×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Kalimantan Selatan

Asal Daerah

Banjarmasin

Hampang Datu

Tanggal 19 Dec 2018 oleh Riani Charlina.

SEKALI setiap saat di Kalimantan Selatan, ada sebuah desa bernama Padang Batung. Penduduk desa adalah petani. Mereka sangat bersyukur memiliki tanah yang subur. Mereka semua hidup makmur.

Untuk menunjukkan rasa terima kasih mereka secara teratur mengadakan sebuah upacara. Itu diadakan setelah mereka panen. Mereka menamakannya Manyanggar Banua. Dalam upacara tersebut mereka menyiapkan persembahan. Makanan dan minuman diatur dengan baik sebagai persembahan.

Penduduk desa baru saja dipanen. Segera mereka akan mengadakan upacara Manyanggar Banua. Pria dan wanita, muda dan tua mulai mempersiapkan tempat mereka. Ada yang sibuk memasak dan ada yang sibuk membersihkan dan menyiapkan tempat mereka.

Semuanya telah ditetapkan. Makanan dan minuman sudah siap: Tempat mereka n'as dekan. Keesokan harinya mereka akan mengadakan upacara tersebut.

 Saat itu fajar. Seseorang berteriak!

Hei! Mana makanan? Siapa yang mencuri makanan untuk persembahan? "

Orang-orang segera datang untuk melihat apa yang terjadi! Mereka semua kaget melihat sesajen mereka berantakan.

"Apa yang terjadi di sini? Siapa yang melakukan ini? Siapa yang makan makanan ini?"

Tidak ada yang tahu jawabannya.

"Kita harus menemukan siapa yang melakukan ini! Kita harus menghukum pencuri itu!"

"Ya, tapi bagaimana?" Tanya seseorang

"Saya punya ide, kami mengatur makanan dan minumannya sekali lagi Tapi kita memasukkan nasi ke dalam panci yang bocor Ketika pencuri membawa panci, kita bisa mengikuti jejak nasi."

"Ini ide bagus, ayo kita lakukan."

Kemudian penduduk desa sekali lagi mengatur penawaran mereka. Mereka memasak nasi dan memasukkannya ke dalam panci yang bocor. Mereka semua berharap bisa menangkap pencuri itu.

Mereka mengatur penawaran seperti yang mereka lakukan sebelumnya. Mereka juga membersihkan kotorannya. Pada malam hari mereka semua pulang ke rumah. Di pagi hari, semua penduduk desa terbangun dan segera pergi ke tempat upacara mereka. Dan ya, tempat itu berantakan lagi. Dan panci itu hilang.

"Hei, lihat, ada nasi di sini, ayo ikuti jalannya!"

Penduduk desa dengan hati-hati mengikuti jalan setapak. Mereka tidak mau ketinggalan nasi di tanah. Jejak itu berhenti di depan sebuah gua. Penduduk desa ragu-ragu.

"Apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita masuk?"

"Tidak!" Kata seorang wanita tua.

Dia melanjutkan, "Anda tahu siapa yang tinggal di sini?"

"Tidak, tolong beritahu saya siapa yang tinggal di sini."

"Ini adalah roh yang disebut Datu, sangat berbahaya jika kita masuk ke dalam gua," kata wanita tua itu.

"Jadi apa yang harus kita lakukan?"

"Tutup gua ini dengan bambu. Saya yakin roh itu tidak akan mengganggu kita lagi."

Penduduk desa mengumpulkan beberapa bambu dan mereka semua menutup gua. Setelah itu mereka semua pulang. Keesokan paginya, mereka semua pergi untuk melihat persembahan mereka. Dan tidak ada yang terjadi. Persembahan mereka masih diatur dengan baik. Mereka bisa menggelar upacara dengan baik. Sejak itu, mereka menamai tempat itu sebagai Hampang Datu. Hampang berarti menutup dengan bambu dan Datu berarti semangat. ***

 

 

sumber: http://winrymarini.blogspot.com/search/label/Kalimantan%20Selatan

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Joko Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...