×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

kesenian

Elemen Budaya

Seni Pertunjukan

Provinsi

Jawa Timur

Jaran kepang dor

Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16718303_[Rafi] Sudrajat.

Pada artikel ini kita akan membahas jaran kepang dor versi Malang.

Jaran kepang dor. Merupakan suatu kebudayaan jawa timur an yang mungkin dalam era modern ini sulit untuk ditemukan. Namun dalam tempat tertentu terutama di daerah Malang dan Jombang kesenian ini masih bisa kita jumpai. Contohnya adalah di daerah Tumpang, Kabupaten Malang. Tepatnya di Dusun Kemulan. Di dusun ini kita bisa menjumpai kesenian jaran kepang dor setiap malam jumat legi. Malam jumat legi adalah malam yang dianggap oleh sebagian besar masyarakat jawa sebagai malam yang mempunyai kekuatan magis tinggi sehingga pas untuk melaksanakan kesenian jaran kepang dor yang memang erat kaitannya dengan hal ghaib.

 

Pada pagi hari sesajen banyak disiapkan untuk prosesi nyetreke. Sesaji itu adalah cok bakal, yang menandai ingatan secara terus menerus dari leluhur. Setelah nyetreke di wilayah punden. Malam harinya kesenian ini dimulai dengan melantunkan gending pembuka. Peralatan musik yang dipergunakan dalam jaranan kepang dor memang berbeda dengan jenis jaranan kepang lainnya. Jaranan kepang dor tidak menggunakan peralatan musik yang terbuat dari logam, seperti besi atau tembaga, namun banyak diwarnai dengan kulit dan kayu.  Jedor, kendang, angklung, dan  kentongan adalah berbagai peralatan pakem yang dimainkan dalam tradisi jaranan kepang dor. Sementara itu pawang mulai komat kamit di belakang panggung membaca mantra untuk mendekatkan diri ke Sang Kuasa. Alunan music menyatu dengan mantra dari pawang membentuk suasana magis.

Setelah alunan music pertama selesai, penari jaranan yang berjumlah 6 orang masuk ke panggung dipandu oleh iringan music dari gendang.  Enam orang penari yang memasuki arena permainan itu mengenakan berbagai tradisi jaranan kepang dor, yaitu; udeng yang diikatkan dikepala, sapu tangan hitam terkalungkan dileher, rompi dan baju yang didominasi warna merah dan hitam, berstagen warna hitam, lantas dibalut kembali dengan ikat pinggang yang berkomposisi tiga warna; putih, merah, dan hitam. Sedang bagian bawah, penari mengenakan celana yang panjangnya dibawah lutut yang dibalut dengan sarung plekat. Sementara pergelangan kaki kanan penari mengenakan gonseng atau krimpying yang biasanya dipergunakan penari remong pada ludruk.

Setelah introduksi tarian, pawang masuk dan membawa arang yang dibakar dengan kemenyan. Perapian yang dibawa oleh pawang juga menggambarkan anasir warna putih, merah, dan hitam sebagaimana yang tertuang dalam warna jaranan kepang dor. Warna warna itu memiliki arti tersendiri; pertama; sepasang jaran berwarna putih (seto) menggambarkan manusia lahir itu suci, ia tidak memiliki dosa apapun, bersih ibarat kain putih bersih. kedua jaran kepang yang berwarna merah (Wreto) menggambarkan bahwa bayi yang akan menjalani kehidupan didunia itu akan mengalami banyak mendapati permasalahan, dan tantangan. Jadi sudah menjadi kepastian dari Yang Maha Kuasa bahwa orang hidup itu merupakan gudangnya cobaan. Maka manusia itu harus bisa kreatif untuk dapat keluar dari cobaan hidup itu.  Ketiga; jaran (ajaran) itu berwarna hitam (cemani), yang menandakan bahwa kehidupan didunia ini ada akhirnya, ia akan menjalani kematian, maka manusia harus mencapai kesempurnaan hidup. Manusia mencapai kesempurnaan hidup jika ia telah mencapai fase manunggaling kawulo Gusti.

 Prosesi selanjutnya adalah pembacaan mantra oleh pawang sambil menyebarkan menyan ke segala tempat diharapkan membawa suasana pantengeng pamujo kepada Yang Maha Esa. Bersamaan dengan hal tersebut, jaranan di semayamkan pada sesajen sesuai dengan warna masing-masing. Pada proses ini hal paling menarik dari jaranan bias kita lihat, yaitu saat jaranan kalap dan bebas berinteraksi dengan penonton. Setelah diberi sesaji, maka jaranan bersatu ke tengah dan membuat gerakan dengan kepala jaranan dikanankan sedangkan tubuh dikirikan. Hal ini memiliki arti bahwa segala yang bijak harus ditempatkan di kanan atau di hormati. Sedangkan segala yang buruk harus ditempatkan di kiri atau disingkirkan. Tidak hanya sebatas tari yang berbentuk kesenian, pemain jaranan yang kalap juga bias beraksi ekstrem seperti memakan benda keras atau lompat salto.

#OSKMITB18 OSKM ITB 2018  

DISKUSI


TERBARU


Pertunjukan Man...

Oleh Bukantokohpublik24 | 15 Sep 2024.
Seni Budaya

Debus merupakan salah satu kesenian tradisional yang terdapat di Provinsi Banten. Pada awalnya, debus berfungsi sebagai sarana untuk menyebarkan aj...

Budaya Begalan...

Oleh Aniasalsabila | 12 Sep 2024.
Budaya Begalan

Budaya Begalan merupakan salah satu tradisi adat yang masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat di wilayah Banyumas, termasuk di Kabupaten Cilaca...

Seni Pertunjuka...

Oleh Radhityamahdy | 02 Sep 2024.
budaya

Seni pertunjukan wayang kulit merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang kaya akan nilai budaya dan artistik. Berakar dari kebudayaan Jawa,...

Ting-Ting Tempe

Oleh Deni Andrian | 29 Aug 2024.
Camilan

Bahan-bahan : 250 gram Tempe 150 gram gula pasir 1 sdt margarin 1 sdt sprinkles untuk topping (optional) Cara Membuat: Potong2 tempe dgn ukur...

Bebantan laman

Oleh . | 24 Aug 2024.
Ritual adat

Bebantan Laman adalah upacara memberi sesajian untuk pelindung kampung yaitu Tuhan Sang Hyang Duwata beserta para manifestasinya. Upacara Bebantan da...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...