|
|
|
|
Gedong Papak Tanggal 05 Aug 2018 oleh Oskm18_16718291_christopher . |
Bekasi memiliki sebutan Kota Patriot karena menjadi garda terdepan saat Penjajahan oleh Jepang dan Belanda melakukan Agresi Militer pada saat 1947 dan 1948. Sebagai Daerah dan garis pertahanan terdepan saat melawwan Jepang, Kabupaten Bekasi memiliki banyak peninggalan bernilai sejarah, seperti Gedung Juang Tambun dan Rumah Tuan Tanah Pebayuran. Terdapat sebuah Gedung yang tidak terlalu dikenal bahkan tertinggal, padahal bangunan tersebut memiliki kontribusi yang luar baaiasa bagi para pahlawan yang bejruang di Bekasi. Gedung tersebut ialah Gedung Papak.
Gedung Papak Berlokasi di Jalan Insinyur Haji Juanda No.100, Desa Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi. Gedung tersebut berdiri di atas tanah tanah seluas 1.5 hektar dan luas Bangunan mencapai 2500 meter persegi. Gedung yang dibangun pada awal abad ke-20 ini dibangun oleh tuan tanah bernama Lee Guan Chin biasa dikenal Baba. Gaya arsitekturnyya mengikuti gaya art deco yang kala itu umum, sehingga gaya arsitektur banyak dijumpai di Jabodetabek hingga Semarang.Penamaan Gedong Papak diberikan sesuai dari persepsi masyarakat terhaadap bentuk bangunan tersebut. Gedong artinya rumah, sedangkan Papak berasal dari kata pak-pak atau rumah yang atapnya tidak ada genteng tapi diplester atau diratakan.
Ali Anwar, seorang Pengamat Sejarah menyampaikan bahwa Pada saat Jepang masuk ke Indonesia, Gedung ini diserahkan secara sukarela oleh Lee Guan Chin kepada KH Noer Alie yang menjadi pemimpin pergerakan revolusi Bekasi. Setelah penyerahan tersebut, Gedung Papak menjadi Markas Pejuang Bekasi.
Setelah Indonesia Merdeka, Gedong Papak menjadi pusat pemerintahan Bekasi saat pertama kali berdiri. Sebelumnya, pada awal Bekasi dibentuk pada 15 Agustus 1950, pusat pemerintaahan masih berada di daerah Jatinegara (sekarang markas Kodim 0505 Jayakarta). Setelah 2 April 1960, Gedong Papak resmi dijadikan kantor pemerintahan Bekasi.
Gedong Papak menjadi Pusar pemerintahan Kabupaten Bekasi hingga tahun 1982, semenjak itu Gedong papak tidak lagi menjadi kantor pemerintahan, namun dijadikan sebagai rumas dinas walikota administrative yang saat itu dipimpin H Soejono hingga H Kailani. Sementara, pusat pemerintahan kembali dipindah ke Jalan A Yani, sampai terjadi pemekaran antara kota dan kabupaten Bekasi.
Akhmad Zurfa’ih (alm), Walikota Bekasi 2004 menjadikan Gedung Papak sebagai Musala yang memiliki daya tamping sebanyak 50 orang jamaah. Selain digunakan untuk salat, juga difungsikan sebagai kegiatan keagamaan lainnya. Lantai 2 digunakan sebagai ketua komisi pemberantasan AIDS
Saat ini, tidak ada wacana dari pemerintah kota Bekasi untuk melakukan revitalisasi atau mengedukasikan Gedong papak sebagai cagar budaya, Gedung papak difungsikan sebagai museum kanak-kanak. Bahkan, Bapak Rahmat Effendi pernah berencana membongkar gedung tersebut yang notabene adalah sebuah cagar budaya yang memiliki peran penting dalam sejarah pendirian kota Bekasi.
#OSKM18
Sumber:
https://www.merdeka.com/peristiwa/sejarah-heroik-kenapa-bekasi-disebut-kota-patriot.html
https://www.viva.co.id/berita/metro/237744-gedong-papak-bangunan-sejarah-jadi-mushola
http://jabarekspres.com/2016/sejarah-gedong-papak-yang-tak-terawat/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |