Kata upih berasal dari tempat untuk mengukusnya yaitu pelepah pohon aren yang berbentuk bulat menyesuaikan kukusan & dandang tempat menanaknya. Jenang upih adalah bubur yang terbuat dari tepung beras, dibumbui hanya dengan sedikit garam kemudian dicetak dan dikukus dalam bakul yang dialasi seludang bunga kelapa. Pada waktu dingin, aroma seludang akan memberi cita rasa pada jenang upih yang dibuat. Setelah dingin dan dapat diiris dengan pisau, jenang upih ini serasi dinikmati bersama baceman aneka tempe atau tahu.
Jenang upih terbuat dari beras yang dicuci bersih lalu ditiriskan, setelah benar-benar kering digiling hingga menjadi tepung. Cara pembuatan tepung dari beras tadi yang sudah lembut dicampurkan dengan santan kelapa kental sedikit garam beserta daun pandan untuk membuat gurih serta wangi. Setelah adonan dituangkan pada upih yang terbuat dari pelepah aren lalu dikukus hingga masak dan mengental. Cara penyajian jenang upih dipotong-potong ditambahkan tempe bacem maupun tahu bacem namun akan lebih nikmat lagi jika dicocolkan pada petis dari kaldu sapi.
Harganya lumayan murah, cukup merogoh kocek Rp. 5000. Jenang upih dapat ditemui di depan Pasar Kranggan Jl. P. Diponegoro, Jogja atau 100 meter Tugu Jogja ke barat. Buka dua hari sekali pada pukul 06.00-10.00. Kini pembuat jenang upih hanya tersisa kurang dari 5 penjual di pasar-pasar tradisional yang hanya 2 hari sekali berjualan. Dulu jenang upih menjadi penolong para ibu untuk menyiapkan makan siang yang sangat cepat sepulang dari pasar karena mempunyai banyak kegiatan. Dalam hal ini keluarga tidak perlu menanak nasi hanya tinggal memotong jenang upih, dinikmati bersama sayur atau lauk-pauk yang ada.
Sumber:
Murdijati Gardjiton Dkk. 2017. Kuliner Yogyakarta: Pantas Dikenang Sepanjang Masa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
http://www.waktumakan.com/jenang-upih-pasar-kranggan-jogja/
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.