Bertepatan karena dulu sempat mempelajari alat musik tradisional secara teoritis kali ini saya memberikan sedikit informasi yang telah saya dapatkan selama saya tinggal dan bersekolah di kota Medan mengenai salah satu musik tradisi dari suku Batak Toba yaitu Gondang. Sebelumnya, apa sih sebenarnya arti dari kata gondang itu sendiri? ternyata gondang memiliki tiga arti berbeda tergantung dari mana kita meninjaunya. Pertama, Gondang dapat diartikan sebagai suatu jenis alat musik yang mirip gendang jika kita mengartikan dari aspek media. Sedangkan, dari aspek jenis musik maka gondang bisa diartikan sebagai suatu jenis musik bahkan gondang juga diartikan sebagai komposisi musiknya.
Musik gondang terdiri dari 2 jenis berdasarkan ansambelnya, ansambel yang pertama ialah Gondang Sabangunan yang biasanya dimainkan di luar rumah maupun di halaman rumah. Gondang Sabangunan terdiri dari
-sarune bolon yang merupakan alat musik tiup double reed (obo) .Pemain Sarune mempergunakan teknik yang disebut marsiolak hosa (kemballikan nafas terus menerus) dan pemain memainkan frase-frase yang panjang sekali tanpa henti untuk tarik napas.
- tagading yang merupakan 5 buah kendang yang berjejer. Cara memainkannya dipukul menggunakan pukulan, jadi tidak dipukul langsung oleh tangan.
- ogung merupakan gong yang berjumlah 4 buah yang masing-masing memiliki peran dalam membentuk irama. Dalam konsepnya mirip seperti siklus gongan yang ditemukan pada musik gamelan dari Jawa dan Bali, tetapi irama lebih singkat.
- gordang yang merupakan kendang besar yang menonjolkan irama ritme.
Jenis yang kedua adalah Gondang Hasapi yang biasanya dimainkan di dalam rumah.
Tangga nada gondang disusun dengan sangat unik yaitu hampir sama dengan tangga nada diatonis mayor yang ditemukan di musik barat. Hal ini sangat unik karena sejauh yang saya tahu tidak bisa ditemukan di tempat lain. Dulu, musik ini hanya dipakai di acara yang bersifat sakral (kematian,pernikahan,kelahiran dll) tapi setelah perkembangan jaman musik ini pun dipakai sebagai hiburan untuk masyarakat dan instrumen yg dipakai tidak lagi asli 100% dari daerah tapi sudah tercampur dengan instrumen modern seperti keyboard,gitar,bass dan drum.
Di kota Medan sendiri masih banyak sekolah-sekolah yang memiliki alat musik tersebut sebagai ajang pembelajaran dan pelestarian budaya. Sehingga kelak diharapkan generasi yang akan datang masih mengetahuinya dan memainkannya.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja