Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Barat Jawa Barat
KISAH KI RANGGA GADING DARI KARANGNUNGGAL
- 20 Juli 2018

Karangnunggal adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dahulu kala, ketika Tasik masih merupakan “dayeuh” (kota) Sukapura, ada seorang bernama Ki Rangga Gading. Ia sangat sakti. Tapi ke saktiannya disalahgunakan untuk merampok dan mencuri. Ki Rangga Gading tidak pernah tertangkap, karena ia bisa mengubah badannya menjadi binatang, pohon, batu, atau air.

 

Suatu ketika, Ki Rangga Gading mencuri kerbau lima ekor. Pencurian itu sengaja dilakukan di siang hari untuk pamer kesaktian. Warga sekampung pun beramai-ramai memburunya. Karena ketinggian ilmu Ki Rangga Gading, ia mengubah kaki-kaki kerbau menjadi terbalik, sehing ga jejak telapak kaki kerbau berlawanan arah. Warga yang mengikuti jejak itu tertipu. Mereka semakin menjauh dari kerbau-kerbau itu.
 
Warga memutuskan mengejar ke pasar. Sebab Ki Rangga Gading pasti akan menjual kerbau itu ke pasar. Tetapi dasar Ki Rangga Gading, ia mengubah tanduk kerbau yang tadinya melengkung ke atas menjadi ke bawah. Kulit kerbaunya yang tadinya hitam diubah menjadi putih. Maka, selamatlah ia dari kejaran massa dan polisi negara yang akan menangkapnya.
 
Tersiar kabar, di Karangnunggal terdapat tanah keramat. Tanah itu mengandung emas. Lahan itu dijaga oleh polisi negara dan para tua-tua kampung agar tidak diganggu. Mendengar kabar itu, Ki Rangga Gading jadi tergiur ingin memilikinya. Ia segera naik ke atas pohon kelapa. Setelah sampai di atas, dibacoknya pelepah kelapa yang diinjaknya. Dengan ilmunya, pelepah itu terbang melayang menuju Karangnunggal.
 
Sampai di Karangnunggal, Ki Rangga Gading mengubah dirinya menjadi seekor kucing agar tidak diketahui oleh polisi negara dan tua-tua kampung. Tentu saja para penjaga tertipu. Kucing jelmaan Ki Rangga Gading itu tenang-tenang saja me ngeruki tanah yang mengandung emas itu. Kemudian dimasukkan ke dalam karung yang dibawanya. Setelah karungnya ter isi penuh, Ki Rangga Gading segera terbang menggunakan pelepah yang tadi ditungganginya menuju ke kampung tempat persembunyiannya.
 
Sebelum tiba di kampungnya, ia turun ingin berjalan kaki. Di tempat yang sepi, ia istirahat sambil membuka hasil curiannya. Lalu ia mengambil segenggam dan ditaburkan supaya tempat itu menjadi keramat. Sampai saat ini tempat itu dikenal dengan nama Salawu, berasal dari kata sarawu (segenggam).
 
Kemudian Ki Rangga Gading melanjut kan perjalanan. Saat merasa lelah, ia ber istirahat. Karung yang berisi tanah emas digantungkan pada dahan pohon. Sampai sekarang tempat itu terkenal dengan nama Kampung Karang Gantungan terletak di Kecamatan Salawu. Nama itu berasal dari kata tanah Karangnunggal digantungkan.
 
Ki Rangga Gading melanjutkan perjalanan lagi. Setelah lama berjalan, ia mulai banyak berkeringat. Ia berhenti untuk mandi dulu di suatu mata air. Karung yang dibawanya digantungkan lagi. Tapi karung itu berayun-ayun terus (guntal-gantel) tak mau diam. Sampai sekarang kampung itu dikenal dengan nama Kampung Guntal Gantel.
 
Ketika Ki Rangga Gading sedang asyik mandi, tiba-tiba di hadapannya telah ber diri seorang tua. Wajahnya bercahaya dan menggunakan sorban serta jubah putih, ia seorang ulama yang tinggi ilmunya. Sambil tersenyum orang tua itu berkata, 
“Sedang apa Rangga Gading, tiduran di atas tanah sambil telanjang, seperti anak ke cil saja?”
Ki Rangga Gading terkejut, Ia sangat malu dan mendadak badannya merasa lemas tak berdaya. Ia memelas, 
“Duh Eyang ampun, tolonglah saya Eyang, saya lemas, tidak tahan Eyang, saya tobat, saya ingin jadi murid Eyang.” 
Sejak saat itu Ki Rangga Gading menjadi santri di Pesantren Guntal Gantel.
 
Pada suatu ketika, Pesantren Guntal-Gantel tertimbun tanah longsor akibat gempa bumi. Waktu itu, ulama dan santri-santrinya sedang tilem (tidur). Konon, mere ka menjadi kodok. Sebab itu tempat tersebut sangat angker, dan dinamakan “Bangkong rarang” berasal dari kata tanah yang di bawa dari karang dan loba bangkong (banyak katak).
 
Sampai saat ini “Bangkongrarang” dan “Guntal Gantel” masih ada, tetapi hanya berupa tumpukan pasir di tengah sawah yang luas. Barang siapa berani masuk dan menginjak lahan itu akan merasakan akibatnya. Bila ada burung terbang melintasi lahan itu, ia akan jatuh dan mati seketika. Bila bulan puasa tiba, di tengah malam saatnya sahur, sering terdengar sayup-sayup dari tempat itu bunyi beduk. Jangan heran sebab itu adalah suara beduk santri-santri dari Pesantren Guntal-Gantel yang tilem dan dipimpin oleh Ki Rangga Gading.
 
Sumber: http://agathanicole.blogspot.com/2017/09/kisah-ki-rangga-gading-dari.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline