Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Cagar Budaya Jawa Barat Bekasi
Gedong Papak

Bekasi memiliki sebutan Kota Patriot karena menjadi garda terdepan saat Penjajahan oleh Jepang dan Belanda melakukan Agresi Militer pada saat 1947 dan 1948. Sebagai Daerah dan garis pertahanan terdepan saat melawwan Jepang, Kabupaten Bekasi memiliki banyak peninggalan bernilai sejarah, seperti Gedung Juang Tambun dan Rumah Tuan Tanah Pebayuran. Terdapat sebuah Gedung yang tidak terlalu dikenal bahkan tertinggal, padahal bangunan tersebut memiliki kontribusi yang luar baaiasa bagi para pahlawan yang bejruang di Bekasi. Gedung tersebut ialah Gedung Papak.

Gedung Papak Berlokasi di Jalan Insinyur Haji Juanda No.100, Desa Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi. Gedung tersebut berdiri di atas tanah tanah seluas 1.5 hektar dan luas Bangunan mencapai 2500 meter persegi. Gedung yang dibangun pada awal abad ke-20 ini dibangun oleh tuan tanah bernama Lee Guan Chin biasa dikenal Baba. Gaya arsitekturnyya mengikuti gaya art deco yang kala itu umum, sehingga gaya arsitektur banyak dijumpai di Jabodetabek hingga Semarang.Penamaan Gedong Papak diberikan sesuai dari persepsi masyarakat terhaadap bentuk bangunan tersebut. Gedong artinya rumah, sedangkan Papak berasal dari kata pak-pak atau rumah yang atapnya tidak ada genteng tapi diplester atau diratakan.

Ali Anwar, seorang Pengamat Sejarah menyampaikan bahwa Pada saat Jepang masuk ke Indonesia, Gedung ini diserahkan secara sukarela oleh Lee Guan Chin kepada KH Noer Alie yang menjadi pemimpin pergerakan revolusi Bekasi. Setelah penyerahan tersebut, Gedung Papak menjadi Markas Pejuang Bekasi.

Setelah Indonesia Merdeka, Gedong Papak menjadi pusat pemerintahan Bekasi saat pertama kali berdiri. Sebelumnya, pada awal Bekasi dibentuk pada 15 Agustus 1950, pusat pemerintaahan masih berada di daerah Jatinegara (sekarang markas Kodim 0505 Jayakarta). Setelah 2 April 1960, Gedong Papak resmi dijadikan kantor pemerintahan Bekasi.

Gedong Papak menjadi Pusar pemerintahan Kabupaten Bekasi hingga tahun 1982, semenjak itu Gedong papak tidak lagi menjadi kantor pemerintahan, namun dijadikan sebagai rumas dinas walikota administrative yang saat itu dipimpin H Soejono hingga H Kailani. Sementara, pusat pemerintahan kembali dipindah ke Jalan A Yani, sampai terjadi pemekaran antara kota dan kabupaten Bekasi.

Akhmad Zurfa’ih (alm), Walikota Bekasi 2004 menjadikan Gedung Papak sebagai Musala yang memiliki daya tamping sebanyak 50 orang jamaah. Selain digunakan untuk salat, juga difungsikan sebagai kegiatan keagamaan lainnya. Lantai 2 digunakan sebagai ketua komisi pemberantasan AIDS

Saat ini, tidak ada wacana dari pemerintah kota Bekasi untuk melakukan revitalisasi atau mengedukasikan Gedong papak sebagai cagar budaya, Gedung papak difungsikan sebagai museum kanak-kanak. Bahkan, Bapak Rahmat Effendi pernah berencana membongkar gedung tersebut yang notabene adalah sebuah cagar budaya yang memiliki peran penting dalam sejarah pendirian kota Bekasi.

#OSKM18

Sumber:

https://www.merdeka.com/peristiwa/sejarah-heroik-kenapa-bekasi-disebut-kota-patriot.html

http://jakarta.panduanwisata.id/beyond-jakarta/bekasi/gedung-papak-saksi-bisu-perjuangan-rakyat-bekasi/

https://www.viva.co.id/berita/metro/237744-gedong-papak-bangunan-sejarah-jadi-mushola

http://jabarekspres.com/2016/sejarah-gedong-papak-yang-tak-terawat/

 

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline