1. Asal Usul Permainan
Jajak Sisir adalah nama salah satu permainan rakyat dari suku Melayu di Kabupaten Sintang. Jajak Sisir merupakan bahasa Melayu Sintang, yang dalam bahasa Indonesia mempunyai arti menjual atau menjajakan sisir. Permainan ini tidak ada kaitannya dengan peristiwa-peristiwa sosial tertentu. Jajak Sisir dapat dilakukan pada setiap waktu oleh anak-anak dan hanya sebagai pengisi waktu dikala senggang. Permainan ini dapat dilakukan oleh semua kelompok social dalam masyarakat. Dalam penerapannya seringkali anak-anak mempergunakan istilah sendiri atau bahasa Indonesia, namun arti dan maknanya tetap sama.
Permainan ini bersifat ketangkasan yang berguna bagi kesehatan dan sebagai sarana pendidikan bagi anak-anak mengenai dunia perdagangan, maka permainan ini sejak dahulu sampai sekarang peranannya sebagai adu ketangkasan di samping sebagai latihan keterampilan dalam dunia perdagangan. Masyarakat menerima permainan ini untuk anak-anak dengan senang hati dan mengharapkan agar dapat dipelihara serta dilakukan oleh generasi selanjutnya.
2. Pemain-pemainnya
Permainan ini dapat dilakukan oleh minimal empat orang atau lebih. Semakin banyak anggotanya semakin mengasyikkan. Permainan ini dapat dilakukan oleh semua golongan umur, namun kebiasaannya yang memainkan adalah anak-anak sekitar umur 12 tahun. Jenis kelamin yang menjalankan permainan ini biasanya anak laki-laki, sebab permainan ini memerlukan ketangkasan, sehingga anak-anak perempuan biasanya kurang menyenanginya.
3. Peralatan/Perlengkapan Permainan
Di dalam permainan ini hanya menggunakan sepotong lidi atau kayu atau apa saja yang berfungsi sebagai sisir yang dijual. Permainan Jajak Sisir ini biasanya dilaksanakan di halaman rumah.
4. Iringan Permainan
Pada permainan Jajak Sisir tidak ada iringan bunyi-bunyian ataupun lagu, hanya didalam permainannya sendiri ada dialog antara penjual dan pembeli.
5. Jalannya Permainan
- Persiapan
Sebelum permainan ini dimulai sejumlah anak melakukan undian dengan “hom-pim-pah” untuk menentukan yang kalah menjadi penjaja sisir. Kemudian yang lain membuat barisan kebelakang, dengan salah satu atau yang terdepan sebagai pimpinan. Sedangkan yang lainnya dianggap sebagai kekayaan atau anggota dari pimpinan atau pembeli sisir.
- Pelaksanaan Permainan
Permainan ini dimulai dengan pembeli sisir dan anggota-anggotanya siap berbaris ke belakang, kemudian si penjual menjajakan sisirnya dan terjadilah dialog antara penjual dan pembeli.
Contoh :
Penjual (+) : Sisir, sisir. (sisir, sisir)
sapai mau meli. (siapa mau membeli)
Pembeli ( - ): Kamik mau meli, (kami mau membeli)
berepai rega. (berapa harganya)
(+) : Dua puluh limak. (dua puluh lima)
( - ): Tau kurang jom. (dapat kurang, tidak)
(+) : Jom tau. (tidak dapat)
Sisir yang ditawarkan tadi dilihat pembeli dan anggota-anggotanya dan akhirnya disimpan atau dibuang oleh anggota pembeli tersebut.
Kemudian pembeli berkata lagi,
( - ): Wah, sisir lesi. (wah, sisirnya hilang)
(+) : Tau digegek jom. (dapat dicari, tidak)
( - ): Tau. (dapat)
Pada saat itu penjual mencari barangnya/sisir yang dijual tadi, karena pada saat menyembunyikannya atau membuangnya si penjual tidak melihat, maka penjual akan berkata pada pembeli lagi :
(+) : Jom tau. (tidak dapat)
( - ): Tau diganti jom. (dapat diganti, tidak)
(+) : Tau. (dapat)
( - ): Ganti pakai apai. (ganti dengan apa)
(+) : Ganti manuk. (ganti ayam)
( - ): Pilih yang menai, mirah, itam, puteh. (pilih ayam yang mana, merah, hitam atau putih)
(+) : Manuk yang puteh. (ayam yang putih)
Di dalam memilih ayam sebagai ganti warnanya ditentukan oleh pakaian yang dipakai oleh anggota si pembeli atau berdasarkan nomor urut yang dimulai dari pembeli setelah itu si penjual mengejar ayam yang dipilihnya., sebagai ganti sisir yang hilang, namun si pembeli juga berusaha juga untuk menghalangi usaha si penjual ini dan anggota juga berusaha menghindari dari kejaran si penjual.
Apabila ayam yang dikehendaki si penjual dapat ditangkap, maka anggota atau ayam tadi menggantikan si penjual sisir dan si penjual menjadi anggota si pembeli. Sedangkan kalau tidak dapat menangkap, maka permainan diulang kembali atau ganti penjual sisirnya.
Sumber:
http://ace-informasibudaya.blogspot.co.id/2010/01/permainan-rakyat-kalbar.html
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.