Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Surabaya
Joko Dolog
- 19 September 2014 - direvisi ke 3 oleh Bangindsoft pada 12 November 2021

Joko Dolog adalah sebuah patung di kota Surabaya warisan Kerajaan Majapahit. Tapi menurut legenda, Joko Dolog adalah cerita rakyat daerah Jawa Timur yang merupakan sebuah patung yang konon merupakan penjelmaan dari tubuh Pangeran Jaka Taruna putra adipati Kediri. Menurut cerita, Jaka Taruna ingin mempersunting Purbawati, putri Adipati Jayengrana yang merupakan adipati Surabaya. Tapi Jaka Taruna kalah bertarung melawan Pangeran Situbondo dan juga Jaka Jumput hingga akhirnya berubah menjadi patung.

Pangeran Situbondo Hendak Mempersunting Purbawati

Alkisah Purbawati, putri Adipati Jayengrana tengah gelisah karena hendak dilamar oleh Situbondo, seorang pangeran Madura putra Adipati Cakraningrat. Putri Purbawati ingin menolak lamaran Pangeran Situbondo karena telah mencintai Jaka Taruna dari Kadipaten Kediri. Tapi untuk menolak lamaran Pangeran Sirubondo ia merasa tidak enak karena hubungan persahabatan ayahnhya dengan ayah Pangeran Situbondo terjalin sangat baik. Ia khawatir akan terjadi permusuhan antara Surabaya dan Madura.

Pangeran Situbondo saat ini tengah berlayar dari Madura menuju Surabaya untuk melamar Purbawati. Tidak lama kemudian, Pangeran Situbondo tiba di Surabaya dan segera menemui Purbawati. Adipati Jayengrana menyerahkan sepenuhnya keputusan pernikahan pada Purbawati. Karena merasa kebingungan, Purbawati akhirnya memberikan syarat sangat berat pada Pangeran Situbondo jika ingin mempersuntingnya. Ia memberikan syarat agar pangeran Situbondo membuka hutan di wilayah Surabaya yang terkenal sangat angker. Ia beralasan, hutan tersebut dibuka agar bisa menjadi tempat tinggal mereka dan keturunan mereka.

Meskipun syaratnya sangat berat, tapi Pangeran Situbondo menyanggupinya. Ia segera masuk ke dalam hutan Surabaya yang angker tersebut dan mulai bekerja membuka hutan. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Pangeran Situbondo merasa yakin dapat membuka hutan tersebut dengan mudah.

Saat Pangeran Situbondo tengah membuka hutan, datanglah Pangeran Jaka Taruna ke Surabaya. Ia merasa kaget ketika mengetahui bahwa Pangeran dari Madura tengah membuka hutan sebagai syarat mempersunting Purbawati. Demi cintanya, Jaka Taruna segera menemui Adipati Jayengrana dan mengatakan bahwa ia telah lama menjalin kasih dengan Purbawati. Jaka Taruna menyatakan ingin mempersunting Purbawati.

Adipati Jayengrana menjadi bingung dengan keadaan ini. Ia menyesalkan mengapa Jaka Taruna terlambat melamar Purbawati. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Adipati Jayengrana selain menyerahkan masalah tersebut sepenuhnya kepada putrinya, Purbawati.

Purbawati lantas meminta Pangeran Jaka Taruna yang ia cintai untuk ikut membuka hutan sebagai syarat mempersuntingnya.

Pangeran Jaka Taruna Berduel Dengan Pangeran Situbondo

Jaka Taruna segera pergi ke hutan Surabaya untuk ikut membukanya. Ia membuka hutan yang lokasinya berdekatan dengan hutan tempat Pangeran Situbondo. Ketika keduanya bertemu, Pangeran Situbondo bertanya sedang apa ia di hutan tersebut. Pangeran Jaka Taruna mengatakan bahwa ia tengah membuka hutan sebagai syarat menikahi Purbawati.

Mendengar hal tersebut Situbondo marah bukan main. Ia langsung menyerang Jaka Taruna. Keduanya lantas bertarung sengit mengerahkan segala kesaktian masing-masing. Ternyata kesaktian Situbondo jauh di atas kesaktian Jaka Taruna. Tidak lama kemudian Situbondo mampu memukul Jaka Taruna hingga tubuh Jaka Taruna terpental jauh dan tersangkut di atas pohon. Situbondo kemudian pergi dari tempat itu meninggalkan Jata Taruna begitu saja.

Jaka Taruna berteriak-teriak minta tolong karena ia tidak mampu melepaskan diri dari pohon. Namun di hutan yang angker tersebut sangat jarang dilewati manusian sehingga tidak ada seorang pun yang mendengarnya. Beberapa lama kemudian ada seorang pemuda bernama Jaka Jumput mendengar teriakan Jaka Taruna. Ia kemudian mendekati Jaka Taruna dan menanyakan apa yang telah terjadi. Jaka Taruna kemudian menceritakan hal yang menimpanya. Setelah Jaka Jumput menolongnya melepaskan dari pohon, Jaka Taruna meminta bantuannya untuk mengalahkan Pangeran Situbondo. Ia berjanji jika Jaka Jumput mampu mengalahkan Situbondo, ia akan mengabulkan apapun permintaan Jaka Jumput.

Situbondo Dikalahkan Jaka Jumput

Jaka Jumput menyatakan kesediannya untuk mengalahkan Situbondo. Ia segera mencari Situbondo untuk menantang duel. Setelah ia bertemu Situbondo, ia langsung menantang duel. Situbondo merasa marah karena ditantang duel oleh orang yang baru ia kenal. Mereka berdua langsung bertempur dengan mengerahkan segala kesaktiannya, sementara Jaka Taruna hanya menonton dari kejauhan.

Setelah sekian lama adu kesaktian, Situbondo mulai terlihat kelelahan. Ternyata Jaka Jumput merupakan pemuda tangguh dan sakti mandraguna. Situbondo akhirnya merasa tidak sanggup melawan Jaka Jumput. Ia kemudian melarikan diri ke wilayah timur Kadipaten Surabaya. Wilayah tersebut di kemudian hari diberi nama Situbondo, sesuai dengan nama Pangeran Situbondo.

Jaka Taruna Berbohong

Melihat Pangeran Situbondo telah kalah, Pangeran Jaka Taruna segera pergi menemui Adipati Jayengrana dan Purbawati. Ia mengatakan bahwa Situbondo telah kalah bertarung dan lari ke timur. “Paman Adipati, Hamba telah berhasil mengalahkan Pangeran Situbondo. Ia telah lari ke wilayah timur dan tidak akan kembali. Oleh karena itu izinkanlah hamba mempersunting Purbawati.” kata Pangeran Jaka Taruna.

Tapi tidak lama kemudian datanglah Jaka Jumput di Kadipaten Surabaya menemui Pangeran Jaka Taruna. Saat mengetahui bahwa Pangeran Jaka Taruna mengaku-ngaku telah mengalahkan Pangeran Situbondo, Jaka Jumput merasa geram. Ia segera menemui Adipati Jayengrana dan mengatakan bahwa Pangeran Jaka Taruna telah berbohong. “Mohon maaf atas kelancangan hamba, Adipati Jayengrana. Pangeran Jaka Taruna telah membohongi Kanjeng Adipati. Hambalah yang telah mengalahkan Pangeran Situbondo.” kata Jaka Jumput.

Pangeran Jaka Taruna berang dengan pengakuan Jaka Jumput. Ia membantah telah berbohong pada Adipati Jayerngrana. “Jangan percaya dia Kanjeng Adipati. Akulah yang telah mengalahkan Pangeran Situbondo. Jangan percaya orang yang baru dikenal.” kata Pangeran Jaka Taruna.

Adipati Jayengrana terperanjat dengan pengakuan Jaka Jumput. Ia merasa bingung dengan keadaan ini. Ia lantas meminta bukti pada Jaka Taruna dan Jaka Jumput bahwa mereka telah mengalahkan Pangeran Situbondo. “Jika memang salah satu diantara kalian benar-benar telah mengalahkan Pangeran Situbondo, apa buktinya?” tanya Adipati Jayengrana.

Jaka Jumput kemudian mengeluarkan sebilah keris milik Pangeran Situbondo, kemudian menyerahkannya pada Adipati Jayengrana. “Ini adalah keris milik Pangeran Situbondo, Kanjeng Adipati. Ini adalah bukti bahwa hamba telah mengalahkan Situbondo, bukan Jaka Taruna.” kata Jaka Jumput. Sedangkan Jaka Taruna tidak memiliki bukti apapun. Ia hanya terdiam.

“Memang benar ini adalah keris milik Pangeran Situbondo.” kata Adipati Jayengrana. “Lantas mana bukti yang kau miliki hai Jaka Taruna?” tanya Adipati pada Jaka Taruna.

Jaka Taruna Berubah Menjadi Patung Joko Dolog

Pangeran Jaka Taruna hanya terdiam. Ia merasa malu karena kebohongannya terbongkar dengan kedatangan Jaka Jumput. Karena merasa tidak terima, ia lalu menantang Jaka Jumput untuk berduel. “Kenapa Kanjeng percaya pada orang yang baru dikenal? Saya menantang Jaka Jumput berduel. Kita buktika siapa yang lebih kuat diantara kita berdua.”

“Baiklah, Siapa diantara kalian yang memenangkan pertarungan maka ia boleh mempersunting putriku, Purbawati.” kata Adipati Jayengrana.

Pangeran Jaka Taruna kemudian berduel dengan Jaka Jumput. Keduanya mengerahkan kesaktian yang mereka miliki. Jaka Taruna menggunakan keris pusakanya sementara Jaka Jumput menggunakan senjata cambuk yang ia beri nama Kyai Gembolo Geni. Awalnya pertarungan berjalan seimbang namun lambat laun Jaka Taruna terlihat tidak mampu mengimbangi kesaktian Jaka Jumput. Sampai akhirnya cambuk Jaka Jumput mengenai tubuhnya, sehingga membuat Pangeran Jaka Taruna terjatuh dan tergeletak di tanah tidak berdaya.

“Jaka Taruna, mengapa engkau berani membohongiku. Aku kecewa denganmu.” kata Adipati Jayerngrana.

Pangeran Jaka Taruna hanya diam tergeletak di tanah. Tubuhnya lemah seusai bertarung dan juga sangat malu dengan kejadian ini.

“Mengapa engkau tidak menjawab pertanyaanku hai Jaka Taruna? Mengapa sekarang engkau hanya diam seperti patung” Adipati Jayengrana merasa jengkel.

Tidak lama kemudian terjadi sebuah keanehan, tubuh Pangeran Jaka Taruna berubah menjadi sebuah patung. Ucapan Adipati Jayengrana menjadi sebuah kutukan. Di kemudian hari, patung Pangeran Jaka Taruna dinamakan Joko Dolog.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline