Sebagian di antara kamu, tentu sudah pernah memakan jajanan tradisional tersebut. Berbahan dasar singkong, getuk menjadi makanan tradisional yang hampir ada disetiap daerah. Tentunya dengan ciri khas daerah masing-masing. Salah satunya adalah getuk semar yang berasal dari Karanganyar, Jawa Tengah.
Sering dijadikan sebagai oleh-oleh, getuk semar ini berbeda dengan getuk lindri, getuk pisang dan juga getuk goreng yang merupakan modifikasi dari getuk. Ya, karena getuk semar ini terbuat dari singkong jalak towo yang dikukus lalu ditumbuk bersama gula merah lalu diiris-iris tanpa ada lagi proses selanjutnya, melainkan langsung dihidangkan.
Mungkin tampilannya buat kamu kurang menarik. Ini karena selain tanpa toping apapun, getuk semar juga tanpa pewarna makanan sehingga berwarna putih bersih khas singkong. Tapi untuk soal rasa, sudah pasti enak di lidah. Mengutip laman widhyuana.com (20/12/2017), singkongnya terasa lembut, berpadu dengan manisnya gula dan gurihnya kelapa parut. Saat disantap, getuknya lumer di dalam mulut bahkan tanpa dikunyah sekalipun. Dijamin bisa bikin kamu ketagihan deh. Cocok juga nih buat oleh-oleh bagi yang berusia lanjut.
Selain itu, getuknya juga tanpa pewangi makanan dan tanpa pengawet, sehingga lebih sehat dan aman dikonsumsi siapapun. Wangi getuknya asli berasal dari bau singkong dan kelapa parut. Karena tanpa pengawet, getuk semar pada suhu ruang hanya bisa bertahan sekitar 8-12 jam saja. Lebih dari itu rasanya sudah berubah. Supaya bisa bertahan lebih lama, kamu bisa menyimpan getuk di lemari pendingin. Tapi itu pun biasanya hanya bertahan dua sampai tiga hari saja. Memasuki hari keempat, rasanya sudah berubah dan nggak enak dimakan.
Untuk harga, kamu nggak perlu khawatir. Cocok dijadikan sebagai teman minum teh atau kopi, harga getuk semar nggak bakal menguras isi dompet kamu. Cukup dengan Rp 13 ribu saja, kamu sudah bisa mendapatkan sekotak getuk semar yang berisi 18 potong getuk ukuran sekitar 3x3 cm. Cukup murah, bukan?
Nah, jika kamu ingin mencicipinya, datanglah ke gerai getuk semar yang tersebar di beberapa lokasi di Karanganyar. Salah satunya di dekat Alun-alun Karanganyar dan di dekat Terminal Karangpandan. Eits, tapi jangan sampai kehabisan ya. Karena dalam hitungan jam saja, getuk di sana biasanya sudah habis
Nah, kalau kamu melintas Karanganyar, sempatkan untuk mampir membeli getuk semar ya.
Sumber:
https://www.inibaru.id/kulinary/lembutnya-getuk-semar-getuk-putih-polos-tanpa-toping
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja