|
|
|
|
![]() |
#SBM Sureq Galigo Tanggal 26 Jan 2016 oleh Suhidin . |
Setelah 7 malam dari waktu undangan disebar. Maka sampailah waktu dimana perundingan dimulai. Penduduk Bottilangi telah berkumpul bersama Datu Patotoe dan Datu Palinge. Tidak ketinggal ibundanya La Rumpammega. Saudaranya To Wakkaroda dari utara telah hadir. Dari timur tampak saudaranya Sangkamalewa datang bersama permaisurinya dengan iringan rombongan berjumlah 7000. Dari selatan tampak saudaranya dengan usungan kebesarannya, Sinrampatara dan permaisuri diiringi 3000 prajurit. Dari barat juga telah muncul saudaranya Sennebatara dan permaisurinya. Sementara situasi di Kerajaan Toddatoja masih dalam persiapan. Seluruh penduduknya berkumpul, termasuk daerah taklukan Guru Riselleng. Rombongan La Balaunyi, Popokarodd Baja-Bajae Riwutempongen dari laut seberang telah siap mengiringi sang penguasa Uriliyu. Dengan pakaian kebesaran Toddatoja, Sinaung Toja dan Rajanya Guru Riselleng siap berangkat. Bertahtakan emas Aballette, kalaru 65 di kedua sisi tangannya, lolak permata cincin, ikat pinggang Pucukgonratu, keris emas buatan Matasolo dan mahkota Busaempong berhiaskan bunga matahari dan mayang keemasan. Bersarung kebesaran bungawaru corak naga, berbaju sutra sulam emas yang berhiaskan bunga matahari pasangan dari dasar laut ini siap naik ke Bottilangi. Di perjalannya, ditemuinya banyak kemenakannya. Ada Balasanriwu dari wilayah Latenriwu sedang bertugas menyabing petir, menyulut kilat dan menyalakan api agar tangga pelangi dapat turun. Ada Ajitellino dari wilayah Mallageni sedang mengatur bintang-bintang. Dan tibalah mereka di Istana Agung Bottilangi. Melihat para undangan telah lengkap, Datu Patotoe memulai musyawarah penentuan siapa yang pantas turun di Perettiwi. "Berapakah putra dan puteri mu kakanda ?" Tanya Sinaung Toja pada Datu Patotoe. "Ada 9 putraku. Yang tertua adalah Batara Guru. Kemudian La Meggaji. Ajipalallo. Ajipalerung. Ajitellino. Sangiyangkapang. Dettiyaunru. Ajipawewang. Bataraunru Ajimangkau. Lalu engkau ?" Tanya Datu Patotoe pada Sinaung Toja. Dijawabnya "Ada 9 juga. Putri pertamaku We Nyiliktimo yang akan menjadi ratu di Toddatoja. Putraku Linrungtalaga Raja seluruh Uriliyu. Sangiyamparek calon Raja di Perettiwi. La Weroilek Raja Toddasolok. Dettialangi Raja Wuluwongeng. I La Samudda Raja Marawennang. La Werounru Raja dipinggir laut. Dan Raja di Lappitana" Maka keputusanpun diambil. Batara Guru putra Datu Patotoe akan turun dari langit dan We Nyiliktimo putri Sinaung Toja akan naik dari dasar laut untuk menetap di Perettiwi. Maka setelah tiba saatnya mereka di Perettiwi dan berubah menjadi manusia maka mereka telah berada didalam Alelino. Setelah To Manurung pertama disepakati. Merek berembuk akan keturunan mereka yang lainnya. Yang akan menjadi To Manurung kedua. Disepakati pula putra Sangkamalewa yaitu La Urumpessi Raja Sawammega dan putri To Wakkaroda yaitu We Padauleng yang akan hidup sebagai manusia di Alelino keturunan Bottilangi. Kedua To Manurung ini kelak akan dipersatukan dengan tali pernikahan.
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |