Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jambi Jambi
KISAH CINTA PUTRI RAINUN DAN RAJO MUDO
- 18 Juli 2018

Putri Rainun dan Rajo Mudo adalah sepasang kekasih dari tanah Jambi. Pasangan ini memang sangat serasi. Putri Rainum memiliki paras yang cantik jelita dan berbudi luhur. Demikian pula Rajo Mudo yang berwajah tampan dan cerdas. Hanya saja, perbedaan keturunan menjadi halangan di antara mereka. Putri Rainum keturunan bangsawan yang kaya-raya, sedangkan Rajo Mudo berasal dari kalangan rakyat biasa.

 
Dahulu, di Jambi ada seorang putri bangsawan bernama Putri Rainun. Ia adalah gadis yang cantik, anggun, dan memiliki perangai yang baik. Kecantikan dan keelokan budinya kerap menjadi buah bibir. Sudah banyak pemuda maupun putra bangsawan yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Rupanya, Putri Rainun telah memiliki kekasih bernama Rajo Mudo, seorang pemuda tampan dari kalangan orang biasa. Selain tampan, pemuda dambaan hati sang putri itu juga memiliki sifat yang baik, alim, dan berilmu. 
 
Suatu waktu, Rajo Mudo berniat pergi merantau untuk menambah ilmu pengetahuannya. Niat itu pun ia sampaikan kepada kekasihnya, Putri Rainun. 
  • “Wahai Dinda, permata hati Kanda. Kanda ingin ke negeri seberang untuk menimba ilmu,” kata Rajo Mudo, 
  • “Jika Dinda mengizinkan, Kanda akan berlayar dengan kapal yang akan berangkat besok pagi.” 
  • “Iya, Kanda. Dinda merestui kepergian Kanda. Tapi, jangan lupa cepat kembali, Dinda tidak ingin berlama-lama berpisah dengan Kanda,” ujar Putri Rainun. 
  • “Baiklah, Dinda. Kanda akan segera kembali. Jika kita memang berjodoh, Tuhan pasti akan mempertemukan kita kembali,” kata Rajo Mudo. 
Keesokan harinya, Rajo Mudo pun berlayar menuju ke negeri seberang. Putri Rainun, tak kuasa menahan air mata melepas kepergian kekasih hatinya. Putri cantik itu pun baru meninggalkan pelabuhan setelah kapal yang ditumpangi Rajo Mudo hilang dari pandangannya. 
 
Berita tentang kepergian Rajo Mudo pun tersebar. Tentu saja berita tersebut membuat banyak pemuda merasa gembira karena mendapat kesempatan untuk mendapatkan Putri Rainun. Mereka pun berlomba-lomba merayu untuk mengambil hati sang Putri. Namun karena keteguhan sang Putri mempertahankan cintanya kepada Rajo Mudo, semua rayuan para pemuda itu ditampiknya. 
 
Waktu terus berjalan. Sudah berbulan-bulan Rajo Mudo berada di perantauan, namun tak ada kabar apapun tentang dirinya. Putri Rainun pun mulai cemas. Hatinya selalu gelisah menanti kedatangan kekasihnya. Sebagai obat pelipur lara, sang putri mengisi hari-harinya dengan mengayak padi. 
 
Suatu hari, seorang pemuda melintasi rumah Putri Rainun. Pemuda yang bernama Biji Kayo itu terpikat ketika melihat kecantikan sang Putri. Biji Kayo adalah anak orang kaya raya, tetapi memiliki tabiat yang buruk. Ia dikenal sebagai lelaki hidung belang yang suka mengganggu gadis-gadis. Memang, ia amat pandai membujuk dan mengambil hati orang lain. 
 
Keesokan harinya, Biji Kayo mendatangi rumah Putri Rainun. Namun, ia tidak langsung menyampaikan lamarannya kepada sang Putri. Ia tahu bahwa sang Putri sudah punya kekasih, yakni Rajo Mudo. Untuk itu, ia mendekati ibunda Putri Rainun. Dengan bujuk rayuannya, ia pun berhasil menghasut ibunda sang Putri. 
“Baiklah, Biji Kayo. Aku akan mencoba membujuk putriku agar mau menerima lamaranmu,” ujar ibu Putri Rainun. Mendapat jawaban itu, Biji Kayo tersenyum lalu berpamitan pulang ke rumahnya.
Pada malam harinya, sang ibunda mulai membujuk putrinya.
  • “Ketahuilah, Putriku! Pemuda yang bernama Biji Kayo itu anak orang kaya. Ibu pikir, ia sangat cocok menjadi pendamping hidupmu daripada Rajo Mudo,” ujar sang ibu,
  • “Ia seorang pemuda yang serba berkecukupan, sedangkan Rajo Mudo hanya seorang rakyat biasa yang serba kekurangan. Lagi pula, Rajo Mudo tidak ada kabar beritanya hingga saat ini. Atau jangan-jangan, dia telah menikah dengan gadis lain di negeri seberang sana.” 
  • “Bu, tolong jangan banding-bandingkan Biji Kayo dengan Rajo Mudo,” ujar Putri Rainun, 
  • “Meskipun Rajo Mudo tak memiliki harta yang melimpah, ia pemuda yang baik hati. Saya amat mencintainya, Bu.” Demikian seterusnya, Putri Rainun selalu menolak lamaran Biji Kayo. 
Namun, ia terus dibujuk dan dirayu oleh ibunya. Demi membahagiakan ibunya, maka terpaksalah ia menerima lamaran tersebut. Seminggu kemudian, pernikahan mereka pun dilangsungkan dengan meriah. Di atas pelaminan, Biji Kayo terlihat tersenyum bahagia, sementara Putri Rainun tampak sedih. Ia merasa amat bersalah sekali karena telah mengkhianati cinta Rajo Mudo. Usai menikah, pasangan pengantin baru itu tinggal di sebuah rumah mewah. Namun, Putri Rainun tak mau bertegur sapa dengan Biji Kayo. Bahkan, ia tidak mau tidur satu kamar dengan lelaki yang telah menjadi suaminya itu. 
 
Sementara itu, Rajo Mudo telah kembali dari perantauan. Hatinya pun hancur berkeping-keping saat mengetahui kekasihnya telah menikah dengan lelaki lain. Ia pun mengundang Putri Rainun untuk bertemu di suatu tempat. Namun, hanya seorang dayang sang Putri yang datang menemuinya. 
  • “Hai, Dayang. Mana Putri Rainun?” tanya Rajo Mudo. 
  • “Maaf, Tuan. Tuan Putri malu bertemu dengan Tuan. Makanya, beliau mengutus saya,” jawab dayang itu, 
  • “Kalau boleh tahu, kenapa Tuan ingin bertemu Tuan Putri?” Rajo Mudo menghela nafas sejenak. 
  • Ia lalu menjawab pertanyaan itu. 
  • “Tidak apa-apa, Dayang. Sampaikan saja salamku kepada Putri,” jawab Rajo Mudo, 
  • “Oh iya, tolong berikan cincin ini kepada Tuan Putri.” 
  • “Baik, Tuan,” jawab dayang itu seraya berpamitan. 
Setiba di rumah tuannya, sang dayang langsung menyerahkan cincin itu kepada Putri Rainun. Betapa sedihnya sang Putri saat menerima cincin itu. Ia berpikir bahwa Rajo Mudo merasa kecewa karena dikhianati cintanya. Padahal, dirinya menikah Biji Kayo karena terpaksa. 
“Maafkan Dinda. Dinda tidak bermaksud mengkhianati Kanda. Dinda melakukan ini karena terpaksa,” kata Putri Rainum dalam hati.
Merasa telah mengecewakan Rajo Mudo, Putri Rainun pun bunuh diri. Sang ibunda menjerit histeris ketika mengetahui putrinya telah mati. Namun, ia tampak terkejut ketika melihat ada cincin pemberian Rajo Mudo melingkar di jari manis anaknya. Sang ibu pun sadar bahwa ternyata putrinya menikah terpaksa dengan Biji Kayo. Ia merasa amat menyesal atas pernikahan putrinya tersebut. 
 
Saat upacara pemakaman Putri Rainun berlangsung, Rajo Mudo pun hadir. Ia sangat terpukul atas kejadian yang menimpa kekasihnya. Usai upacara pemakaman, ketika seluruh pelayat sudah meninggalkan areal makam, Rajo Mudo masih duduk termenung di samping kuburan sang Putri. Ia merasa bahwa suatu hari nanti kekasihnya akan hidup kembali. 
 
Suatu hari, Rajo Mudo kembali menjenguk makam Putri Rainun. Tiba-tiba muncul setangkai bunga ilalang dari makam sang Putri. Bunga ilalang itu kemudian diterbangkan angin sehingga melayanglayang di udara. 
“Aku yakin, bunga ilalang itu pastilah penjelmaan Putri Rainun,” gumam Rajo Mudo. 
Rajo Mudo pun segera mengejar bunga ilalang itu hendak menangkapnya. Namun, seorang pelayan setia Putri Rainun tiba-tiba muncul dan mendahuluinya menangkap bunga ilalang itu. 
“Sebaiknya bunga ilalang ini kita bawa ke Nenek Rubiah yang sakti itu,” ujar si dayang. 
Akhirnya, Rajo Mudo dan si dayang membawa bunga ilalang itu ke rumah Nenek Rubiah. Setiba di sana, mereka pun menceritakan semua peristiwa yang terjadi di makam Putri Rainun. 
 
 
Setelah itu, Rajo Mudo meminta kepada Nenek Rubiah agar mengubah bunga ilalang menjadi Putri Rainun. 
“Nek, tolong ubah bunga ilalang ini! Aku yakin bunga ini penjelmaan Putri Rainun,” pinta Rajo Mudo. 
Nenek Rubiah pun segera memanterai bunga ilalang itu. Sungguh ajaib, dari kelopak bunga itu ilalang itu muncullah Putri Rainun. Alangkah senangnya hati Rajo Mudo. Ia pun langsung memeluk kekasihnya itu. Akhinya, kedua pasangan kekasih tersebut menikah dan mereka pun hidup berbahagia selamanya.
 
Sumber: http://agathanicole.blogspot.com/2017/09/kisah-cinta-putri-rainun-dan-rajo-mudo.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline