sumber : (https://www.aroengbinang.com)
Gedung Cerutu Surabaya letaknya bersebelahan dengan Gedung Hotel Ibis, menempati area sudut di Jl. Rajawali 5, Surabaya. Daerah di sekitar Jalan Rajawali tampaknya memang kaya dengan gedung-gedung tua peninggalan jaman kolonial. Namun Gedung Cerutu merupakan salah satu gedung tua yang unik dikarenakan bentuk menaranya yang menonjol.
Meskipun bangunan utamanya berpola simetris sempurna di bagian depan, namun Gedung Cerutu hanya memiliki sebuah menara yang bentuknya menyerupai batang cerutu, walaupun menurut saya lebih menyerupai bentuk sebuah pelor besar atau roket. Mungkin karena cerutu lebih bersahabat ketimbang pelor atau roket, sehingga gedung ini tidak dinamai Gedung Pelor atau Gedung Roket.
Gedung Cerutu memiliki pintu masuk lengkung setengah lingkar di bagian atasnya, di apit oleh dua lengkung yang lebih kecil dan pendek. Di bagian bawah terdapat dua pasang jendela persegi tinggi dengan sedikit lengkung di bagian atasnya, sementara jendela di lantai dua Gedung Cerutu berbentuk kotak-kotak penuh.
Pandangan lurus pada Gedung Cerutu Surabaya dengan bangunan tinggi memanjang di sebelah kanan depannya adalah Gedung Internatio, gedung tua lainnya di kawasan ini. Sempat saya lihat pada sebuah laman bahwa Gedung Internatio telah dicat ulang sehingga tampak lebih elok, namun tak jelas bagaimana nasib Gedung Cerutu ini.
Sebenaranya Gedung Cerutu Surabaya bisa menjadi penutup sudut yang cantik bagi deretan gedung di salah satu sisi Jalan Rajawali, dengan menara cerutu dan menara pendeknya yang sangat mudah menarik perhatian para pejalan yang lewat di sana. Deretan seng di sebelah kiri menandai bahwa saat itu tengah dilakukan pekerjaan renovasi taman.
Gedung Cerutu dengan bentuk bangunan utamanya dibuat dalam bentuk simetris penuh di bagian depannya, kecuali menara cerutu yang hanya ada di sayap sebelah kanan bangunan. Jika di sebelah kanan bangunan adalah tempat yang masih kosong, tidak demikian dengan sisi sebelah kiri yang tidak memiliki ruang sama sekali karena bersambung langsung dengan bangunan sebelahnya, yaitu Gedung Hotel Ibis.
Saat itu Gedung Cerutu terlihat sudah cukup lama dibiarkan terlantar, dengan warna cat yang kusam dan telah pudar serta ada beberapa bagian terkelupas. Bangunannya sendiri sebenarnya terlihat masih utuh dan kokoh, dan akan terlihat cantik jika saja tidak kabel-kabel telepon dan listrik yang mengganggu pemandangan.
sumber :https://www.aroengbinang.com/2018/05/gedung-cerutu-surabaya.html
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja