-putri-ayu-nyimas-rahima.html
Dahulu, di Tanah Pulih atau tepatnya di daerah Tanjung Pasir, Jambi, ada seorang gadis cantik bernama Putri Rahima. Ia adalah putri semata wayang Kemas Mahmud, seorang tokoh yang dihormati di kampung itu. Kecantikan Putri Rahima bagai bidadari dari kahyangan. Selain cantik, ia juga pandai mengaji dengan suara yang merdu. Sopan-santun dan budi-bahasanya pun amat elok. Kemahirannya memasak, menjahit, menenun, dan merenda membuat putri Kemas Mahmud itu semakin sempurna sebagai gadis idaman bagi setiap pemuda.
 
Kabar tentang kecantikan Putri Rahima tersebar hingga ke seluruh pelosok wilayah Jambi, meskipun pada saat itu sedang berkecamuk perang melawan Belanda. Para pemuda pejuang Jambi yang banyak bergerilya ke tengah-tengah hutan pun mendengar kabar tersebut. 
 
Berita itu juga sampai ke telinga Sultan Muhammad yang memerintah di daerah Kampung Lereng. Ia adalah sultan yang masih muda, tampan, dan berwibawa. Ia juga terkenal saleh dan taat beribadah. Suatu hari, Sultan Muhammad diam-diam meninggalkan istana untuk membuktikan berita tentang kecantikan Putri Rahima. Ternyata benar, saat melihat kecantikan putri Kemas Mahmud itu, Sultan Muhammad berdecak kagum. 
“Oh, Putri Rahima benar-benar gadis yang sempurna. Kecantikannya sungguh luar biasa dan tiada tandingannya di negeri ini,” gumam Sultan Muhammad dengan kagum. 
Kecantikan Putri Rahima telah memikat hati Sultan Muhammad. Ia pun tak sabar lagi ingin segera meminangnya. Setelah kembali ke istana, sultan muda itu segera mengumpulkan beberapa pembesar kerajaan dan kemudian mengutus mereka untuk meminang Putri Rahima. 
  • “Maaf, Pak Kemas. Kedatangan kami kemari untuk menyampaikan pinangan Tuan kami Sultah Muhammad untuk putri Pak Kemas,” kata salah seorang utusan. 
  • “Kami menyambut baik atas niat baik raja kalian. Tapi, berilah kami waktu satu hari untuk merundingkan masalah ini bersama keluarga kami,” pinta Pak Kemas, 
  • “Tuan-tuan boleh kembali ke mari besok untuk mengetahui keputusan dari keluarga kami.” 
Para utusan Sultan Muhammad pun berpamitan pulang ke istana dan pada esok harinya mereka kembali ke rumah Kemas Mahmud. 
  • “Bagaimana hasil perundingan keluarga, Pak Kemas?” tanya seorang utusan Sultan Muhammad. 
  • Kemas Mahmud pun menyampaikan hasil musyawarah bersama keluarga besarnya melalui ungkapan seperti berikut: 
  • “Dari buat ke Batang Asai, singgah bermalam di Dusun Kerak; Urusan adat sudah selesai, tinggal lagi urusan sarak.” Ungkapan di atas menunjukkan bahwa Kemas Mahmud dan keluarga besarnya menerima pinangan Sultan Muhammad. 
Kini, tinggal pelaksanaan pesta pernikahan Putri Rahima dan Sultan Muhammad. Namun karena saat itu dalam keadaan perang, maka kedua belah pihak bersepakat untuk meniadakan pesta pernikahan agar tidak mengundang perhatian penjajah Belanda. 
 
Namun, pesta tersebut diganti dengan acara sedekah hari pengantin. Setelah sah menjadi permaisurinya, Sultan Muhammad pun memboyong Putri Rahima ke istana. Sejak itulah, putri semata wayang Kemas Mahmud itu tinggal di istana dengan gelar Putri Ayu Nyimas Rahima. Ia pun hidup berbahagia dan saling mengasihi dengan suaminya. 
Dua tahun kemudian, Nyi Mas Rahima melahirkan seorang putra dan diberi nama Pangeran Adipati. Kehadiran sang pangeran kecil di tengah-tengah keluarga menambah kebahagian Sultan Muhammad dan permaisurinya. Kasih sayang sang Sultan kepada Nyi Mas Rahima pun semakin dalam. 
 
Namun, di tengah-tengah kebahagiaan mereka tersebut, peperangan semakin berkecamuk. Sebagai warga negara yang baik, Sultan Muhammad pun merasa terpanggil untuk membela tanah air. Sultan Muhammad kerap meninggalkan istana karena harus bertempur melawan penjajah Belanda. Hal itu membuat perhatian terhadap keluarganya semakin berkurang. Untung Putri Ayu Nyimas Rahima seorang ibu yang bijaksana. Ia selalu memberi pengertian kepada putranya yang sudah mulai tumbuh menjadi kanak-kanak yang cerdas tentang perjuangan sang Ayah. 
“Putraku, Adipati. Ayahmu adalah seorang pejuang. Itulah sebabnya ia selalu pergi meninggalkan kita demi membela tanah air yang tercinta ini,” ujar Nyi Mas Rahima. 
Nasehat tersebut selalu Putri Ayu Nyimas Rahima sampaikan kepada putranya setiap kali sang Ayah pergi berperang. Maka, jadilah Pangeran Adipati sebagai anak yang berjiwa kesatria. Ia bahkan seringkali berceloteh ingin membantu ayahnya mengusir penjajah Belanda. 
  • “Bunda..., kenapa Ayah tidak pernah mengajak Pati ikut berperang? Padahal, Pati ingin sekali membantu Ayah mengusir penjajah itu,” kata Pangeran Adipati. 
  • “Pati, Putraku. Engkau masih kecil. Kelak jika kamu sudah besar, Ayah pasti akan mengajakmu. Saat ini, kita hanya bisa mendukung perjuangan Ayah dengan doa agar selamat dari peperangan,” ujar Putri Ayu Nyimas Rahima. 
Putri Ayu Nyimas Rahima terus melantunkan doa demi keselamatan sang Suami dan pasukannya. Namun, tak jarang ia merasa cemas menunggu kepulangan suaminya dari medan perang. Sementara itu, sikap permusuhan penjajah Belanda semakin hari semakin merajalela. Mereka terus memperluas wilayah kekuasaannya di hampir wilayah Jambi. Bahkan, mereka telah membangun benteng pertahanan di sekitar istana. Keaadan itu membuat Putri Ayu Nyimas Rahima bertambah cemas. Apalagi saat itu dia sedang mengandung anak keduanya. 
 
Ketika suaminya sedang meninggalkan istana, serdadu Belanda kerap berkeliaran di sekitar istana. Ia merasa bahwa tanah airnya semakin terancam. Di samping itu, ia juga selalu mencemaskan keselamatan suaminya yang sudah beberapa hari belum kembali dari medan perang. Perasaan-perasaan itu terus membebani batinnya. 
Di saat kandungannya semakin besar, ia menjadi lemah dan sering sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal dunia sebelum melahirkan anak keduanya. 
Kepergian sang Bunda memberi duka yang sangat dalam bagi Pangeran Adipati. Ditambah pula kabar tentang keberadaan sang Ayah belum juga diketahui rimbanya. Untuk mengenang Putri Ayu Nyimas Rahima yang ramah, penyayang, dan selalu mendukung perjuangan suaminya, para keluarga istana kemudian membuatkan makam yang dikelilingi tembok untuk Putri Ayu Nyimas Rahima. 
 
Mereka pun terus menjaga dan merawat makam itu. Sementara itu, kehadiran serdadu Belanda membuat benteng di sekitar istana semakin terancam. Akhirnya, keluarga istana memutuskan untuk mengungsi ke hulu Batang Hari Jambi dengan memboyong Pangeran Adipati. Suatu malam, mereka pun meninggalkan istana secara diam-diam. Keesokan hari, para serdadu Belanda pun segera menempati istana yang telah kosong. Betapa terkejutnya mereka saat melihat sebuah makam yang bersih dan indah. 
  • “Hai, makam siapakah yang indah ini?” tanya salah seorang serdadu Belanda. 
  • “Entahlah. Tapi, saya yakin penghuni makam ini pasti bukanlah orang sembarangan,” jawab serdadu Belanda lainnya. 
Penasaran ingin mengetahui perihal makam itu, salah seorang serdadu Belanda mencari keterangan kepada warga di sekitar istana. 
  • “Makam siapakah yang ada di dekat istana itu?” tanya serdadu itu kepada salah seorang warga. 
  • “Makam itu adalah milik Putri Ayu Nyimas Rahima, permaisuri Sultan Muhammad. Ayu fisiknya, juga ayu batinnya. Ia selalu mendukung perjuangan suaminya dengan tulus ikhlas dan rela mengorbankan kebahagiaannya berkumpul bersama keluarganya,” jelas warga itu. 
Sejak itulah, para serdadu Belanda menyebut makam itu dengan sebutan Makam Putri Ayu. Makam Putri Ayu Nyimas Rahima itu dikelilingi tembok berwarna kuning dan beratapkan seng. Batu nisannya terbuat dari kayu bulian berwarna merah tua dan makamnya sendiri terbuat dari marmer berwarna biru. 
 
Makam Putri Ayu Nyimas Rahima berada di kawasan Benteng atau berdekatan dengan Masjid Al Falah Kota Jambi, sayangnya karena perluasan kota, pada tahun 1980 makam Putri Ayu Nyimas Rahima dipindahkan ke Jalan Kemboja, RT 07, Kelurahan Sungaiputri, Telanaipura, Kota Jambi. 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline