Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Legenda Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur
Gunung Lakaan
- 13 November 2018

Menurut cerita orang tua-tua di Belu, pada jaman dahulu kala, seluruh Pulau Timor masih digenangi air, kecuali puncak gunung Lakaan. Pada suatu hari turunlah seorang putri dewata di puncak gunung Lakaan dan tinggallah ia di sana. Putri dewata itu bernama Laka Lorak Mesak yang dalam bahasa Belu berarti Putri tunggal yang tidak berasal usul. Laka Lorak Mesak adalah seorang putri cantik jelita dan luar biasa kesaktiaannya. Karena kesaktiannya yang luar biasa itu, maka Laka Lorak Mesak dapat melahirkan anak dengan suami yang tidak pernah dikenal orang. Itulah sebabnya Laka Lorak Mesak disebut pula dengan nama Nain Bilakan yang artinya berbuat sendiri dan menjelma sendiri.

Beberapa tahun kemudian Putri Laka Lorak Mesak berturut-turut melahirkan dua orang putra dan dua orang putri. Kedua putranya diberi nama masing-masing, Atok Lakaan dan Taek Lakaan. Sedangkan kedua putrinya masing-masing diberi nama : Elak Loa Lorak dan Balak Loa Lorak. Setelah keempat putra-putri ini dewasa mereka dikawinkan oleh ibunya karena di puncak gunung tidak ada keluarga lain. Atok Lakaan kawin dengan Elak Loa Larak dan Taek Lakaan Kawin dengan Balak Loa Larak. Sementara itu air laut mulai surut dan pulau Timor sudah terbentuk menjadi daratan yang luas. Atok Lakaan dan istrinya Elak Loa Larak kemudian pindah dari Lakaan ke bukit Nanaet Dubesi, lalu mendirikan kerajaan yang bernama Naetenu. Dikisahkan pula bahwa salah sorang anak dari Atok Lakaan ini kemudian merantau ke Timor Timur dan mendirikan sebuah kerajaan di sana yang diberi nama kerajaan Mau Katar. Nama Mau Katar masih ada hingga sekarang. Turunan Atok Lakaan yang lain terus menetap di Belu dan mendirikan kerajaan sendiri dengan nama kerajaan Fehalaran. Sedangkan Taek Lakaan dan istrinya Loa Larak  memperanak 10 orang anak laki-laki. Semuanya kemudian menjadi pemuda yang gagah berani dan mereka merantau ke mana-mana. Seorang anak yang bernama Dasi Tuka Mauk berlayar ke Pulau Flores lalu kawin dan menetap di sana. Sedangkan 4 orang anak lainnya merantau dan
menetap di Timur Tengah Utara sekarang. Mereka yang merantau menetap di Timor Tengah Utara ialah masing-masing : 1 Dasi Boki Mauk menetap di Desa Biboki 2 Dasi San Mauk menetap di Insana 3 Dasi Lida Mauk menetap di Lidak; dan 4 Dasi Leuk Mauk menetap di Lekuhun.


Kelima putra lainya dari Taek Lakaan tetap tinggal di Belu dengan keturunannya hingga sekarang. Dari kisah Putri Laka Lorak Mesak inilah timbul adat kebiasaan di Belu hingga sekarang dimana  anak-anak selalu mengikuti keluarga ibu. Juga dari kisah inilah maka orang Belu, orang Timor Leste, orang Timor Tengah Utara maupun orang Flores sampai hari ini tetap merasa bersaudara. Cerita ini hampir sama dengan banyak cerita mitos tentang asal usul manusia dikalangan masyarakat primitif, tetapi pada umumnya semua cerita mitos mengisahkan bahwa semua manusia apapun ras, suku, budaya dan agamanya, semuanya mempunyai satu asal. Dalam agama-agama modern, semua manusia adalah sama karena semuanya adalah ciptaan Tuhan Maha Pencipta. Khusus dikalangan masyarakat Belu, Laka Lorak Mesak mengagungkan kedudukan seorang ibu sebagai sumber penerus kehidupan umat manusia di bumi. Karena itu setiap ibu wajib dihormati dan dikasihi sepanjang masa.

 

Sumber:

https://pakjappy.files.wordpress.com/2008/11/gunung-lakaan.pdf

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Pecel Mie
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 MAsukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap

avatar
Netizen
Gambar Entri
Wisma Gadjah Mada
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Rumah Indis Wisma RRI
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Gereja Santo Petrus dan Santo Paulus Klepu
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Awal mula hadirnya Gereja Klepu sebagai tempat peribadatan bermula dari didirikannya sekolah tingkat dasar untuk rakyat. Sekolah tingkat dasar pertama didirikan oleh Rm. Strater, SJ, seorang misionaris Jesuit, pada tahun 1912. Latar belakang pendirian sekolah ini ialah adanya keprihatinan terhadap tingginya jumlah penduduk pribumi yang masih buta huruf. Umat Katolik awal berasal dari orang-orang yang bekerja sebagai kuli di perkebunan tebu milik tuan-tuan berkebangsaan Belanda. Para kuli yang sudah di sekolahkan akan naik pangkat menjadi mandor. Pastor F. Strater, SJ mengajar mereka untuk membaca dan menulis. Sebagian dari mereka yang tertarik dengan iman Kristiani kemudian memeluk agama Katolik. Sebulan sekali mereka mengikuti magang di Kotabaru. Baptisan pertama terjadi pada tahun 1916. Thomas Sogol dari Kaliduren menjadi orang pertama yang dibaptis. Selang 3 tahun setelah baptisan pertama, pada tahun 1919 baru ada satu orang lagi yang dibaptis. Kemudian tahun 1921, terdapat sat...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Candi Pembakaran
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Candi Pembakaran berada di kompleks Ratu Boko, dimana kita dapat melihatnya setelah melewati gerbang ke-2 dan berada sekitar 30 m ke arah kiri. Dari kejauhan kita akan meliahat satu bentuk candi yang hanya berupa batur dan kaki dilengkapi dengan tangga di arah barat tanpa adanya pintu dan atap. Bila meniti tangga dan sampai di atas pada ujung tangga terdapat semacam sisa gerbang di kedua sisi yang tidak terlalu tinggi. Diamati lebih mendetail, gerbang ini pun memiliki terusan yang menjadi pagar keliling dimana kita bisa melihatnya dengan mengikuti sisa penguncian di sisi lantai.

avatar
Seraphimuriel