×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Bahan Masakan Minuman

Elemen Budaya

Makanan Minuman

Provinsi

Banten

Gula Kawung

Tanggal 27 Dec 2017 oleh Oase .

Konon, gula kawung/gula aren khas Baduy memiliki rasa manis yang pas. Gula kawung dikonsumsi sehari-hari sebagai pemanis makanan dan minuman. Pengawet gula tersebut menggunakan kulit, pohon manggis, dan sarang lebah (sarang odeng). Cetakan gula aren terbuat dari kayu.

Proses pembuatan gula ini tidak semanis rasanya. Untuk membuat gula kawung, harus memanjat pohon aren untuk mengambil air niranya. Biasanya, air nira diambil dua kali sehari, pagi dan sore.

Hasil sadapan air nira ditampung dalam bambu yang disebut lodong. Dalam proses pembuatan gula kawung, masyarakat melakukannya di saung dekat kebun jauh dari rumah, api besar yang digunakan untuk memasak berbahaya apabila dekat rumah dan asapnya mengganggu tetangga. Air nila yang ditampung dalam kuali besar direbus di atas bara api besar hingga kental, bila terlihat sudah susah diaduk karena pekat dan kental tandanya air nira sudah siap cetak. Bila selesai dicetak, gula kawung dibungkus dan diikat lalu siap dipasarkan. Petani harus mengambil air nira (lahang) pagi pada pukul 6 atau 7 pagi, jika lebih dari waktu tersebut lahang akan asam dan gulanya lengket. Begitupun saat sore hari, petani harus menjemput lahang pada pukul 15:00 atau 18:00. Di saat cuaca kurang baik, petani harus tetap memanjat pohon aren untuk menjemput lahang tepat pada waktunya. Tak selesai sampai di situ, petani gula juga harus memasak lahang tersebut sampai mendidih agar tidak basi.

Petani biasanya tidak setiap hari memasak langsung lahang sampai menjadi gula karena butuh waktu lima sampai enam jam dari air sampai menjadi gula. Jika sudah jadi gula, petani menjual gula satu butir dengan harga Rp8.000 atau Rp10.000.

Proses pembuatan gula aren tidak sebanding dengan harganya. Sesuai dengan peribahasa "Tungkul Ka Jukut, Tanggah Ka Sadapan" yang artinya petani gula tidak boleh banyak pilihan, hanya boleh melihat ke atas nira dan ke bawah ke semak-semak. Peribahasa tersebut menggambarkan betapa setianya para petani gula terhadap pekerjaannya.



 

Sumber:

https://www.instagram.com/mulyono_nasinah/

https://direktori-wisata.com/pesona-suku-baduy-desa-wisata-kanekes-banten/

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...