Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
Pertunjukan Jawa Timur Kediri
Jaranan Kediri
- 14 Agustus 2017
Kesenian jaranan/kuda lumping asal muasalnya diangkat dari dongeng masyarakat Kediri, tepatnya pada masa Kerajaan Ngurawan. Konon Sang Raja, Prabu Amiseto memiliki anak yang sangat cantik rupawan bernama Dyah Ayu Songgolangit (songgolangit, bhs jw=memikul langit) yang sangat terkenal seantero jagat , hingga banyak sekali raja-raja dari luar yang ingin mempersuntingnya.
Jaranan, merupakan salah satu tarian tradisional khas Kediri. Selain sebagai hiburan, seni jaranan juga dikenal sebagai alat pemersatu masyarakat di Kediri. Meski berupa tarian, Jaranan memiliki ciri tersendiri, baik dari tarian, pakaian yang dikenakan, serta irama yang mengiringinya. Kesenian Jaranan asli Kediri, biasa diiringi dengan berbagai alat musik, seperti gamelan, gong, kendang, kenong. Sedangkan, dilihat dari tariannya, ada 2 macam tarian yang digunakan, yaitu tarian pegon atau jawa, dan tarian senterewe yakni gabungan antara tarian jawa dengan tarian kreasi baru.
Menurut beberapa seniman di Kediri, jaranan memiliki keterkaitan cukup erat dengan wilayah Kediri kuno yang kini berperan menjadi pusat peradaban. Dulunya, jaranan sempat menjadi simbol kejayaan sebuah daerah sebagai kesenian kerajaan.
Menurut pengamat seni dari Pare, Kediri, Harianto, kesenian jaranan dipercaya ada sejak sekitar tahun 1041. Atau bersamaan dengan saat ketika kerajaan Kahuripan dibagi menjadi 2. Bagian timur menjadi Kerajaan Jenggala dengan ibukota Kahuripan dan sebelah barat menjadi Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan Ibukota Dhahapura.
Menurut Harianto lagi, pada perkembangan di era sekarang, di Kediri terdapat beberapa kesenian Jaranan yang dapat dinikmati. Diantaranya adalah Jaranan Senterewe, Jaranan Pegon, Jaranan Dor, dan Jaranan Jawa. Jaranan Jawa merupakan salah satu kesenian jaranan yang mengandung unsur magis dalam tariannya. Dimana pada puncaknya penari akan mengalami trance (kesurupan) dan melakukan aksi berbahaya yang terkadang di luar akal manusia.
Sedangkan Jaranan Dor, Jaranan Pegon, dan Jaranan Senterewe lebih mengedepankan kreatifitas gerak dengan iringan musik yang dinamis. Jaranan Senterewe merupakan jaranan yang digemari, karena dalam penampilannya selalu disertai hiburan lagu-lagu yang bernada diatonis.
Masyarakat memercayai adanya nilai mistis dan sakral di jaranan. Tak hanya ketika terjadi kesurupan, namun juga ketika mereka bernazar mengadakan jaranan (nanggap jaranan).
 
Pemerhati budaya yang tinggal di Jombang, Arief Syaifuddin Huda, mengatakan bahwa wajar jika ada yang mendatangi pawang jaranan untuk meminta bantuan atau konsultasi tentang masalahnya. Ini disebabkan pawang jaranan biasanya memang mempunyai kelebihan khusus dalam hal supranatural. Banyak pula pawang jaranan yang bekerja sebagai dukun untuk berbagai tujuan.
 
Mengenai nanggap jaranan, bisa memiliki dua makna, sebagai ajang promosi yang dilakukan sang pawang jaranan agar kesenian tersebut lebih dikenal masyarakat, ada pula yang beranggapan bahwa jaranan adalah seni yang sakral yang sering dijadikan media bernazar agar keinginan mudah terkabul.
Selain adanya nilai sakral tersebut, kata jaranan sendiri artinya belajaro sing tenanan (belajarlah dengan sungguh-sungguh). Maksudnya adalah kita harus belajar sungguh-sungguh agar apa yang kita inginkan terkabul.
Sumber: https://www.kaskus.co.id/thread/5502742bde2cf2324e8b456b/mengenal-sejarah-kesenian-jaranan-di-kediri/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU