Gethuk Singkong dengan Parutan Kelapa
Kudapan Khas Nenek dari Semarang
Gethuk merupakan suatu kudapan sederhana yang berasal dari daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pada dasarnya, Gethuk merupakan singkong yang telah dikupas, kemudian direbus, dan ditambahkan suatu hal yang manis, umumnya gula merah ataupun parutan kelapa. Pada kebiasaan masyarakat Jawa Tengah, Gethuk sering kali dimakan ketika sore hari, untuk menunda kelaparan yang telah tiba secara dini karena tuntutan energi kehidupan, baik itu kegiatan sekolah atau hal yang terkait pendidikan, maupun beban pekerjaan yang dialami oleh para pekerja yang tengah membanting tulang untuk mencari nafkah untuk keluarganya. Bagaimanapun juga, gethuk merupakan makanan ringan yang murah dan cocok dimakan dengan segelas kopi hitam ataupun teh hangat.
Makanan Gethuk terdapat di seluruh daerah Jawa, dan oleh karena itu, proses pembuatan Gethuk mengalami suatu perbedaan tergantung daerahnya, sebab hampir setiap daerah melakukan modifikasi dalam pengolahannya. Ada berberapa daerah yang menggoreng singkongnya, alih-alih merebusnya, supaya mendapatkan suatu tekstur yang lebih renyah dan garing dibandingkan dengan metode yang konvensional. Adapun juga yang menggunakan buah pisang sebagai dasar pembuatan gethuk, sebab diyakini membuat gethuk terasa lebih manis ketika sudah selesai direbus ataupun digoreng. Namun, pada kesempatan hari ini, yang akan dibicarakan adalah Gethuk yang diolah secara klasik, asli Semarang.

Ilustrasi makanan gethuk klasik. (diambil via Google Images)
Cara klasik membuat gethuk yakni dengan menggunakan dasar singkong yang hanya diberi parutan kelapa dan gula merah yang disajikan secara terpisah. Jenis Gethuk yang dibahas merupakan jenis yang klasik sebab menurut narasumber dari artikel ini, yakni nenek penulis sendiri yang berasal dari Semarang, ini merupakan cara yang lebih sehat karena tidak melibatkan penggorengan yang cenderung menyebabkan penyakit tenggorokan dan juga karena menurut beliau, “Gethuk memang lebih enak kalau sesuai dengan aslinya.”
Maka, langsung saja, kita bahas saja cara pembuatan Gethuk Singkong!
Pertama, akan dibutuhkan bahan-bahan sebagai berikut:
Setelah terkumpul bahan-bahan yang dibutuhkan, ikuti tahap-tahap berikut ini:
Itulah caranya membuat Gethuk Singkong, menurut nenek penulis. Setelah menyampaikan ini, beliau juga turut memberikan pesan-pesan yang patut diingat dalam proses pembuatan gethuk:
Dengan demikian, selesailah artikel ini yang menjelaskan tentang pembuatan gethuk singkong dengan parutan kelapa. Sampai jumpa di lain kesempatan, dan teruslah melestarikan budaya Indonesia!
#OSKMITB2018 #OSKM2018
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang