×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual adat

Provinsi

Sumatera Utara

Gundala (Tarian Pemanggil Hujan)

Tanggal 28 Apr 2015 oleh Friskalaras .

Sebagian masyarakat Indonesia mungkin lebih mengenal Gundala sebagai nama seorang tokoh superhero dalam komik Indonesia tahun 1970-an karya Hasmi. Tapi yang satu ini tak kalah menariknya, yaitu Gundala-gundala. Suatu seni pertunjukan masyarakat Karo yang menggunakan topeng kayu. Gundala-gundala pada umumnya ditampilkan dalam upacara Ndilo Wari Udan, yaitu upacara memanggil hujan) pada musim kemarau panjang.

Selain pemeran-pemeran yang menggunakan topeng kayu, pada seni pertunjukan yang sekaligus upacara memanggil hujan itu, juga ada yang berperan sebagai si Manuk Gurda Gurdi, burung penjelmaan pertapa sakti. Kisahnya memang terkait dengan burung tersebut. Ada sejumlah variasi cerita rakyat atau legenda yang terkait dengan Gundala-gundala ini. Salah satunya adalah kisah tentang kehidupan masyarakat yang hidup rukun dan damai di dataran tinggi Karo, dipimpin oleh raja yang disebut Sibayak. Sang raja memiliki satu-satunya keturunan, yaitu seorang putri kesayangan.

Putrinya kemudian menikah dengan kepala pengawal raja yang kemudian diberi jabatan sebagai panglima kerajaan setelah menikah dengan sang putri. Suatu hari raja mengajak panglima kerajaan untuk berburu di hutan yang lebat. Di tengan hutan rimba, rombongan ini bertemu dengan seekor burung raksasa, penjelmaan seorang pertapa sakti yang bernama Gurda Gurdi. Tidak seperti hewan lainnya, si Gurda Gurdi mampu berbicara seperti layaknya seorang manusia. Pada saat rombongan raja dan panglimanya bertemu dengannya, sang burung menyapa salam raja seraya menunjukkan rasa hormatnya, membuat panglima raja menaruh simpati dan mengajaknya pulang untuk tinggal di istana menemani istrinya, sang putri raja.

Hari-hari kehidupan sang putri yang ditemani Gurda Gurdi bertambah ceria dan bahagia, karena pada saat  suaminya melaksanakan tugas keluar daerah, Gurda Gurdi mampu menghibur sang putri sekaligus mampu memberikan perlindungan yang sempurna. Burung jelmaan pertapa sakti ini tidak hanya tangguh dalam dunia persilatan, namun juga ampuh menangkal semua jenis racun, mantra, guna-guna, termasuk ilmu santet.

Namun sang burung memiliki pantangan, yaitu paruh yang merupakan simbol kehormatannya tak boleh dipegang. Suatu ketika, selagi sang putri asyik bercanda dan tanpa sengaja memegang paruh Gurda Gurdi, yang membuat burung ini berang dan tidak menunjukkan sikap bersahabat. Mengetahui keadaan ini, suaminya berusaha membujuk Gurda Gurdi dengan mengelus paruh burung tersebut. Ketidaktahuannya  atas karakter dan sifat Gurda Gurdi membuat kemarahannya terulang padahal tindakan tersebut dianggap sang burung sebagai bentuk pelecehan yang sangat menyakitkan.

Si Gurda Gurdi menjadi marah besar, dengan mata merah dan bulu berdiri, dia melakukan sambaran dan pukulan ke arah panglima. Jadilah pertempuan maha hebat antara panglima kerajaan dengan si Gurda Gurdi. Raja kemudian memerintahkan para pengawal membantu sang panglima yang akhirnya bisa mengalahkan sang burung. Gurda Gurdi terkena pukulan mematikan di bagian kepala.

Setelah sang burung tewas, barulah raja, panglima kerajaan, sang putri, dan seluruh warga tersadar, bahwa mereka telah membunuh hanya karena kesalah pahaman. Seluruh istana berkabung, demikian pula rakyat ikut berkabung. Hari tiba-tiba mendung dan menitikkan air tanda berkabungnya alam atas kematian Gurda Gurdi, hujan deras pun melanda seluruh negeri. 

 

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Jaka Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...