|
|
|
|
Gedung Siola #DaftarSB19 Tanggal 05 Aug 2018 oleh Oskm18_16718319_angelo . |
Gedung Siola Surabaya berdiri memanjang di Jalan Tunjungan dan Jalan Genteng Kali, membentuk bangunan menyudut di pertemuan kedua jalan. Gedung ini sedang dalam tahap akhir renovasi ketika saya berada di sana untuk menjadi pusat perbelanjaan baru bernama Tunjungan City, kabarnya setelah tiga tahun terlantar bak gedung hantu.
Namun upaya menghidupkan kembali Gedung Siola sebagai pusat bisnis tampaknya menghadapi kendala, sehingga sejak 2015 Gedung Siola telah dialihfungsikan menjadi Kantor Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Surabaya, kantor Badan Koordinasi Pelayanan dan penanaman Modal (BKPPM), serta Museum Surabaya.
Gedung Siola Surabaya merupakan bangunan tua warisan dari jaman kolonial Belanda yang dibangun pertama kali pada 1877 dan ditempati toko Whiteaway Laidlaw & Co milik pengusaha Inggris, Robert Laidlaw (1856-1935), yang menjual tekstil dan pakaian, dan kemudian sempat berkembang menjadi toserba terbesar di wilayah Hindia Belanda.
Gedung Siola Surabaya yang waktu itu masih Toko Chiyoda, terbakar habis dalam pertempuran itu. Gedung ini mendapatkan namanya ketika dibuka pada 1960-an sebagai Toko Siola (dari nama pemiliknya, yaitu Soemitro - Ing Wibisono - Ong - Liem - Ang), namun ditutup pada 1998. Dibuka lagi pada 1999 sebagai Ramayana Siola, bertahan sampai 2008.
Sebelum bangunan Gedung Siola Surabaya didirikan, daerah Tunjungan berada di sisi selatan Kota Soerabaia (ejaan Surabaya saat itu). Setelah tembok benteng kota yang memisahkan Kota Bawah (Benedenstad) dengan Soerabaia Lama (Oud Soerabaia) dibongkar pada tahun 1880, wilayah Tunjungan kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan baru.
Setelah dialihfungsikan oleh Pemkot Surabaya, pada 3 Mei 2015, Walikota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan pembukaan Museum Surabaya yang menempati ruangan yang ada di lantai dasar Gedung Siola ini. Ketika beberapa waktu yang lalu sedang berada di Surabaya, kami sempatkan berkunjung ke museum yang menyimpan benda-benda bersejarah bagi Kota Surabaya itu.
Upaya menghidupkan kembali gedung tua ini tampaknya tidak begitu mudah. Sewa mahal yang dikeluhkan bisa jadi hanya merupakan salah satu faktor saja yang menjadi kendala. Semoga saja setelah digunakan oleh Pemkot sebagai Museum Surabaya dan sejumlah fungsi lainnya, Gedung Siola akan kembali bersinar dan menjadi salah satu ikon kota Pahlawan ini.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |