Gantala Jarang adalah makanan tradisional masyarakat Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Makanan khas ini terbuat dari daging kuda. Daging kuda direbus dalam wadah (panci) khusus, biasanya dari potongan drum, dalam waktu yang lama. Daging kuda tersebut hanya direbus dengan hanya menggunakan garam kasar, kemudian diberi bumbu dari akar-akar kayu. Meski tidak dimasak dengan bumbu yang komplet, makanan ini memiliki rasa dan aroma khas.
Di kalangan masyarakat Jeneponto, Gantala Jarang merupakan salah satu makanan yang harus ada dalam berbagai acara, misalnya pesta perkawinan.
Makananan yang dimasak tanpa campuran rempah itu memiliki rasa dan bau yang khas.
Resep Gantala Jarang:
“Irisan daging direbus tanpa bumbu kemudian tuangkan ke dalam rebusan air baru yang telah ditaburi garam, vetsin dan kunyit,”
Ia menambahkan, daging yang telah matang, dituangkan ke dalam rebusan air yang sudah ditaburi bumbu.
Berikut resep ringkas membuat coto kuda : dengan bahan-bahan dasar yang terdiri dari usus, hati, otak, daging kuda, dimasak dengan bumbu sereh, laos, ketumbar, jintan, bawang merah, bawang putih, garam yang sudah dihaluskan, daun salam, jeruk nipis, dan kacang.
-
Rebus daging kuda, usus, dan hati, beri serai, lengkuas, jahe dan salam setelah matang angkat, tiriskan, potong dadu, jerohan kuda matang, potong dadu, sisihkan.
-
Panaskan minyak, tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum, masukkan kedalam kaldu, tambahkan kacang tanah goreng, didihkan.
-
Penyajian, siapkan mangkuk, isi dengan daging dan jerohan beri kuahnya.
-
Taburi bawang goreng, irisan daun bawang dan seledri sajikan dengan buras dan sambal taoco.
-
Pada umumnya Coto Kuda disajikan/dimakan bersama ketupat.
Gantala jarang dipercaya sebagai obat anti tetanus dan dapat membangkitkan gairah vitalitas pria dewasa.
Makanan itu dulunya hanya dapat dijumpai di acara hajatan maupun pesta adat masyarakat Jeneponto.
Kini, gantala jarang bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional di Jeneponto.
Seperti di Pasar Tradisional Tolo, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto terdapat beberapa warung yang menghidangkan Gantala Jarang.
Gantala Jarang bisa dinikmati hanya dengan biaya Rp 20.000 per porsi.
Sayangnya, Pasar Tolo hanya buka dua kali dalam sepekan, hari Selasa dan Sabtu.
Tak lupa juga olahan yang diistilahkan dengan gantala jarang. Gantala adalah makanan tradisional masyarakat Jeneponto.
Makanan khas ini terbuat dari potongan daging ataupun tulang kuda. Daging dan tulang kuda direbus dalam wadah panci khusus, biasanya dari potongan drum, dalam waktu yang lama. Daging kuda tersebut hanya direbus dengan hanya menggunakan garam kasar, kemudian diberi bumbu dari akar-akar kayu. Meski tidak dimasak dengan bumbu yang komplit, makanan ini memiliki rasa dan aroma khas. dagingnya dapat disimpan untuk beberapa hari bila belum hendak dikonsumsi.
Di kalangan masyarakat Jeneponto, Gantala Jarang merupakan salah satu makanan yang harus ada dalam berbagai hajatan, misalnya pesta perkawinan. Bagi Anda yang tidak terbiasa dengan makanan ini pasti tidak akan berselera untuk mencicipinya, tapi masyarakat Jeneponto tidak demikian, dalam pesta-pesta pernikahan tidak akan sah atau ada sesuatu yang kurang jika tamu tidak disuguhi dengan hidangan Gantala Jarang.
Generasi tua di Jeneponto yang justru suka dan selalu mencari gantala ini disetiap hajatan, sebab kuahnya yang tidak terlalu kental dan daging yang direbus dengan matang membuat mudah dinikmati. Menurut masyarakat jeneponto Gantala merupakan menu istimewa generasi tua.
RM yang menyediakan Gantala:
-
Warung coto asuhan Haja Harlina di depan Pemadam Kebakaran, Jl Lanto Dg Pasewang, Kecamatan Binamu
-
Pasar Tolo, Jeneponto
Sumber:
-
https://id.wikipedia.org/wiki/Gantala_jarang
-
http://makassar.tribunnews.com/2017/08/23/ini-4-warung-yang-recommended-untuk-nikmati-olahan-daging-kuda-di-jeneponto?page=3
-
http://makassar.tribunnews.com/2016/01/23/ini-resep-gantala-jarang-warisan-nenek-moyang-haniah
-
http://makassar.tribunnews.com/2017/11/18/tak-banyak-yang-tahu-makanan-khas-jeneponto-ini-juga-ampuh-sembuhkan-tetanus
-
https://toturatea.blogspot.co.id/2014/07/rahasia-kelezatan-cotokonrogantala-kuda.html