Tarling adalah sejenis musik dan pertunjukan yang amat populer di daerah Cirebon dan sekitarnya. Kesenian ini sudah berkembang dari tahun 1970. Kata “tarling” adalah singkatan dari gitar dan suling, yang merupakan alat musik utama yang dimainkan selain kendang dan gong.
Anda dapat menemukan grup grup tarling di pesta pernikahan atau khitanan di wilayah Cirebon. Selain itu, grup tarling juga dapat meramaikan alun-alun atau lapang saat ada pesta rakyat dan sejenisnya.
Pada umumnya, saat pentas tarling ada drama dalam bahasa Cirebon yang diiringi atau diselingi nyanyian dan petikan gitar, suling, gong, dan kendang. Pelakon tarling yang disebut sebagai dalang ada empat sampai delapan orang. Tergantung alur cerita, nyanyian bisa lagu sedih atau gembira dan pentas bisa diiringi dengan guyonan atau lawak. Salah satu cerita terkenal yang biasa dibawakan ialah tentang kisah cinta Baridin dan Ratminah. Cerita ini bahkan sudah difilmkan. Pentas biasanya dimulai jam delapan atau sembilan malam dan berakhir di tengah malam.
Jaman dahulu, seseorang terlihat kaya kalau dia bisa sewa atau “nanggap” grup tarling di acaranya, apalagi yang diundang untuk hadir adalah grup tarling terkenal yaitu grup Putra Sangkala yang dipimpin oleh Haji Abdul Ajid.
Saat ini, tarling sudah berkembang dan sudah dikombinasikan dengan sedikit dangdut mengikuti selera pasar. Akan tetapi, tarling klasik tetap lebih dicintai oleh masyarakat Cirebon karena masih asli dan unik. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat Indonesia untuk melestarikan tarling klasik agar generasi yang mendatang masih bisa menikmati musik dan pertunjukan khas Cirebon ini.
#OSKMITB2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang