Pekalongan merupakan kota kecil yang berada di Jawa Tengah. Kota ini juga tempat ibu saya dibesarkan. Selama ini banyak orang berparadigma bahwa Pekalongan terkenal dengan batiknya. Berbagai macam-macam batik Pekalongan sudah dikenal oleh para wisatawan yang datang berkunjung. Setiap kali mereka berkunjung rasanya kurang afdal jika tidak membeli batik. Namun, ternyata ada yang lebih menarik dan mengisi perut dibandingkan dengan kain batik, yaitu jajanan pasar.
Jajanan pasar yang ada di Pekalongan merupakan jajanan pasar tradisional yang alami dan tanpa bahan pengawet. Pewarnanya makanannya pun berasal dari alam contohnya daun suji. Tetapi, tetap saja ada jajanan yang mengandung pewarna makanan sintetis. Makanan yang pertama akan dibahas adalah Wilatok.
Wilatok merupakan jajanan pasar yang menurut saya mirip sekali dengan lapis. Bahannya sendiri terdiri dari tepung beras, gula, daun suji, dan pandan. Bedanya dengan kue lapis, wilatok ini agak sedikit lebih keras dan tidak memiliki warna yang loreng-loreng. Warnanya sendiri sebenarnya tidak hanya warna hijau saja, melainkan juga ada warna merah, tetapi lebih terkenal yang warna hijau. Rasanya pun juga tidak terlalu manis, jadi tidak akan terasa lekak di tenggorokan.
Yang kedua adalah ketan biru. Ketan biru ini seperti ketan ulen yang ada di Bandung. Bahan utamanya tentulah beras kentan yang telah direndam selama 2 jam. Lalu ditambahkan santan, gula, sedikit garam, pandan, dan 2 tetes pewarna biru. Menurut saya perbedaan antara ketan ulen dan ketan biru ini selain pada warna rasanya juga berbeda. Ketan biru ini terasa sedikit manis daripada ketan ulen. Warnanya juga sangat cantik, membuat orang yang melihat akan penasaran untuk mencoba. Nah, selain itu biasanya jika ingin memakan ketan biru kita harus memakannya dengan bubuk kelapa parut berwarna coklat (ada di gambar utama). Agar rasanya lebih gurih.
Yang ketiga kue ku. Rasanya sudah tidak asing lagi karena hampir setiap penjual jajanan pasar akan menjual kue ku. Kue yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan pewarna makanan dan di dalamnya terdapat kacang hijau yang ditumbuk.
Yang keempat ini kue mangkok. Semua orang pasti sudah mengetahuinya. Kue dengan bahan dasar tepung dan tepung beras, lalu dicampur dengan tape dan ragi.
Carabikang merupakan jajanan pasar yang berasal dari Semarang. Bahan dasarnya adalah tepung beras. Bedanya dengan kue yang lain, kue carabikang melalui proses pemangganan untuk mengolah adonannya. Oleh karena itu, bagian bawah carabikang terlihat lebih kecoklatan warnanya.
Ini yang terspesial dan terkhas dari Pekalongan yaitu Gemblong Ketan. Gemblong Ketan Pekalongan sangatlah beda dengan Gemblong yang suka dijual di Gasibu, Bandung. Kalau yang di Gasibu, Gemblong Ketan digoreng dan lebih terlihat seperti donat gosong. Kalau yang di Pekalongan ini, Gemblongnya agak kenyal hampir seperti bubur sumsum. Lalu, di atasnya dituangkan kinca untuk menambah rasa manis. Saya sendiri belum pernah makan jajanan yang satu ini karena kurang tertarik, hanya melihat kedua orang tua saya yang suka makan gemblong setiap pulang ke Pekalongan.
Apabila ada yang berminat berkunjung ke Pekalongan boleh dicoba jajanan-jajanan pasar di atas. Untuk gemblong dijual di Jalan Hasanuddin Pekalongan, salah satu gemblong yang terkenal enak. Jam buka gemblong tersebut biasanya pada sore hari menjelang maghrib hingga malam hari. Kalau untuk jajanan pasar yang sebelumnya sudah dijelaskan bisa dibeli di Jalan Sultan Agung Pekalongan (lurusan dari Jalan Hasanuddin dekat Bank BCA), yang menjual jajanan pasar tersebut merupakan orang keturunan Tionghoa. Untuk jam bukanya sendiri cenderung pagi, sekitar jam 6 sampai jam 8, lewat jam tersebut biasanya sudah habis.
#OSKMITB2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang