|
|
|
|
Ritual Hari Nelayan Tanggal 14 Aug 2018 oleh OSKM18_16718153_Sofhia Ribka Aritonang. |
Hari Nelayan merupakan ritual tahunan yang diadakan di pantai Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, tepatnya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI)—atau masyarakat setempat biasa menyebutnya dengan Dermaga. Acara tahunan ini rutin diselenggarakan setiap tanggal 6 April tiap tahunnya, pada tahun 2018 tradisi sudah genap berusia 58 tahun.
Ritual ini dimulai dengan pemilihan putri dan putra nelayan yang dilakukan melalui beberapa tahap seleksi. Putri Nelayan disini mewakili Nyi Roro Kidul yang mana adalah Ratu pantai Selatan. Ritual ini bertujuan untuk memberi ucapan syukur kepada Nyi Roro Kidul sebagai penguasa pantai Selatan. Setelah terpilih putra dan putri nelayan, lalu mereka akan diarak menggunakan delman untuk berkeliling daerah Palabuhanratu. Selain itu, biasanya murid-murid TK, SD, SMP, bahkan SMA turut serta bersama rombongan putra dan putri nelayan, mereka ikut berjalan kaki menyusuri jalanan raya Palabuhanratu yang kegiatannya biasa disebut sebagai pawai.
Sementara putra dan putri nelayan diarak keliling Palabuhanratu, di Dermaga diadakanlah ritual ucapan syukur dengan cara menjatuhkan sesajen yang berupa benih ikan, bibit udang, dan tukik (anak penyu) ke tengah teluk Palabuhanratu dengan harapan hasil laut Palabuhanratu dapat bertambah setiap tahunnya. Namun, dahulu sesajennya biasanya berupa kepala kerbau, tetapi sekarang sudah diganti.
Hari Nelayan tidak berhenti di satu hari saja, tetapi kemeriahannya terus berlanjut sampai sebulan ke depan. Selama sebulan itu, di kawasan Dermaga sisi jalannya digunakan untuk berjualan, layaknya seperti pasar. Pasar ini biasanya dimulai pada malam hari. Ada banyak sekali barang-barang yang dijual disini, mulai dari pakaian, sepatu, makanan, jam, dan masih banyak lagi. Selain dengan banyaknya lapak baru itu, disini juga ada wahana permainan kecil-kecilan yang berupa bianglala, komedi putar, ombak banyu, rumah hantu, kereta api, odong-odong mini, kora-kora, pertunjukkan tong setan, dan mandi bola.
Setelah sebulan, keramaian di Dermaga perlahan-lahan redup dan para pedagang satu per satu mulai mengemasi barangnya dan menutup lapaknya. Akhirnya, Dermaga menjadi kembali seperti biasa.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |