Jentikan merupakan salah satu permainan tradisional khas daerah Jawa, khususnya daerah Malang dan sekitarnya. Jentikan biasa dimainkan di lapangan atau tempat terbuka yang cukup luas. Properti yang dibutuhkan untuk bermain jentikan adalah batang kayu kering. Jumlah pemainnya pun beragam, bisa lima hingga belasan orang secara bergantian. Sebelum permainan dimulai, ditentukan terlebih dahulu kelompok penjaga dan pemain. Permainannya pun cukup mudah, bagi pihak pemain (penyerang) terlebih dahulu mempersiapkan dua bata yang dijajar berdekatan dengan jarak lebih kurang setengah meter kemudian di atasnya diletakkan satu batang kayu kering. Terdapat dua macam ketentuan agar dapat menjadi pemenang, yakni siapa yang mampu menjentikkan batang kayu terjauh atau yang mampu mengenai target tertentu. Apabila batang kayu yang dijentikkan berhasil ditangkap oleh saat seorang penjaga, maka dinyatakan gagal, untuk selanjutnya dilanjutkan dengan giliran pemain berikutnya. Meskipun permainan ini cukup mengasyikkan, namun perlu diperhatikan agar selalu menjaga kewaspadaan agar batang kayu tidak mengenai badan dan menyebabkan luka.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang